Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pak Mahfud yang Berbahaya itu Sekularisme, bukan Khilafah!

Jubir HTI Ismail Yusanto
Kalau memang mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menganut salah satu paham Islam (madzhab) dari ahlussunah wal jamaah (Syafii, Hambali, Hanafi atau Maliki), tentulah ia akan mendukung tegaknya syariah dan Khilafah bukan malah menuding kelompok yang memperjuangkan tegaknya negara warisan Rasulullah SAW tersebut sebagai gerakan yang sangat berbahaya.

“Kewajiban menegakkan Khilafah itu kesepakatan para ulama dari berbagai mazhab ahlul sunnah wal jamaah,” ungkap Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.com, Sabtu (23/2) melalui sambungan telepon.

Salah satunya seperti dinyatakan Al-’Allamah Abu Zakaria an-Nawawi, dari kalangan ulama mazhab Syafii. “Para imam mazhab telah bersepakat, bahwa kaum Muslim wajib mengangkat seorang Khalifah,” ungkapnya mengutip kitab karangan Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim, XII/205.

Seperti diberitakan republika.co.id, Jum’at (21/2), Mahfud di Riau menyebut ada tiga gerakan ideologis yang sangat berbahaya yang sedang beroperasi di Indonesia karena merongrong eksistensi NKRI. Salah satunya adalah kelompok yang sangat aktif menginginkan Indonesia menjadi negara seperti di zaman Kekhalifahan Turki Usmani.

Ismail mengaku tidak tahu kelompok mana yang dimaksud oleh Mahfud. Bila yang dimaksud adalah HTI tentu Mahfud salah paham. “Saya tidak tahu, mungkin ada salah faham,” ungkapnya.

Karena HTI tidak pernah menginginkan kembalinya Kekhalifahan Turki Usmani. “Hizbut Tahrir itu ingin tegaknya syariah dan khilafah sebagaimana yang pernah diterapkan di masa lalu dengan rumusan Alquran, Sunnah, Ijma Shahabat serta qiyas. Jadi bukan ingin mengembalikan Khilafah Turki Utsmani,” ujar Ismail meluruskan.

Ismail pun merasa heran apa bahayanya dari syariah dan khilafah. “Apa yang dimaksud dengan sangat berbahaya di situ? Karena Islam, syariah dan khilafah itu sudah jelas disebut akan membawa rahmat bagi sekalian alam termasuk bagi Indonesia. Karena itu sangat tidak tepat Pak Mahfud atau siapa pun menganggap membahayakan NKRI,” ujarnya.

Kalau mau disebut  berbahaya atau sangat berbahaya, menurut Ismail, sebetulnya, sekularisme, kapitalisme, pluralisme, demokrasi dan liberalisme yang sekarang ini nyata-nyata sudah membuat negeri ini porak poranda. “Mengapa bukan itu yang dikatakan membahayakan NKRI? Secara sosial, politik, budaya, ekonomi kerusakan sudah sangat nyata,” tegasnya. [mediaumat.com, 24/2/2014]

Posting Komentar untuk "Pak Mahfud yang Berbahaya itu Sekularisme, bukan Khilafah!"

close