Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LGBT adalah Penyimpangan Seksual


Oleh : H. Luthfi Hidayat

Pegiat dan pendukung LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) mengatakan bahwa perilaku mereka bukan peyimpangan seksual, tapi orientasi seksual.

Ini adalah eufimisme dan pengalihan hakikat. Pelacur, pezina diganti dengan Pekerja Seks Komeresial.Padahal hakikatnya tetap saja pelacur dan pezina.

Sejatinya LGBT adalah sampah peradaban Barat dengan prinsip hidup bebas tanpa aturan. Di kehidupan Barat tidak dikenal halal dan haram. Dalam berperilaku tidak ada standar dan patokan. 

Tidak ada istilah penyimpangan, karena memaang mereka tidak punya jalan yang jelas. Termasuk dalam jalan memenuhi hasrat seksual. Dengan cara apa, kapan dan di mana memenuhi hasrat seksual, tidak ada larangan, karena memang tidak ada aturan. 

Melampiaskan hasrat pada binatang, bukan penyimpangan, tapi orientasi --kebinatangan--. Mengubah jenis kelamin, siang jadi Maman, malam jadi Mimin, juga orientasi seksual. Bukan penyimpangan.

Berbeda dengan Islam, Islam memiliki jalan hidup yang jelas dan terang. Mana yang halal dan mana yang haram jelas. Allah memberikan jalan melampiaskan hasrat seksual yang halal dengan cara nikah. 

Tujuannya jelas, agar tercipta kehidupan rumah tangga yang tentram, terealisir kebahagiaan yang hakiki, ada kehormatan, dan terjaga kelangsungan nasab dan keturunan. Akan jelas mana suami mana istri. Akan terlahir anak yang menyejukkan pandangan mata. Semua tidak ada dalam LGBT. 

Dalam pandangan Islam, LGBT adalah bentuk penyimpangan hasrat seksual. Fenomena ini juga muncul dari tidak ada menjadi ada. Lingkungan bebas kehidupan Barat lah yang melahirkan kelainan ini, dengan “uji coba hasrat seksual mereka”. 

Pakar kedokteran jiwa dari FK-UI Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari mengungkapkan, suara yang menghalalkan perkawinan sejenis sebenarnya lebih bersumber dari jiwa yang sakit, emosi yang tidak stabil dan naral yang sakit (Islampos).

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Seksi Religi, Spritualitas dan Psikiatri (RSP) PDSKJI lewat ketuanya Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH menyatakan bahwa pelaku LGBT adalah ODMK, Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa 

Naluri seksual hakikatnya ada pada manusia, juga ada pada binatang. Pertanyaannya adalah, kenapa pada binatang sampai saat ini tidak ditemukan orientasi dan ekspresi gender yang beragam? 

Binatang saja bisa membedakan mana jantan dan mana yang betina. Padahal mereka tidak pernah mendapat pendidikan seks seperti di Barat. 

Anjing, babi, kucing, kuda dan teman-temannya tidak pernah ikut kursus Sexsuality Orientasi Gender Identity (SOGI). Di hewan tingkat rendah banyak yang secara genital hermaprodit, tapi tidak menjelma menjadi komunitas LGBT? Kenapa manusia yang terlahir normal menjadi LGBT? Maha bernar Allah dengan Firman-Nya: 

“mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu layaknya binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah lagi.”(Al A’raf 179).[VM]

Posting Komentar untuk "LGBT adalah Penyimpangan Seksual"

close