Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menguji Keseriusan SERGAP


Oleh : Agung Sumartono 
(Lajnah Siyasiyah HTI Jawa Timur)

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan program " SERGAP "(SERap GAbah Petani). Penyerapan gabah nasional ini untuk menanggulangi turunnya harga gabah pada tingkat petani pada masa musim panen Maret dan April.  Pelaksanaannya dilaksanakan kementerian pertanian bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), Bank Rakyat Indonesia (BRI), pemerintah setempat, serta TNI.

"Menyerap gabah langsung kepada petani adalah memotong mata rantai dagang beras sehingga harga pangan pokok ini di masyarakat stabil. Adanya jaminan harga beli di petani mendorong kegairahan mena nam dan bertani yang pada akhirnya akan menjamin ketersediaan dan kedaulatan pangan nasional," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sabtu 12 maret 2016.  [http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/03/13/o3yt411-serap-gabah-petani]

Di Jawa Timur program ini sudah mulai berjalan diantaranya di wilayah Ponorogo dan Madiun dengan pelaksanaannya yang lebih agresif di lakukan oleh TNI, seperti di beritakan.

"Kodim 0813 Bojonegoro, Jawa Timur, mengelar rapat koordinasi pengadaan gabah dan beras dengan mengundang penggilingan padi dan gabungan kelompok tani untuk mempercepat perolehan di Bulog Subdivre III, 

"Sampai hari ini perolehan pengadaan di Bulog Subdivre III Bojonegoro masih minim," kata Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Kav Donova Pripamungkas di hadapan seratusan pengurus gapoktan, penggilingan padi dan anggotanya di Bojonegoro." [http://www.antarajatim.com/lihat/berita/174757/kodim-bojonegoro-gelar-rapat-koordinasi-pengadaan]

"Kodim 0803/Madiun terus mendorong penyerapan beras petani ke Bulog yang ada di wilayah hukumnya guna mendukung swasembada pangan yang ditargetkan pemerintah tercapai dalam tiga tahun ke depan.

Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro, Letkol Kav Donova Pri Pamungkas, lakukan pendampingan transaksi Bulog Sub Divre III Bojonegoro dalam pembelian gabah petani yang melakukan panen padinya, dalam rangka percepatan Penyerapan Beras dan Gabah (Sergap) [http://www.antarajatim.com/lihat/berita/174858/kodim-madiun-dorong-penyerapan-beras-ke-bulog]

"Dengan praktek langsung turun ke lapangan ini, untuk mendorong petani agar menjual gabahnya kepada Bulog" terang Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Kav Donova Pri Pamungkas. Sabtu (2/04/2016). [http://www.kodam5-brawijaya.mil.id/berita/detail/1698/dandim-0813-bojonegoro-kawal-tim-sergab]


Benarkah "SERGAP" Menguntungkan?

Komandan Kodim 0803/Madiun, Letkol Inf Rachman Fikri, di Madiun, Jumat, mengatakan Menurut dia, terdapat sejumlah kendala dalam penyerapan beras petani ke Bulog, diantaranya karena harga pembelian gabah di lapangan lebih tinggi dari harga pembelian gabah yang ditetapkan pemerintah untuk bulog. Adapun HPP gabah yang ditetapkan pemerintah saat ini mencapai Rp3.700 per kilogram, sedangkan harga di lapangan berkisar antara Rp3.800 hingga Rp4.200 per kilogram. [http://www.antarajatim.com/lihat/berita/174858/kodim-madiun-dorong-penyerapan-beras-ke-bulog]

Melihat fakta dilapangan tersebut maka sangat wajar apabila para petani tidak mau menjual gabahnya kepada bulog, maka di sinilah sebenarnya peran TNI yaitu meminta para petani untuk menjual gabahnya kepada bulog walaupun harga jualnya lebih murah daripada kalau di jual ke pihak pengepul, apabila aparat TNI yang meminta  maka mau tidak mau petani akan takut apabila tidak menjual hasil panen gabahnya ke Bulog. dan inilah salah satu bentuk pemaksaan negara kepada rakyatnya

Tujuan "SERGAP" 

Pemerintah menargetkan bisa mengekspor beras ke 10 negara di Asia dan Eropa, dengan jumlah mencapai 100 ribu ton, termasuk beras organik, sebagai usaha meningkatkan ekspor komoditas pertanian, pada 2016. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto, di Bojonegoro, Sabtu, menjelaskan ekspor beras yang menjadi negara tujuan di 10 negara antara lain, Malaysia, Singapura, Brunai, dan negara lainnya di Asia, termasuk sejumlah negara di Eropa.

"Rencananya ekspor ke Jerman berupa beras organik," ucapnya, menegaskan.Oleh karena itu, menurut dia, pengadaan tahun ini akan dilakukan semaksimal mungkin untuk bisa memperoleh beras sebanyak-banyaknya. [www.antarajatim.com/berita/175277/pemerintah-target-ekspor-beras-ke-10-negara?]

Ini yang perlu di pertanyakan, apabila program ini bertujuan untuk ekspor maka secara logika kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi, tapi faktanya tidak begitu. Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, Bulog akan mendatangkan lagi sekitar 700 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam. Impor perlu ditambah untuk mengamankan stok beras nasional.  Sampai saat ini, kata Djarot, Indonesia sudah mengimpor sekitar 800 ribu ton beras dari kuota 1,5 juta ton hasil kesepakatan dengan Vietnam dan Thailand. "Masih tersisa 700 ribu ton. Akan didatangkan pada Januari, Februari, atau Maret," kata Djarot di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis, (14/1). [http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/01/14/o0xubu219-bulog-akan-impor-lagi-700-ribu-ton-beras-dari-vietnam-dan-thailand]. 

Inilah bukti bahwa kebijakan pemerintah tentang stabilitas pangan melalui Bulog masih tumpang tindih atau tidak jelas.

Petani Bisa Sejahtera 

Dalam negara yang menerapkan sistem Islam praktek tas'ir atau pematokan harga barang yang bukan kepemilikan umum oleh penguasa adalah dilarang, sebagai mana hadist nabi :

“Suatu saat di masa Rasulullah SAW harga merangkak naik. Lalu orang-orang mengatakan, ‘wahai Rasulullah, patoklah harga untuk kami’. Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah-lah yang mematok harga, yang menyempitkan dan melapangkan rizki, dan sungguh aku berharap untuk bertemu Allah dalam kondisi tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku dengan suatu kezaliman, baik dalam darah atau harta’.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud). 

Sedangkan gabah bukanlah barang kepemilikan umum sebagaimana BBM, dan hasil tambang lainnya. maka negara dilarang mematok harga untuk membeli gabah milik petani, jadi yang akan dilakukan negara adalah  memberikan penawaran harga yang lebih baik kepada para petani dari harga yang di tawarkan oleh para pengepul, maka secara otomatis petani akan menjual gabahnya kepada negara tanpa perlu dipaksa paksa. Jadi para petani untung dan negara dapat menjaga stok pangan untuk umat. Inilah esensi Syariah dan Khilafah yang akan mewujudkan Rahmat bagi seluruh alam. [VM]

Posting Komentar untuk "Menguji Keseriusan SERGAP "

close