Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Ditiru Dari Rasulullah Saw.

Kehidupan Nabi Muhammad itu dapat dibagi 3:
1. Sebelum jadi Nabi
2. Setelah jadi Nabi semasa berda'wah di Makkah
3. Setelah hijrah, Nabi menjadi Kepala Negara di Madinah

Sebelum menjadi Nabi, Muhammad sudah memiliki kepribadian universal yang istimewa. Beliau terkenal dengan 4 sifat yang selalu ada pada setiap orang yang dipilih Allah menjadi Nabi, yaitu : Shiddiq (Integritasnya terkenal), Fathonah (Kapasitas profesionalnya diakui - a.l. sebagai pengusaha sukses), Amanah (Kredibel, apapun yang dipercayakan padanya akan tuntas, dijuluki al-Amin) dan Tabligh (Komunikatif, bisa berkomunikasi dengan kalangan apapun). Jadi, ini adalah sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan, apalagi yang ingin terjun (dan lalu dikenal) sebagai pengemban dakwah.
Our Prophet Our Honour
Tidak boleh seorang pengemban dakwah itu integritasnya bermasalah, kalau ngomong suka salah (tidak akurat, banyak bercanda, gemar menyebar hoax); atau kalau bekerja tidak profesional, kalau ngutang ngemplang, kalau dikasih kepercayaan diabaikan (apalagi dikhianati, naudzubillah!). Akan sulit juga jika (calon) pengemban dakwah itu tidak belajar berkomunikasi dengan baik, jadinya disalahpahami terus, tampak arogan, mudah marah oleh hal-hal kecil, dsb.

Kemudian bagaimana Nabi dalam masa da'wah di Makkah juga harus ditiru dengan benar. Nabi menggunakan "fiqih empati" dengan benar, yaitu tegas dalam mengkritik kemusyrikan, namun "toleran" dengan tidak menggunakan kekerasan, sekalipun menyaksikan Masjidil Haram dinodai dengan ratusan berhala, dirinya dihina dan disakiti (seperti kejadian di Thaif) atau bahkan menyaksikan pengikutnya disiksa. Kesabaran Nabi dalam menjalani proses, melakukan transformasi mental (penanaman aqidah) dan transformasi budaya berupa kaderisasi (tatsqif), pembentukan opini (tafa'ul ma'al ummah), baik itu berupa pertarungan pemikiran (sira'ul fikri), perjuangan politik (kifah siyasi) maupun pengungkapan makar-makar musuh Islam (kasyful khutot), semua dilakukan. Dan jangan lupa, Nabi juga melakukan kontak-kontak atau lobby-lobby kepada para tokoh berpengaruh atau pemegang kekuasaan, agar mereka memeluk aqidah Islam dan kemudian beralih menjadi pendukung Islam (thalabun nusroh). Inilah langkah transformasi politik yang wajib kita tiru dari Nabi saw.

Setelah akhirnya Nabi dibaiat oleh pemegang kekuasaan di Madinah, sehingga Nabi menjadi penguasa sebuah negara, maka langkah-langkah Nabi selanjutnya harus ditiru sebagai teladan bagaimana mengelola sebuah negara dan masyarakat, sambil tetap menjadi seorang suami yang romantis, ayah/kakek yang penyayang, majikan yang penuh perhatian dan guru yang selalu dirindukan murid-muridnya.

Bagaimana Nabi menjadikan rakyatnya bangkit, maju dan berjaya? Bagaimana Nabi mengatasi kebodohan dan kemiskinan? Bagaimana Nabi mengatasi perselisihan? Bagaimana Nabi mengatasi situasi krisis ketika ada ancaman peperangan? Tetapi juga bagaimana Nabi tetap memberikan visi yang inspiratif ke setiap warganya, yang bahkan visi itu mampu menembus zaman hingga berabad-abad ke depan?

Jadi, kita tidak boleh hanya berhenti menggali sirah Nabi hanya pada sisi sebelum beliau menjadi Nabi saja, tidak pula hanya pada sisi kehidupan pribadi beliau & keluarganya, tetapi ternyata banyak sekali sisi lain kehidupan Nabi yang wajib kita gali seluruhnya, agar dapat kita teladani. Karena tidak ada yang lebih pantas untuk kita teladani di dunia ini, lebih dari Nabi. [Dikutip dari Akun Facebook Ust. Fahmi Amhar] [visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Yang Ditiru Dari Rasulullah Saw."

close