Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ironis, Bila Ulama Masih ‘Dakwahkan’ Demokrasi

“Ironis,” ungkap Pimpinan Ponpes Al Husna Cikampek  KH Ahmad Zainudin, tatkala menanggapi fenomena ulama yang masih mengusung demokrasi sebagai jalan perjuangannya, Ahad (23/3) di Gedung Pertemuan RM Sukahati, Cipacing, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

Alasannya, sudah jelas, demokrasi muncul sebagai hasil dari pergolakan antara gerejawan Kristen dan filsuf  yang menghasilkan sekularisme. “Tapi mengapa walau sudah jelas demikian, masih ada saja ulama yang mendakwahkanya? Bahkan ‘mendakwahkan’ demokrasi di masjid?” katanya di hadapan sekitar seratus ulama dalam acara Mudzakarah Ulama Kabupaten Bandung.

Ia mengingatkan, agar ulama jangan terjebak dalam cara pandang yang menyamakan konsep musyawarah dengan demokrasi. Menurutnya, demokrasi berbeda dengan musyawarah secara tegas.

“Musyawarah dalam Islam tidak memperkenankan mengubah hukum yang sudah jelas ditetapkan oleh Allah SWT, sementara dalam demokrasi, hal itu diniscayakan terjadi” bebernya.

Padahal menurutnya, sangat besar dosa ulama yang menyesatkan umat. “Ketika seorang ‘alim tergelincir, bahayanya amat besar, karena akan diikuti dengan beragam kerusakan. Mengingat akan banyak manusia yang mengikuti apa yang dilakukannya,” tegasnya.

Selain pemaparan Kalimatul Hikmah dari KH Ahmad Zainudin, dalam acara ini pula disampaikan Kalimatu Taqdim dari KH Ali Bayanullah (ulama Jawa Barat) dan Kalimah Minal Ulama dari KH Aep Saepudin [ulama Kec. Cikancung] dan Mama Abdul Halim (ulama Kec. Pangalengan).

Tak hanya itu, dalam acara yang berlangsung khidmat dan penuh semangat ini dibacakan pernyataan nasihat ulama untuk umat Islam yang disampaikan oleh Ust Muhammad Sobana (Ulama Kec. Ciparay).

“Ulama harus menjelaskannya ke tengah-tengah umat, serta mengajak umat untuk berjuang menerapkan syariat Islam dalam naungan khilafah,” ungkap Sobana. [FA/Joy/MI Jabar/VisiMuslim.Com]

Posting Komentar untuk "Ironis, Bila Ulama Masih ‘Dakwahkan’ Demokrasi"

close