Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wawancara] Miss World, Kapitalisasi Kemaksiatan!


Wawancara dengan : Iffah Ainur Rohmah, Jubir Muslimah HTI

Bukan karena Kabupaten Bogor bermotto Tegar Beriman, bukan pula karena penduduknya mayoritas Muslim, kontes Miss World harus ditolak diselenggarakan di daerah yang relatif lebih religius itu. Bahkan Jubir Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Iffah Ainur Rohmah, menegaskan setiap Muslim di mana pun berada wajib menolak even ini, meski diselenggarakan di Jakarta bahkan di Bali sekali pun. Mengapa? Temukan jawabannya dengan wartawan Media Umat Joko Prasetyo. Berikut petikannya. 

Sebagai warga Bogor, tidakkah Anda bangga acara puncak kontes Miss World digelar di kota Anda? 

Justru sebaliknya. Ini akan menodai citra masyarakat Bogor dan Jawa Barat yang dikenal religius dan karenanya sudah muncul berbagai aksi penolakan terhadap kontes pamer aurat ini. Kami tidak akan membiarkan kontes ini diselenggarakan di Bogor.

Kontes Miss World ini kan salah satu ikon kepornoan, merendahkan martabat kaum perempuan karena dikompetisikan kecantikannya semata. Bahkan untuk kepentingan penilaian kompetisi ini, tubuh perempuan diukur layaknya hewan dan akan diperlakukan sebagai kapstok untuk memajang desain terbaru produk fashion dan kosmetika.

Bukankah Wakil Bupati Bogor telah menyatakan akan banyak nilai positif yang bisa diambil dari even ini. Salah satunya akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Bogor. Tanggapan Anda?

Waduh, sudah jelas kontes ini penuh kemaksiatan kok masih dicari nilai positif atau manfaatnya.  Manfaat apa? Mendongkrak pariwisata? Itu sama saja dengan mengambil untung  dari kemaksiatan! Ini bukanlah karakter umat Islam. Bukankah justru kita diperintahkan untuk menghilangkan kemungkaran!!

Namun, bukankah Gubernur Jawa Barat sudah menyatakan dalam acara puncak kontes kecantikan perempuan sejagad ini tidak ada sesi mengenakan bikini? Jadi mengapa harus ditolak juga?

Pernyataan yang menyesatkan! Pak Gubernur tahu bahwa mayoritas masyarakat menolak kontes semacam ini. Entah karena alasan bertentangan dengan syariat atau sekadar karena berpotensi merusak moral.

Dengan pernyataan tersebut opini masyarakat digiring untuk tidak mempersoalkan kontes ini. Perlu diketahui, bahwa kontes Miss World ini pada awalnya sekitar tahun 50-an bernama Bikini Contest. Jadi nggak mungkin menghilangkan kontes pakaian renang. Atau  mungkin Pak Gubernur ingin mengatakan kontes bikininya akan diselenggarakan di tempat lain. Tidak di Bogor, mungkin di Bali atau Jakarta. Sama saja kan?
Bisa jadi pula kontes pakaian renangnya tidak boleh bikini (two pieces swimsuite), tapi harus pakai one piece sebagaimana dipakai kontestan Indonesia ketika ikut kontes serupa. Hendaklah Pak Gubernur takut pada azab Allah karena mengaburkan kebatilan menjadi seolah-olah kebaikan.

Kalau semua even Miss World dilaksanakan di Bali saja, Anda setuju? 

Tetap harus ditolak. Dasar penyelenggaraannya saja sudah bertentangan syariat, menempatkan perempuan seperti komoditas yang layak dimanfaatkan menghasilkan keuntungan. Aurat diumbar untuk memeragakan model pakaian renang, rancangan gaun malam, kosmetik terbaru yang diinginkan pengiklan. Jadi perempuan kayak kapstok baju saja! Ini merendahkan martabat perempuan sekaligus eksploitasi.

Disuruh berlenggak-lenggok pamer kecantikan di hadapan laki-laki yang menontonnya dengan penuh syahwat. Ini kan tabarruj yang juga diharamkan Islam. Kamera-kamera fotografer dan  TV juga menyorot mereka dan menjual gambarnya sebagai produk pornografi.

Acaranya pun diselenggarakan sangat mewah, diopinikan bergengsi dan berbagai kepentingan bisnis dinegosiasikan. Tidak ketinggalan pula kontes seperti ini menjadi ajang pertaruhan/judi atas kontestan pemenangnya. Ini sama dengan membisniskan kemaksiatan. Bahkan ini kapitalisasi kemaksiatan.

Mengapa bisa sampai terjadi kapitalisasi kemaksiatan? 

Kapitalisme yang memandang semua hal dari aspek mendatangkan keuntungan. Tanpa peduli apa mudharat-bahayanya bagi masyarakat banyak. Tidak ada ukuran halal dan haram. Yang ada hanya keuntungan materi. Dan perempuan yang semestinya dihormati pun dikorbankan sebagai sapi perah yang harus menghasilkan pundi-pundi dolar sebanyak mungkin.

Kapitalisme telah menempatkan perempuan seperti barang yang bisa dieksploitasi kecantikannya demi kepentingan bisnis. Bahkan dalam konteks rencana even Miss World ini, tampak bahwa kapitalisme dengan demokrasinya juga menggiring semua orang termasuk para pemimpin (Wakil Bupati, Gubernur Jabar) yang selama ini dikenal taat beragama menghalalkan apa yang jelas diharamkan Allah dengan alasan politik dan pariwisata.

Bisa dikatakan, siapa pun pemimpinnya kapitalisasi kemaksiatan akan terjadi selama kapitalisme demokrasi masih dipilih sebagai dasar tatanan sistem bermasyarakat.

Apa bahaya dari even Miss World dan sejenisnya bagi generasi bangsa? 

Kapitalisme menghasilkan masyarakat yang semakin rusak, kecanduan produk porno. Di sisi lain orientasi hidup banyak orang adalah  ingin cepat terkenal dan menghalalkan segala cara untuk populer dan berlimpah materi.

Melalui kontes Miss World ini semua kondisi buruk tersebut makin dikokohkan. Apa bahayanya bagi generasi bangsa ini? Jelas sangat berbahaya! Kita sudah tahu berapa banyak anak-anak umat yang kecanduan pornografi, pergaulan bebas dan bercita-cita menjadi artis dan model agar cepat terkenal dan kaya.

Belum lagi soal pendidikan di keluarga dan kurikulum sekolah yang gagal menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Belum lagi banyaknya pelecehan seksual pada anak perempuan yang makin marak. Apa jadinya generasi ke depan bila kita biarkan kontes Miss World ini terselenggara?.

Tidak akan ada generasi yang bisa mengentaskan krisis bangsanya. Kita harapkan generasi yang mengharumkan identitas umat Islam dengan keunggulan karakter dan  karya intelektualitasnya. Bukan dicatat dunia sebagai penghasil kepornoan dan pelaku pelecehan seksual.

Tanggung jawab kita di akhirat juga berat sekali. Ingatlah firman Allah “ Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka” (QS At Tahrim:6). Bukan hanya diri dan  keluarga kita sendiri, tapi juga umat dan anak-anak  umat juga tanggung jawab kita.

Lantas bagaimana Islam memandang dan mendudukan perempuan?

Perempuan adalah kehormatan yang wajib mendapat perlindungan. Jadi perempuan adalah kehormatan bagi keluarga bahkan bagi bangsanya. Perlindungan atas kehormatan dan martabatnya adalah sebuah keharusan, dan diwujudkan dalam kebijakan negara.

Tidak akan diizinkan setiap aktifitas dan pekerjaan yang bisa merendahkan martabat perempuan, apalagi mengeksploitasi kecantikannya. Perempuan dilarang menampakkan aurat dan haram tabarruj.

Laki-laki juga haram melihat aurat perempuan. Dilarang perempuan menjadi model dan SPG untuk mendongkrak produk dan menarik perhatian konsumen. Bahkan hal ini juga harus ditegaskan dalam konstitusi sebuah negara, tentu hanya negara yang menerapkan syariah Islam secara kaaffah yakni khilafah, yang bisa mewujudkan kebijakan tersebut.

Hikmah dengan akan diselenggarakannya even kapitalisasi maksiat itu?

Rencana penyelenggaraan Miss World di Indonesia merupakan salah satu bukti kebobrokan sistem kapitalisme dan demokrasi. Maka, tak bisa ditunda lagi untuk meninggalkan nilai dasar dan sistem hidup kapitalisme-demokrasi. Selayaknya kita merujuk pada pemahaman Islam dan mewujudkan negara yang berdasarkan  syariat Islam, Khilafah Islamiyah. [MU]

Posting Komentar untuk "[Wawancara] Miss World, Kapitalisasi Kemaksiatan! "

close