Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kunjungan Menhan AS Ke Indonesia Mempertegas Keinginan AS Untuk Memperkuat Hegemoninya di Asia Tenggara

Pada hari Senin, 26 Agustus, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel berkunjung ke Indonesia dalam lawatannya ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Kunjungan ini khusus dilakukan dengan para menteri pertahanan ASEAN dan negara regional lainnya, termasuk Cina dan India.

Dalam pertemuannya di Indonesia, Hagel membawa dua agenda yang kami anggap penting; pertama, membahas peran negara-negara ASEAN dalam persoalan keamanan khususnya dalam konflik Laut Cina Selatan. Kedua, dibahas pula rencana penyelenggaraan CTX (Counter Terorism Exercise) 2013, di mana kedua negara menjadi Co-Host bagi 18 negara peserta.

Sebagaimana telah diketahui bahwa AS memiliki kepentingan besar untuk menjaga kepentingan mereka di Asia Tenggara, baik hegemoni politik, ekonomi maupun sumberdaya alam seperti di kawasan Laut Cina Selatan yang kaya akan deposit migas. Di kawasan Asia Tenggara AS harus bersaing dengan Cina dalam memperebutkan pengaruhnya. Karena pemerintah Cina pun terus menerus melakukan lobi politik, ekonomi dan militer untuk memenangkan pertarungan politik mereka dengan AS. Hal ini misalnya disampaikan oleh Dubes Cina untuk RI bahwa Presiden mereka ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan RI di semua sektor, karena menilai Indonesia amat penting dan strategis bagi Cina.

Hubungan ekonomi antara dua negara juga mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total ekspor-impor antara Indonesia dan China pada 2012 mencapai US$51 miliar.  Jumlah tersebut meningkat cukup tajam dari 2011, di mana volume perdagangan kedua negara mencapai US$49,1 miliar. Sementara itu, nilai investasi kedua negara pada 2012 mencapai US$141 juta, meningkat dari US$128,2 juta pada tahun sebelumnya.
Bandingkan dengan neraca perdagangan RI-AS  yang pada tahun 2012 total hanya bernilai US$ 26 miliar atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 27 miliar. Oleh karena itu, pemerintah AS ingin mempertahankan hegemoni mereka di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Dalam bidang militer pemerintah Cina juga sudah merancang peningkatan kerjasama dengan RI. 

Sebagaimana dikatakan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin bahwa hubungan militer kedua negara meningkat dari waktu ke waktu. Misalnya dalam bidang industri pertahanan kedua negara telah sepakat untuk memproduksi bersama rudal C-705. Hingga kini Indonesia dan China masih membahas proses pelaksanaan alih teknologi dalam pembuatan rudal C-705.  Selain C-705 Indonesia dan China akan membahas lebih lanjut alih teknologi pesawat tanpa awak, serta sistem pertahanan elektronik.

Karenanya kunjungan Menteri Pertahanan AS menjadi amat penting bagi pemerintahan Obama untuk memastikan bahwa RI tetap akan menjadi mitra dan sekutu AS, khususnya dalam bidang politik dan militer dalam menghadapi Cina. Karena melihat realita yang ada, Indonesia sebenarnya juga tengah diperebutkan rival AS, Cina.

AS juga segera mendesak pemerintah RI untuk membeli alutsista dari negaranya, seperti 8 unit helikopter tempur Apache seri AH-64D Longbow seharga US$ 500 juta. Padahal sejumlah kalangan seperti anggota DPR RI dari Fraksi PKS Mahfudz Siddiq mengomentari bahwa Indonesia lebih membutuhkan Chinook ketimbang Apache, karena Chinook multifungsi termasuk dapat digunakan sebagai pengangkut berbagai kebutuhan untuk menghadapi bencana alam.

Agenda kedua yang dibawa AS adalah persiapan CTX (Counter Terorism Exercise) 2013. Agenda ini masih lanjutan dari agenda global War On Terror, dengan menjadikan kelompok Islam garis keras sebagai tertuduh. Pertemuan ini agendanya adalah ASEAN Defence Ministers’ Meeting-Plus Experts Working Group on Counter Terrorism Exercise (ADMM-Plus EWG CTx) yang akan berlangsung tanggal 9-13 September 2013 di IPSC Sentul Bogor. Tentu saja agenda ini akan sarat dengan pesan dari negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat dalam memerangi Islam.

Kebengisan Barat dalam memerangi Islam misalnya terlihat dengan tetap mensupport  junta militer Mesir yang membantai ribuan massa pendukung Presiden terguling Mursi dari Ikhwanul Muslimin. Padahal Mursi terpilih dengan jalan demokrasi sebagaimana arahan AS. Mursi juga telah tampil membawa Islam moderat dan menjamin sejumlah kepentingan AS di Timur Tengah seperti Perjanjian Camp David. Namun demikian AS tetap menyetujui penggulingannya.

Tunduknya penguasa negeri-negeri Islam ke bawah jempol AS adalah tragedi. Mengapa mereka mau saja menjadi sekutu negeri penjajah yang sebenarnya tengah sekarat? Kedatangan Menlu AS ke sejumlah menteri pertahanan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah cerminan kekhawatiran negeri imperialis tersebut kehilangan pengaruhnya. Amerika Serikat telah terpuruk secara ekonomi dan militer. Pemerintahan Obama pun sudah kehilangan daya dukung dari publik. Ia tak lebih dari kerupuk yang pada awalnya kelihatan besar dan mengembang tapi dengan cepat mengkerut karena kelemahannya sendiri.

Indonesia sebenarnya memiliki daya tawar yang kuat karena berbagai faktor; letak geopolitisnya yang amat strategis dan sumberdaya manusia yang banyak serta sumberdaya alamnya yang luar biasa. Seandainya saja para penguasa di negeri ini masih memiliki izzah sebagai seorang muslim untuk mempertahankan kehormatan dien-nya, pasti Allah akan memuliakan dan mengokohkan kedudukan mereka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

 “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad [47]: 7)

Akan tetapi bila mereka memilih untuk mengikuti dan menyenangkan tuan-tuan mereka, justru Allah akan menimpakan kehinaan secepat-cepatnya kepada mereka.

 مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَّلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مَؤْنَةَ النَّاسِ

Siapa saja yang menyenangkan manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah serahkan dia kepada manusia, dan siapa saja yang membuat marah manusia dengan keridhaan Allah maka Allah mencukupkannya dari bantuan manusia (HR at-Tirmidzi dan Abu Nu’aim di al-Hilyah dari Aisyah)

Wallâh a’lam bi ash-shawâb. [Iwan Januar – LS HTI]

Posting Komentar untuk "Kunjungan Menhan AS Ke Indonesia Mempertegas Keinginan AS Untuk Memperkuat Hegemoninya di Asia Tenggara"

close