Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Akan Menghancurkan Islam


Penulis : H. Luthfi Hidayat

Al Ustadz Sa'id Ridwan (Abu Imad), ulama sekaligus politisi Hizbut Tahrir menyebutkan bahwa telah datang sebuah atsar dari Umar bin Khaththab ra.

قال لرجل من المسلمين
أتدري ما يهدم الإسلام ؟
زلة عالم، وأئمة مضلون، وجدال منافق بالقرآن

Beliau (Umar ra.) berkata kepada seorang laki-laki dari kaum muslimin, "Apakah engkau tahu apa yang akan merusak Islam? Umar menjelaskan ada tiga hal, yakni; tergelincirnya orang alim (ulama), penguasa-penguasa yang menyesatkan, dan argumentasi orang munafik dengan Al Qur'an."

Ungkapan di atas memang bukan hadits atau ayat Al Qur'an, namun kejadian atau faktanya sudah banyak bisa kita rasakan. 

• Pertama, bahwa yang akan merusak Islam itu adalah tergelincirnya (tersalahkannya) orang yang alim (ulama). 

Hal ini sangat bisa dimengerti, karena hakikat dari ulama, mereka adalah pewaris para Nabi. Mereka seolah menjadi pengganti Rasul dalam membimbing umat manusia. Ulama itu bukan mewarisi harta berupa dinar dan dirham, karena memang Rasul tidak mewariskan dinar dan dirham. Rasul saw berabda:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

"Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Abu Daud) 

Demikian pula ulama adalah cahaya penerang di kegelapan kehidupan. Perbandingan eksistensi mereka bagaikan kehadiran cahaya rembulan dibanding dengan banyaknya cahaya bintang. Imam Abu Daud meriwayatkan Hadits dari Rasul saw. 

وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

"Dan sesungguhnya kelebihan seorang alim itu dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang". 

Sehingga ketidakhadiran peran mereka di kehidupan --karena ketergelincirannya-- menjadikan umat dan agama ini akan rusak. 

Keberadaan ulama adalah untuk menjelaskan hakikat kebenaran kepada umat. Memperjelas hal yang terlihat masih abu-abu. Mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang mereka ketahui. Tergelincirnya eksistensi ulama bisa terjadi saat mereka tidak mengatakan yang haq dalam realitas kehidupan. Jika ulama menyembunyikan kebenaran maka ia akan mendapat laknat dari Allah dan semua makhluk sebagaimana Firman Allah SWT. 

{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ}

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati". (Al Baqarah 159). 

Terlebih jika ulama tersebut nyata-nyata mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Entah karena kebodohan atau atas sebuah kepentingan selain Islam. Seperti beberapa waktu yang lalu seorang Ulama Irak yang bernama Syekh Saisataniy menyataksn bahwa tidak ada porsinya seorang ulama mengurusi dan merespon persoalan-persoalan politik. Ini adalah pernyataan yang keliru. 

Di negeri ini, KH. Agil Siraj pernah menyatakan bahwa situs radikal itu lebih berbahaya dari situs porno. “Situs porno secara hukum fikih tak berdosa, hanya makruh. Yang dosa itu yang membuat dan menjadi bintang porno,” ujar Prof Dr KH Said Agil Siraj.

Sementara itu, situs radikal, menurut Said Aqil, lebih berbahaya karena merusak iman.

Said Agil menegaskan situs-situs radikal itu telah membelokkan makna jihad dalam ajaran Islam. Jadi, situs radikal lebih berbahaya karena merusak iman.(voa-islam.com). 

Pernyataan Prof Dr. KH. Agil Siraj ini sangat berbahaya bagi Islam dan kaum muslimin. 

• Hal kedua yang akan merusak Islam adalah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Yakni pemimpin yang tidak amanah, khianat, dan berbuat kezhaliman. 

Fungsi sejati seorang pemimpin adalah "penggembala" yang akan mengurusi, memelihara, dan melindungi rakyatnya. Bukan menyesatkan dengan berkhianat dan melakukan kezhaliman. Rasul saw bersabda; 

َإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى

"Dan sesungguhnya imam (pemimpin) adalah laksana benteng, dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya." (HR. Bukhari).

Termasuk pemimpin yang menyesatkan juga adalah pemimpin yang selalu berbohong, ingkar janji, menipu, dan melakukan penyesatan politik (siyasatu at tadhlil). 

Menutupi dan menyembunyikan hakikat serta menampakkan kepalsuan. Mulutnya menyatakan perang dan kecaman terhadap musuh-musuh Islam, namun kenyataan yang dilakukannya adalah bekerjasama, memfasilitasi dan berkoalisi dengan musuh untuk menyerang Islam. Perkataan dan perbuatan bertolak belakang dengan alasan "strategi politik". 

Atas pemimpin dengan perilaku penipu dan pembohong ini Rasul saw mengingatkan kita dengan sabdanya:

إِنَّهُ سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ مَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْض

"Sesungguhnya akan ada setelahku para penguasa, barang siapa yang mempercayai kedustaan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan darinya, ia tidak akan menemuiku di telaga, dan barangsiapa yang tidak mempercayai kedustaan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia adalah termasuk golonganku dan aku bagian darinya, ia akan datang menemuiku di telaga."(HR. An Nasa'i)

Imam al Ghazali --rahimahullah-- mengingatkan kita semua atas rusaknya masyarakat dikarenakan rusaknya ulama dan penguasa. Dengan kata-kata mutiaranya; 

ما فساد الرعية إلا من فساد 
الحكام وما فساد الحكام إلا من فساد العلماء.

"Tidaklah rusak masyarakat itu kecuali dengan rusaknya penguasa, dan tidak akan terjadi rusaknya penguasa melainkan karena rusaknya para ulama".

• Kemudian yang ketiga, yang akan merusak agama ini adalah argumentasi orang-orang munafik dengan Al Qur'an. 

Di negeri ini kelakuan ini seringkali muncul dari tokoh-tokoh pegiat Liberal. Prof Musdah Mulia pernah menyatakan bahwa nikah sejenis itu halal. 

Musdah mengatakan; "Menurut hemat saya, yang dilarang dalam teks-teks suci tersebut lebih tertuju kepada perilaku seksualnya, bukan pada orientasi seksualnya. Mengapa? sebab, menjadi heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbi), dan biseksual adalah kodrati, sesuatu yang given atau dalam bahasa fikih Sunnatulah. Sementara perilaku seksual bersifat kontruksi manusia. Jika hubungan sejenis atau homo, baik gay atau lesbi sungguh-sungguh menjamin kepada pencapaian-pencapaian tujuan dasar tadi maka hubungan demikian dapat diterima." (Sumber: Majalah Tabligh DTDK PP Muhammadiyah, 2008)

Demikian juga dengan dedengkot Liberal Ulil Absar Abdalla pernah mengatakan bahwa 90 persen Alquran memakai pendapatnya pengarang. (republika.co.id).

Untuk membela mati-matian LGBT, Ulil dengan gampang merendahkan agama dan meragukan kebenaran isi Al-Quran. 

Lewat Twitternya Ulil berujar: "Kisah Sodom diadobsi oleh Qur'an dar kisah serupa dalam agama Yahudi. Kita jg tak tahu, kisah itu benar hiatoris atau tidak". 

Karena Ulil ini sesungguhnya sudah " tidak laku", dia kemudian kembali mengulang pertanyaan bodoh --sekaligus membuktikan kebodohannya-- dengan kembali berkicau: "Sekali lagi saya ulang: Jika benar Tuhan mengazab Sodom karena LGBT, kenapa Dia tidak mengazab negeri2 zyang menolelir LGBT sekarang? Kenapa?"

Ini adalah contoh nyata bagaimana orang-orang munafik berdalil dengan al Qur'an. Kelompok seperti ini nyata-nyata berbahaya bagi Islam dan kaum muslimin.

Kaum muslimin...

Demikian tiga hal yang kenyataannya akan dan telah mencoba menghancurkan Islam. Namun umat tidak perlu bersedih apalagi putus asa. 

Benar bahwa kemurnian Islam, pemahaman Islam sebagai ideologi kehidupan, sudah jarang diemban oleh ulama di kehidupan politik. Demikian pula penguasa muslim justru seringkali mendegradasi nilai-nilai Islam. Namun Allah senantiasa menjaga agama ini dengan lisan-lisan pengemban dakwah yang ikhlas. Mereka selalu mengatakan yang haq itu adalah haq, tanpa khawatir atas celaan orang-orang yang mencela. 

وَعَلَى أَنْ نَقُولَ بِالْحَقِّ أَيْنَمَا كُنَّا لَا نَخَافُ فِي اللَّهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ 

"...dan untuk mengatakan kebenaran di mana saja kami berada, serta tidak takut (dalam menegakkan kalimat) Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela." (HR. Muslim).[VM]

Posting Komentar untuk "Yang Akan Menghancurkan Islam"

close