Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jika BBM Naik 3 Pihak Inilah yang Merasa Senang

Dalam wawancara eksklusif oleh tabloid Media Umat, peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng mengungkapkan bila presiden terpilih Jokowi jadi menaikkan BBM, setidaknya ada tiga pihak yang merasa senang.

Pertama, para aktor di sektor energi, para pemilik perusahaan minyak besar yang saat ini sudah menguasai hulu seperti ExxonMobil, Chevron, Total, dsb. “Dengan menyamakan harga BBM dengan harga dunia tentu saja mereka akan menguasai juga sektor hilir minyak. Jadi pom bensin mereka akan ramai dikunjungi pembeli,” ungkap Daeng.

Kedua, negara-negara industri yang biasa mengekspor ke Indonesia akan senang. Seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Cina. Karena perusahaan-perusahaan nasional tidak lagi bisa berkompetisi. “Walhasil perusahaan-perusahaan asing tersebut akan semakin menguasai pasar Indonesia,” prediksinya.

Krisi BBM
Ketiga, para calo energi dan perdagangan dan investasi di sekitar Jokowi akan senang. Ya, semuanyalah baik yang formal maupun yang tidak formal, baik itu pejabat struktural maupun bukan struktural, baik yang ada dalam kekuasaan maupun yang menjadi mafia atau sindikat yang beroperasi di balik kekuasaan Jokowi itu, tentu sangat senang. “Karena mereka kan menikmati gula-gula dari kekuasaan yang kapitalistik itu,” tegasnya.

Ketika ditanya apakah rakyat banyak akan ikut senang? Dengan tegas ia menjawab: Ya akan sengsaralah… Coba perhatikan, setelah BBM naik, apa yang akan naik? Listrik naik. Setelah listrik naik? Bunga bank akan naik. Setelah bunga naik? Ongkos transportasi akan naik. Setelah ongkos? Biaya kebutuhan pokok akan naik. Setelah itu, biaya pendidikan dan kesehatan akan naik.

“Semua naik rame-rame. Nah, yang untung adalah pengusaha-pengusaha di lingkaran kekuasaan itu. Mereka membangun oligarki di dalam negara dan memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan bisnis,” pungkasnya. [Joko Prasetyo/MU/VM.Com]

Posting Komentar untuk "Jika BBM Naik 3 Pihak Inilah yang Merasa Senang"

close