Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengamat Ungkap Alasan Sesungguhnya Pergantian Premium dengan Bensin Baru


Pengamat ekonomi Arim Nasim mengungkap alasan sesungguhnya pemerintah menghentikan penjualan premium (beroktan 88) dan menggantinya dengan bensin baru (beroktan 90) yang dijanjikan ramah lingkungan dan lebih bertenaga.

“Padahal premium sudah tidak disubsidi, maka alasan ramah lingkungan dan bertenaga hanya alasan bohong untuk menutupi alasan yang sebenarnya yaitu memberi kesempatan kepada SPBU asing untuk lebih bisa bersaing dengan SPBU Pertamina,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Sabtu (18/4) melalui pesan singkat.

Karena, ujar pengamat dari UPI Bandung tersebut, dengan harga premium saat ini Rp 7.400,- sementara harga BBM terendah saat ini dari SPBU asing seperti Shell Rp 8.700,-  atau produk SPBU Total Performance 92 seharga Rp 8.700. masih ada perbedaan yang cukup signifikan sebesar Rp 1.300,-  yang membuat masyarakat mayoritas masih menggunakan premium dibandingkan dengan produk SPBU asing.

Sehingga SPBU asing kurang laris maka dengan dihapuskannya premium dan diganti dengan pertamak (beroktan 92), selisih harga hanya Rp 100,-  —-karena harga pertamak dijual seharga Rp 8.600,—- selisih yang kurang signifikan bila dibanding Rp 1.300,-

“Maka dengan perbedaan-perbedaan yang tidak signifikan, dengan pertamak atau dengan bensin baru masyarakat akan berbondong-bondong membeli BBM di SPBU asing, sehingga SPBU asing akan mendapatkan  keuntungan yang sangat besar,” ujarnya.

Selain itu, Arim memprediksi kebijakan penghapusan premium, juga dilakukan untuk memuluskan penjualan saham Pertamina. “Sehingga dengan tidak menjual premium, keuntungan perusahaan lebih besar, para investor bisa mendapatkan keuntungan lebih besar,” prediksinya.

Agar tidak mendapatkan penolakan dari masyarakat dan dianggap kebijakan masih pro rakyat kecil, premium masih dijual di SPBU jalur angkutan umum dan pinggiran kota. “Maka semakin jelas, rezim Jokowi ini hanya mengabdi kepada kepentingan para kapitalis dan penjajah, saatnya ganti rezim dan sistem neoliberal dengan syariah dan khilafah, ” tegas Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.

Seperti diberitakan kompas.com, Jum’at (17/4),  Pertamina akan luncurkan bensin baru beroktan 90 dan  mulai hentikan penjualan premium awal Mei, produk baru dijanjikan ramah lingkungan dan lebih bertenaga.[] Joko Prasetyo [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Pengamat Ungkap Alasan Sesungguhnya Pergantian Premium dengan Bensin Baru"

close