Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Potret Miris di Negeri Zamrud Khatulistiwa


Oleh: drg. Eka Dewi (Ibu Rumah Tangga)

Satu lagi potret buram kemiskinan  tampak di negeri yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat luar biasa. Di Kabupaten Lebak, Banten, beberapa keluarga harus sabar mengonsumsi nasi aking selama 15 tahun karena terjerat kemiskinan. Rumah mereka hanya satu kilometer dari pusat pemerintah Kabupaten Lebak, tepatnya di Kampung Ciseke RT 03/02 Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung.

"Iya, setiap hari saya memasak nasi aking untuk dimakan bersama anak dan suami saya. Penghasilan suami saya sebagai buruh kasar tidak cukup untuk membeli beras. Akhirnya, saya terpaksa mengolah nasi sisa tetangga untuk dijadikan nasi aking agar bisa makan," kata Suparti, 37, ditemui di rumahnya yang beralaskan tanah, Jumat (8/4/2016). (metrotvnews.com) 

Nasi aking merupakan  sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Biasanya dijual sebagai makanan unggas.

Ketua Himpunan Pemerhati Pembangunan Banten Indonesia (HP2BI) Nopi Agustina mengatakan banyaknya warga miskin karena kurangnya perhatian pemkab.

"Seharusnya pemerintah peka terhadap kondisi masyarakat di lapangan, jangan hanya memprediksi dari data BPS (Badan Pusat Statistik, red.)," kata Nopi.

Kepala Dinas Sosial Banten Ino S Rawita Narsum mengatakan meningkatnya angka kemiskinan karena faktor pendidikan yang rendah dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan. "Rata-rata mereka yang miskin berprofesi sebagai petani dan buruh kasar," ujarnya.

Kepala Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Provinsi Banten, Toto Sudarto, mengatakan warga miskin di Banten sebesar 2,3 juta jiwa dari 11 juta jiwa penduduk Banten.

Sementara disisi lain, telah menjadi kebiasaan buruk bagi para kepala daerah dalam mengelola anggaran dan menampakkan gaya hidup mewahnya. Kepala daerah umumnya lebih mengutamakan pembiayaan operasional dengan segala kenyamanan dan kemewahan ketimbang merealisasikan sebanyak-banyaknya pembangunan. Kepala daerah baru, mobil dinas pun baru, bahkan dengan spesifikasi mewah.

Perjalanan dinas juga dirancang sebanyak yang memungkinkan meskipun sebagian besar perjalanan itu tidak bermanfaat bagi pembangunan daerah. Yang penting, ada duit yang bisa dimainkan dengan menggelembungkan biaya. Segala daya upaya maksimal dikerahkan dalam mengalokasian anggaran yang bersifat rutin. Sebaliknya, daya yang disisihkan untuk program pembangunan hanya seadanya, yang penting ada. Begitu terus yang terjadi kendati kepala daerah silih berganti. (metrotvnews.com)

Maka ketegasan dari peran Negara sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan kondisi tersebut. Seharusnya para pemimpin memberikan teladan yang baik bagi warganya, dan memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh warganya. Bukan sebaliknya, menghambur-hamburkan uang Negara, korupsi, dan menampakkan kehidupan mewah di depan masyarakatnya yang menderita. 

Dalam sistem yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh, yaitu dalam sebuah institusi Khilafah Islamiyah, maka siapapun yang  menjadi warga Daulah Khilafah akan mendapatkan dan terpenuhi kebutuhan pokoknya (sandang, pangan dan papan). Tak terbatas apakah dia muslim ataupun non muslim (warga Daulah Khilafah), asalkan tunduk dan taat dengan aturan yang diterapkan oleh Negara Daulah maka warga tersebut akan mendapatkan hak yang sama sebagai warganegara. Selain itu, Khalifah sebagai pemimpin menunjukkan kepeduliannya kepada warganya sebagai ketundukan akan amanah yang diterimanya.

Dicontohkan oleh Khalifah Umar yang pada suatu malam berjalan di wilayahnya, dan menemukan sebuah keluarga yang sedang merebus batu sampai anak-anaknya tertidur (karena tidak memiliki makanan lagi), serta merta sang Khalifah pun mengambil beberapa karung gandum dan dipanggulnya oleh beliau sendiri untuk diberikan pada keluarga tersebut. 

Inilah contoh yang sangat mulia, yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin karena ketundukan dan ketaatannya pada aturan Allah swt. Kondisi ini akan terwujud kembali, jika diterapkan kembali aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Islam rahmatan lil ‘alamiin pun akan kembali terwujud jika syari’ah-Nya diterapkan dalam Khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. [VM]

Posting Komentar untuk "Potret Miris di Negeri Zamrud Khatulistiwa"

close