Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiru Ashin Wirathu, Biksu Thailand Ini Ingin Habisi Minoritas Muslim


Sentimen anti-Islam kembali didengungkan oleh Biksu Budha di Thailand. Baru-baru ini, seorang biksu di Thailand menjadi bahan pembicaraan karena ingin mencontoh biksu Myanmar, Ashin Wirathu, yang “sukses” membunuhi dan mengusir warga Muslim dari Myanmar.

Biksu Maha Aphichat, nama biksu Thailand tersebut, mulai dikenal pada Oktober tahun kemarin. Biksu yang tinggal di ibukota Bangkok ini menghasut pengikutnya, etnis Buddha Thai, untuk membakar sebuah masjid Muslim Melayu di selatan negara Thailand.

Cara Aphicat menghasut pengikutnya dengan menuduh Muslim Melayu yang mendominasi wilayah selatan Thailand melakukan pemberontakan dan membunuh 20 biksu serta melukai beberapa orang lainnya. Seakan dizalimi, Aphicat mengatakan akan menghentikan “pembantaian tersebut”.

“Saya ingin menghentikan umat Islam membunuh kami. Kita tidak bisa mentolerir ini,” demikian hasutan biksu tersebut, seperti dilansir portal Singapura, Channelnewsasia.com, Senin (08/02).

Tak hanya itu, biksu berusia 30 tahun itu mengancam membersihkan etnis Muslim Melayu di negara Thailand.  “Jika pengikut Budha dan para biksu terbunuh maka kita akan membalas. Pembalasan kami tidak akan hanya berada di selatan, tapi terhadap Muslim di seluruh negeri,” ancamnya.

Meskipun belum ada masjid yang dibakar, namun sentimen anti-Islam di Thailand menyebar luas di dunia maya. Hal ini juga merupakan pesan yang dikirim Aphichat dengan pesan permusuhan melalui media sosial.

Aphichat juga menggunakan konflik lokal untuk memicu ketegangan Islam-Budha, seperti penolakan masyarakat Muslim dalam pembangunan sebuah taman Buddha di Pattani pada bulan Januari. Baru-baru ini, dia mengangkat masalah pendirian pabrik makanan halal untuk memicu ketegangan Islam-Budha.

Meniru Biksu Myanmar Ashin Wirathu

Aphichat mengungkapkan, langkah yang dia tempuh ini meniru metode yang dilakukan Ashin Wirathu di negara Myanmar. Dengan hasutan, Wirathu berhasil mengusir warga Muslim Rohingnya dan membantai mereka.

“Merpati (biksu) tidak dapat membantu kita menghadapi ancaman ini, seperti di selatan, tapi elang bisa. Itulah apa yang terjadi di Myanmar, dan saya menerapkan cara Wirathu di Thailand,” ungkap Aphichat.

Akan tetapi, dia menyadari bahwa kondisi di Thailand berbeda dengan Myanmar. Jika di Myanmar, langkah Wirathu didukung pemerintah, sementara di Thailand masih diperdebatkan.

Hasutan Aphichat Membahayakan

Seorang akademisi Asia Tenggara, Somrit Luechai memperingatkan bahwa kelambanan pemerintah Thailand mengatasi masalah ini dapat menyebabkan lebih banyak masalah di masa depan.

“Masalah yang ditimbulkan Alphichat ini sungguh berbahaya. Meskipun Aphichat berhenti dan meninggalkan tempat, mungkin ada orang lain yang akan masuk ke perannya,” jelasnya.

Senior Komite Penasehat Head Al-Islam Thailand, Santi Sue-Saming menyebutkan bahwa tindakan satu orang ini akan menciptakan citra negatif. Untuk itu dirinya menginginkan warga Thailand untuk mengerti makna keragaman beragama.

“Tindakan satu orang atau sekelompok kecil orang dapat menciptakan citra negatif untuk keseluruhan. Oleh karena itu sangat penting bagi kita semua untuk memahami keragaman agama dalam masyarakat kita. Jika tidak, maka akan ada masalah,” ujarnya.

Saat ini sekitar 93 persen penduduk Thailand beragama Buddha, berbanding sekitar enam persen beragama Muslim. Mayoritas Muslim adalah suku melayu dan berada di wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai kerajaan Islam Melayu.

Selama ini, Masyarakat Buddha dan Muslim di Thailand hidup bersama dengan damai selama berabad-abad. Dan para ahli telah mengatakan bahwa sentimen anti-Islam yang tumbuh hanya dari sekelompok minoritas kecil dalam komunitas Buddha Thai. [Kiblat/VM]

Sumber:  channelnewsasia.com
Penulis: Dio Alifullah

Posting Komentar untuk "Tiru Ashin Wirathu, Biksu Thailand Ini Ingin Habisi Minoritas Muslim"

close