Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HTI Sulsel Tolak Perayaan Independence Day Amerika Serikat


Perayaan Independence Day Amerika Serikat yang rencananya akan diadakan pada 25-27 mei mendatang di anjungan pantai Losari Makassar, mendapat penolakan keras dari Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Sulawesi Selatan, Ahad (5/4). Ribuan massa tumpah ruah dalam long march penolakan ini yang berlangsung di sepanjang rute Masjid Al Markaz Al Islamy hingga Monumen Mandala. Semua hadir menyatakan dukungannya kepada HTI Sulsel untuk menentang dan mengusir Amerika Serikat dari serambi Madinah dan seluruh tanah Indonesia. 

Ust. Barliantah Abdullah, muballigh yang juga tercatat sebagai pengasuh program religi terbaik untuk kategori radio se-kota Makassar menyatakan bahwa AS dan perusahaan-perusahaannya yang bercokol di Indonesia seperti Cevron, exxon mobile, dan Freeport secara nyata melakukan perampokan atas kekayaan alam Indonesia. Mereka menurut beliau, tidak lain adalah VOC gaya baru sebagaimana VOC yang tertera dalam lembar sejarah kelam bangsa Indonesia pada masa lampau.

Beliau juga mengatakan, penyerahan kekayaan alam ini tidak hanya berlaku untuk sektor hulu tetapi juga menyentuh hilir yang telah terbukti semakin mencekik rakyat lewat penyesuaian harga minyak dunia yang membubung tinggi. Selain itu kata beliau, rezim jokowi-JK tunduk pada kepentingan Amerika. AS lah yang memaksakan agar sektor hulu-hilir pada bisnis minyak, tidak lagi di kuasai sepenuhnya oleh pertamina.

“Maka amerika meminta kepada rezim jokowi-JK agar menaikkan harga BBM dan mencabut subsidi premium. Maka, premium yang kita beli tidak lagi bersubsidi.” Tegasnya.

Barliantah juga menambahkan, AS lah yang memberikan cap negatif kepada umat islam sebagai teroris, terutama kepada mereka yang mencita-citakan di terapkannya hukum Allah Swt.

Koordinator Bidang pengkajian politik DPD I HTI Sulsel, Abdul Salam menilai AS adalah simbol penjajahan gaya baru atau neoimperialisme. AS memiliki grand strategy, karakter ideologi yang tetap dan akan di implementasikan kapanpun dan dimanapun. Karakter ini meliputi semua bidang. Di bidang militer, kata beliau, memang AS tidak melakukan invasi militer tetapi bentuk kerjasama di bidang ini menjadi salah satu bukti bahwa AS ingin mengendalikan sekaligus memetakan kekuatan militer Indonesia. Ini juga menjadi titika aman bagi AS dalam mengontrol kawasan asia tenggara.

Salam juga mengungkapkan adanya kedubes AS di Indonesia memudahkan mereka dalam merekayasa pemerintahan negeri ini dengan menciptakan pejabat boneka untuk semakin mengamankan kepentingannya seperti penetapan undang-undang baru lewat pintu konstitusi di parlemen.

Tidak hanya itu, melalui pertemuan-pertemuan dan program-program internasional seperti AFTA dan MEA, AS semakin menancapkan kuku-kuku imperialisnya ke dalam tubuh suatu Negara. Penguasaan ini juga di perkuat dengan pemberian berbagai bantuan pembangunan, tawaran beasiswa dan lain sebagainya. AS juga mengatur proyek-proyek liberalisasi budaya untuk generasi muda, salah satunya melalui kontes kecantikan semacam pemilihan miss universe.

“Makassar adalah pintu perdagangan strategis, pintu eksplorasi SDA strategis yang menjadi barometer Indonesia timur. Dengan begitu, AS telah mengokohkan pengaruhnya ke seluruh bagian Indonesia tentunya setelah mereka juga berhasil membuktikan penguasaan Indonesia ini lewat berdirinya kedubes dan konsulat jendral di Jakarta.” Seru Abdul Salam. [www.visimuslim.com] 

Posting Komentar untuk "HTI Sulsel Tolak Perayaan Independence Day Amerika Serikat"

close