Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengurai Belenggu Neo Liberalisme!


Hari-hari kian berat bagi rakyat Indonesia, khusunya perempuan. Momentum hari Kartini 21 April, meski semarak dan meriah, justru bertolak  belakang dengan kondisi perempuan saat ini. Kalaulah ada upaya emansipasi wanita. Itu hanya cara salah arah untuk memberdayakan perempuan. Paradigma yang dibangun berasal dari ide yang salah. Akibatnya hakikat perempuan dalam sistem saat ini (Kapitalis neo liberal) sudah kabur.

Perempuan menjadi obyek kesengsaraan dalam sistem yang rusak ini. Buktinya, kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, TDL, kenikan harga LPG, dan ketidakterkendalian harga kebutuhan poko. Ujung dari itu semua berupa liberalisasi pemerintah dalam energi dan kehidupan. Pemerintah seolah tak mau berfikir untuk mengurusi urusan rakyatnya. Bahkan cenderung abai pada rakyatnya.

Selain itu, peristiwa pembunuhan perempuan, pembegalan, pemerkosaan, hingga bunuh diri menjadi bukti bahwa sistem saat ini gagal melindungi perempuan dan memuliakannya. Perempuan sebagai ibu dan pendidik semakin dipusingkan dengan tingkah laku generasi muda. Setelah UNAS bukannya merasa bersyukur, pelajar di Kendal Jawa Tengah, melakukan pesta seks bebas. Ada juga pelajar Jakarta atas nama pesta setelah UNAS dengan dress code bikini di suatu hotel. Belum lagi kasus lain yang menjerat pemuda. Sungguh belenggu kapitalisme dan neo liberalisme akan terus ada jika negara masih mengambilnya sebagai aturan hidup.

Sejenak Berfikir

Sering terjadi perdebatan di kalangan perempuan. Ada yang lebih ekstrim ke kiri berpendapat bahwa perempuan harus dibebaskan dalam hidup. Sebaliknya, ekstrim kanan berpendapat jika perempuan terbatas aktifitasnya. Yang terjadi ketika pendapat ekstrim kiri diterapkan, kehidupan perempuan kian bebas dan liar. Ketika pendapat ekstrim kanan diterapkan, perempuan akan merasa terkekang dan kian jadi serangan pemikiran liberal untuk memojokan perepmpuan. Di sini lah esensi untuk mencari jalan keluar dari kemelut perbedaan itu.

Sesungguhnya Islam datang untuk mengatur kehidupan ini menjadi lebih baik dan berkah. Islam berasal dari wahyu Allah yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Bukti keagungan Islam dibanding sistem lainnya yang batil. Perempuan dalam Islam mendapat kedudukan mulia. Hal ini dikarenakan, perempuan merupakan ibu sekaligus pengatur rumah tangga. Islam tidak membebaskan dan tidak pula mengekang perempuan. Islam memberikan aturan bagi perempuan untuk menjalankan kehidupannya sesuai dengan fitrahnya.

Jika perempuan dibebaskan, yang terjadi maraknya penghinaan pada perempuan. Kemunculan seks bebas, pembunuhan pada perempuan, dan rusaknya pergaulan sering dialami perempuan. Pekerjaan yang didapat perempuan terkadang membuat dirinya terbelenggu. Untuk berjilbab pun dihalangi.

Adapun ketika perempuan dibatasi kehidupannya juga berdampak buruk. Padahal perempuan juga ada kewajiban untuk menuntut ilmu, berdakwah, serta menjalankan aktifitas yang mengaharuskan keluar rumah. Misalnya berobat, berdagang, silaturahim, hingga amar ma’ruf nahi munkar.

Ada aturan khusus bagi perempuan baik dalam kehidupan umum ataupun kehidupan khusus. Dalam kehidupan umum perempuan diwajibkan untuk menutup aurat dan menjaga pergaulan, serta aturan lainnya. Begitu pula dalam kehidupan khusus, perempuan juga terikat dengan syara’. Perempuan tidak boleh memasukan orang lain yang bukan mahram, kewajiban melayani suami dan mendidik anak, serta menjalankan aktifitas kerumahtanggaan. Laki-laki dan perempuan sama-sama makhluk Allah. Sehingga ada kewajiban yang sama yaitu menaati Allah dan Rasul Nya. Memang nanti ada hukum yang khusus untuk laki-laki dan khusus untuk perempuan. Misalnya, bekerja wajib bagi laki-laki dan boleh bagi perempuan. Menyusui, melahirkan, dan merawat menjadi kewajiban bagi perempuan.

Saatnya Bangkit

Perempuan harus bangkit dari keterpurkannya oleh kapitalisme dan neo liberalisme. Perempuan juga harus sadar bahwa kapitalisme dan neo liberalisme merupakan penyakit dan harus dienyahkan. Karena itu, perempuan juga seharusnya terlibat pada aktifitas penyadaran umat, amar ma’ruf nahi munkar, dan koreksi kepada penguasa. Semua itu bisa dilakukan jika perempuan dibina dengan ideologi Islam. ideologi yang memancarkan aturan dan sistem yang sesuai dengan fitrah manusia. Saatnya kita semua sadar untuk ‘save Indonesia’ dari Neo Liberalisme dan Neo Imprelisme. [Nanik Fadhilah (Ibu Rumah Tangga di Surabaya)] [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Mengurai Belenggu Neo Liberalisme!"

close