Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harga BBM Subsidi Naik Rp 2.000/Liter, Negara Hemat Rp 20 Triliun

Seperti yang diwartakan oleh detikfinance bahwa kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dipangkas menyebabkan PT Pertamina (Persero) menempuh langkah pembatasan. Akibatnya, sejumlah daerah mengalami kelangkaan BBM.

Menurut Andin Hadianto, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM merupakan langkah yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab, kenaikan harga membuat masyarakat mengurangi konsumsi.

"Pastinya kalau harga BBM naik, konsumsi masyarakat itu berkurang," ujar Andin Hadianto di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Kenaikan harga, lanjut Andin, juga akan mendorong masyarakat mengkonsumsi BBM non subsidi. Ini karena perbedaan harga BBM antara subsidi dan non subsidi akan semakin sempit.

"Ada migrasi. Kalau (harga BBM bersubsidi) naik menjadi Rp 8.000 per liter, disparitasnya menjadi sekitar Rp 2.000. Jadi lebih kecil kan," katanya.

Antrian BBM di Jogja (Foto : Nursiswanto)
Hal ini, tambah Andin, pernah terjadi pada tahun lalu saat pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga. Konsumsi yang sebelumnya diperkirakan mencapai 50 juta kilo liter bisa dihemat menjadi 48 juta kilo liter sampai akhir tahun.

"Karena sebelumnya Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.500 per liter itu kan orang bisa beralih ke non subsidi," sebut Andin. 

Selain itu, menurut Andin, anggaran negara juga dapat dihemat lebih banyak. Tahun ini, anggaran subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp 246,6 triliun. Kalau harga BBM naik Rp 1.000 per liter, maka sisa tiga bulan akan menghemat Rp 10 triliun.

Bila dimungkinkan naik sebesar Rp 2.000 per liter, maka penghematannya mampu mencapai Rp 20 triliun.

"Jadi ada penghematan anggaran yang didapat dengan kebijakan tersebut," tuturnya. [detikfinance/visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Harga BBM Subsidi Naik Rp 2.000/Liter, Negara Hemat Rp 20 Triliun"

close