Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Dalam Pusaran Ideologi Dunia (Bagian-2)


Oleh : Hanif Kristianto 
(Analis Politik dan Media)

Sosialisme menjadi lawan tanding bagi Kapitalisme pada masa penjajahan. Kehidupan perang yang menyengsarakan umat manusia dan kekayaan berkumpul di kalangan elit penguasa. Ide sosialisme muncul untuk melawan kaum borjuis. Mereka menuntut persamaan di setiap kelas. Gagasan sosialisme yang kemudian diusung oleh partai komunis, mendapat sambutan hangat dari kalangan rakyat. Tampaknya itu juga yang terjadi di Indonesia dalam lintasan sejarah.

==================

Pusaran Sosialisme di Indonesia

Sosialisme—termasuk di dalamnya adalah komunisme—berdiri di atas asas bahwa materi itu merupakan pangkal segala sesuatu, dan segala sesuatu itu lahir dari materi melalui perkembangan (evolusi) materi. Bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan hanya materi belaka, dan melalui evolusi materi segala sesuatu bisa ada.

Istilah sosialisme terlah digunakan sebagai wacana politik sejak abad ke-19. Sosialisme merupakan sistem ekonomi yang mengandung makna menciptakan persamaan (equality), keadilan, serta mengakhiri eksploitasi orang kaya terhadap orang-orang miskin. Dalam konsep ekonomi, maka sosialisme dimaksudkan adalah penguasaan negara terhadap barang-barang produksi dan jasa pelayanan publik. Misalnya telekomunikasi, pertambangan, nindustri berat, transportasi, dan tenaga listik. Berbeda dengan kapitalisme yang ke semua penguasaan tadi bisa dimiliki dan dioperasikan oleh swasta.

Dalam sistem pemerintahan, ada beberapa negara yang menggunakan label Sosialis Demokrasi, menganut prinsip bahwa negara memiliki kekuasaan untuk mengatur ekonomi, namun memberi keluasan kepada masyarakat bebas menyatakan pendapat, beragama, dan berkompetisi

Pada masa pernag dunia II terjadi pergerakan dan perlawanan di Indonesia dalam perjuangan mengusir Belanda. Inggris kemudian membujuk Cina Komunis untuk mengakui Indonesia dan membuka pintu perdangan dengannya. Saat itu Cina Komunis menentang AS dalam politik Timur Jauh. Semua ini adalah langkah utnuk mempertahankan jajahan Inggris. Di sisi lain, AS mendorong Indonesia untuk melakukan revolusi melawan Belanda. Maka, Indonesia melancarkan revolusi yang sengit dengan dukungan Uni Soviet dan AS. Meski kedua negara besar itu saling bertentangan. Inggris memihak kepada Belanda untuk menentang Indonesia. Pada akhirnya Indonesia berhasil mengalahkan Belanda secara militer dan mengajukan permasalahan ini ke PBB. Indonesia lalu mendapat dukungan dari AS, dan PBB memutuskan kemerdekaan Indonesia.

AS berupaya menggantikan posisi Belanda. Tetapi orang-orang Indonesia melawan AS selama bertahun-tahun lamanya. Mereka tidak mau ada satu penjajah pergi lalu digantikan penjajah lainnya. AS pun segera merekayasa untuk mempersulit Indonesia dan menyulut revolusi untuk menentang Indonesia. AS mendiamkan usaha Inggris untuk menyusup ke Indonesia melalui agen-agennya. AS juga mendorong terjadinya migrasi orang-orang Cina ke Indonesia, sebagaimana AS juga telah mendorong masuknya komunisme ke Indonesia. Akibat rekayasa yang menyulitkan ini, akhirnya penguasa Indonesia tunduk di bawah tekanan AS. Maka sejak awal pemerintahan Soekarno, Indonesia sudah tunduk pada AS dalam menerima bantuan militer dan ekonomi.

Bangsa  di Timur Jauh, termasuk Indonesia,  pada masa itu taraf berfikirnya masih di bawah bangsa Timur Tengah. Namun ide kemerdekaan dari penjajah yang tersebar di dunia—menjelang dan pada saat perang dunia II, dan semakin tersebar setelah perang dunia II—berpengaruh lebih kuat pada bangsa di Timur Jauh dibandingkan dengan di Timur Tengah. Hal ini dikarenakan pemikiran itu dicetuskan oleh kaum komunis sebagai satu bagian dari konfrontasi komunisme melawan kapitalisme. Pemikiran ini masuk dari Uni Soviet melalui China ke bangsa Timur Jauh secara kuat, sehingga membangkitkan bangsa-bangsa ini.

==================
Sosialisme-Komunisme Kekinian

Ingatan kelam akan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) belum pudar bagi rakyat negeri ini. Kekejamannya melebihi setan dan binatang buas. Sasaran yang dijadikan korban kaum rohaniawan (khususnya Islam) dan pihak keamanan. Suasana ketika itu begitu mencekam, akibat perebutan kekuasaan dan kepentingan untuk menerapkan ideologinya. Upaya membangkitkan ide komunisme pada masa kekinian seolah dimunculkan lagi. Masyrakat dibuat trauma dengan logo dan simbol PKI.

Pasca pelarangan PKI di Indonesia, kegiatan ilegal sisa-sisa PKI dan simpatisannya bergerak bebas di luar negeri.  Ada pula yang mendapat dukungan dari pemerintahan China, Uni Soviet, Belanda, dan negara lainnya. Kegiatan di dalam negeri pasca pulau Buru lebih pada penyampaian gagasan melalui kehebohan karya Pramodya Ananta Toer, pelarangan karya-karya Pramoedya, dan upaya mengenalkan kembali tokoh-tokoh PKI ke masyarakat.

Istilah Komunisme Gaya Baru (KGB) kini dipromosikan gencar. Ide komunisme memang tak pernah mati, selama ada pengembannya dan kajian ideologinya. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, khususnya pada abad ke-20, PKI telah beberapa kali melakukan aksi, gerakan, dan pemberontakan yang merugikan bangsa dan negara. Dalam rangka merebut kekuasaan politik sebagai program maksimumnya. Sedangkan program minimum adalah berbagai gerakan dan aksi dalam rangka mencapai program maksimum. 

Pertama, masa pemerintahan Hindia Belanda, PKI menjadi partai berpengaruh, pada tahun 1926 melakukan pemberontakan. Sikap pemberontakan lebih mementingkan ideologi politik asing, dari pada kepentingan perjuangan bangsanya.

Kedua, ketika bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada akhir 1945 dan awal 1946 serta pertengahan 1948, PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan RI. Orang-orang PKI menganggap bahwa Proklamasi 17 Agustu 1945 itu revolusinya kaum borjuis. PKI mengulangi pemberontakannya pada bulan September 1948.

Ketiga, PKI merasa dirinya menjadi partai komunis terbesar di luar kubu negara-negara komunis dan berhasil mendominasi kehidupan politik di tanah air pada tengah dasawarsa tahun 60-an, kembali PKI mendalangi dan melakukan kudeta terhadap pemerintahan RI melalui “Gerakan 30 September” pada 1 Oktober 1965. Ketika  PKI gagal total dalam mewujudkan cita-citanya, akhirnya PKI dibubarkan dan ajarannya dilarang melalui TAP MPRS No.25/1966.
(Bahaya Laten Komunisme di Indonesia, Mabes ABRI Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI 1995)
 
Komunisme yang terdiri atas tiga unsur: ideologi, organisasi, dan gerakan, dalam abad globalisasi ini ddengan cermat wajib diwaspadai. Karena ciri dan watak komunisme ini mampu dan mau menunggu, sampai pada kemungkinan untuk bangkit kembali.d engan segala daya dan cara, kader-kader komunis melakukan berbagai aktivitas baik di kalangan bawah maupun kalangan atas. Di samping itu, aksi penyusupan kader ke dalam organisasi massa atau partai politik merupakan aksi yang tidak asing lagi. Mereka berusaha merebut simpati untuk mendominasi kekuatan dalam tubuh partai yang disusupi untuk diarahkan sesuai programnya. Pada awal masa pergerakan nasional, PKI melakukannyaterhadap Sarekat Islam, sehingga partai politik yang dianggap pesaingnya dan juga terhadap aparatur pemerintah dan ABRI, sekalipun dengan bentuk yang berbeda-beda.
 
Pemerintahan Jokowi-JK juga tidak terlepas dari isu komunisme. Meski tak tampak secara nyata gerakannya, tapi sudah diketahui orangnya dan partainya. Kerjasama ekonominya lebih juga condong kepada China. Tidak hanya itu Partai Komunis China juga sudah melakukan penjajakan hubungan politik dengan partai di Indonesia. Banyak pula anggota DPR yang diindikasi sebagai anak keturunan PKI. Terkadang mereka berlindung di balik empat pilar untuk menghancurkan lawan politiknya.

Rakyat tampaknya ada ketertarikan dengan ideologi sosialisme-komunisme, meski di dalam hatinya tidak menyatakan anti-Tuhan. Kajian-kajian sosialisme kini marak di kampus-kampus dalam bentuk diskusi, Focus Group Discussion, hingga penanaman ideologi pada kader. Nafasnya masih sama sebagai jawaban dan perlawanan atas kegagalan kapitalisme dalam memberikan kemaslahatan hidup. Ketika komunisme berlindung di balik kebebasan berpendapat dan bertingkah laku, maka ini akan semakin menyuburkan pahamnya.

Di sisi lain, keberagamaan dan keimanan rakyat yang dibuat mengambang, menjadikan rakyat tidak memiliki pegangan dalam menyelami persoalan bangsa. Ketika sosialisme-komunisme ini diambil sebagai ideologi negera. Maka belajarlah dari sejarah bangsa-bangsa yang telah gagal lebih dahulu dalam mengambil sosialisme-komunisme. Apa yang mereka raih hanya bentuk luar, tapi rakyatnya tidak terpenuhi dalam aspek sosial dan spiritual. Apakah ideologi itu layak bagi negeri ini? Andalah yang bisa berfikir untuk menemukan jawabannya! [VM]

Posting Komentar untuk "Indonesia Dalam Pusaran Ideologi Dunia (Bagian-2)"

close