Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Bisa Kok Menjadi Negara Super Power, Asal…


Oleh : Endah Sulistiowati, SP. (MHTI Kediri)

Situasi politik di negeri ini makin memprihatinkan, lihat saja kelompok elit dan penguasa saat ini tidak berbeda dengan masa sebelumnya, hanya peduli pada apa yang membuat mereka senang, kelas mapan yang cenderung self-centric, konsumeristik, pro status-quo dan enggan direpotkan dengan masalah-masalah sosial. Begitulah yang ditunjukkan oleh partai politik dan pemimpin dalam demokrasi, brand dan slogannya peduli rakyat kecil, nasionalis, pro green-life, tapi perilakunya tidak menunjukkan bahwa mereka peduli, nasionalis dan pro green. Tentu saja hal ini bukan perkara aneh, karena kelompok elit dan penguasa ini lahir dari proses politik ekonomi yang meniscayakan adanya kesenjangan, yaitu aturan dan nilai yang ada dalam sistem demokrasi itu sendiri.

Pergolakan di negeri-negeri muslim terus berlanjut, umat Islam dunia menghendaki tata dunia baru yang bisa membawa kepada kesejahteraan, yang bisa memberikan rasa aman, dan yang bisa memberikan kedaulatan sehingga umat Islam tidak menjadi santapan lezat bagi negara lain. Seruan-seruan persatuan kian lama kian terdengar nyaring, tak terkecuali di Indonesia Mungkinkah Indonesia bisa menjawab keresahan umat Islam di seluruh dunia? Mungkinkah Indonesia ini bisa menjadi negara super power?

Indonesia adalah sebuah negara Agraris Kepulauan yang lebih beken dengan sebutan Nusantara. Saking suburnya Indonesia ini bisa dikatakan “tongkat dan batu bisa jadi tanaman”. Berbagai potensi ada di dalamnya. Tidak heran memang negeri yang mayoritas penduduknya mayoritas muslim ini menjadi sorotan perkembangan Islam. Sehingga bukan lagi menjadi rahasia umum jika kaum muslimin di Indonesia menjadi perhatian serius barat. Jika perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan arahan barat, sudah barang tentu ini akan mengancam eksistensi mereka di dunia Islam. Maka dengan berbagai daya dan upaya, barat akan memastikan agar perubahan di Indonesia selalu dalam kontrol mereka.  Dari berbagai faktor, tidak dipungkiri Indonesia memang layak untuk diperhatikan dalam perubahan dunia, khususnya Islam.

Fakta peluang Indonesia bisa menjadi negara super power adalah :

1. Indonesia mempunyai populasi anak muda terbesar didunia 

Dengan anak muda yang berusia dibawah 30 tahun berjumlah 165 jutaan, indonesia berpotensi untuk menjadi negara yang kuat, tidak hanya menjadi negara konsumen. Hanya sekitar 8 % jumlah penduduk indonesia yang berusia diatas 60 tahun.

2. Populasi muslim terbesar di dunia

Persentase muslim indonesia mencapai hingga 12,7 % dari populasi dunia , dari 205 juta penduduk Indonesia (tahun 2010) , dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam.(m.republika.co.id)

3. Tambang emas terbesar

Tambang Grasberg yang berada di Puncak Jaya adalah tambang emas terbesar yang pernah ada dan sekaligus tambang tembaga ke tiga terbesar dunia.(m.liputan6.com)

4. Indonesia adalah negeri kepulauan paling besar di dunia

Kepulauan indonesia terdiri dari 17.504 pulau (termasuk juga 9.634 pulau yg belum diberi nama & 6.000 pulau yg berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau paling bessar didunia, yakni :Kalimantan (539.460 km2,Sumatra (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).

5. Indonesia  negeri maritim paling besar di dunia

Perairan di indonesia seluas 93.000 km2, panjang pantai lebih kurang 81.000 km2 atau nyaris 25 % panjang pantai dunia.

6. Indonesia mempunyai hutan tropis paling besar di dunia

Hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 hektar, dengan keaneka ragaman hayati dan plasmanutfah (sumber daya genetik) paling lengkap di dunia.(www.pendidikanindonesia.com)

7. dan lain – lain

Melihat sedikit fakta diatas sebenarnya indonesia layak untuk menjadi negara besar, maju, dan menjadi negara super power.hebat bukan ?? mimpi yang besar itu setidaknya selalu didengungkan ketika hari kemerdekaan tiba.

Sejarah telah membuktikan, sejak zaman Soekarno sampai dengan sekarang, zamannya Joko Widodo Indonesia tetap menjadi negara pengekor. Keinginan untuk meraih kebahagiaan akhirnya harus dikorbankan dengan menerima demokrasi sebagai sistem yg melingkupi seluruh aspek kehidupan. Di mulai lah dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno (teknokrat-yg sering kita kenal Orde Lama), beberapa kalangan dengan bangga menyebut inilah saat pelaksanaan demokrasi yang paling demokratis,tapi mimpi rakyat untuk sejahtera tetap menjadi angan-angan. Ekonomi sulit, sampai-sampai ada era dimana rakyat harus makan gaplek.

Mimpi itu terus dilanjutkan dengan Demokrasi pancasila di era Orde Baru, Soeharto (militer) dengan kekuatan militernya memimpin negeri ini. Belum seumur jagung negeri ini sudah dikavling-kavling,masuklah freeport, caltex dan lain-lain yg kini mencengkeram indonesia untuk menguasai tambang mineral dan migas.sudahkan kesejahteraan menghampiri negeri ini?lagi-lagi kesejahteraan rakyat hanya mimpi.

Lepas dari Orde Baru,muncul Orde Reformasi, mimpi kembali digantungkan, setelah sebelumnya rakyat hidup dibawah rezim tirani. Reformasi menjanjikan perubahan disana-sini, tampuk kepemimpinan silih berganti,mulai dari Habibie (intelektual), Abdurrahman Wahid (Kyai),megawati Soekarnoputri(perempuan), dan  Susilo Bambang Yudhoyono (militer), tapi lagi-lagi mimpi itu terlalu tinggi. Kesulitan hidup kian bertambah parah justru terjadi dimasa reformasi. Korupsi terjadi secara terang-terangan, utang negara kian menjulang, banyaknya undang-undang yang ada unsur campurtangan asing,atau setidaknya berbau asing.

Dalam situasi seperti itu, lagi-lagi rakyat bermimpi dipimpin oleh orang yang merakyat dan sederhana. Alasannya, siapa tahu dengan latar belakang dari kampung, sang penguasa bisa merasakan denyut penderitaan rakyat. Joko Widodo, yang sering dipanggil Jokowi, dipilih untuk mewujudkan mimpi rakyat. Tapi baru beberapa saat, Jokowi justru menimpakan banyak beban kepada rakyat. Harga BBM dinaikkan ketika harga minyak dunia turun. Subsidi BBM dicabut. Dolar naik tak terkontrol. Rezimnya mulai melontarkan gagasan-gagasan anti Islam, mulai dari menghapus do’a disekolah,tak mencantumkan agama di KTP, pengakuan terhadap agama Baha’i, dsb.

Sayang, rakyat negeri ini tak mau belajar atas segala hal yg pernah terjadi. Mereka sering lupa dan mereka mau saja dibodohi oleh jargon-jargon demokrasi. Padahal sudah lebih dari lima dasawarsa negeri ini menerapkan demokrasi tanpa membawa hasil. Akibatnya perubahan kearah yang lebih baik tak pernah terwujud, bahkan malah cenderung terperosok kejurang kehancuran menuju negara gagal. Tidak mengherankan jika ada kata-kata anekdot “piye le kabare? (bagaimana nak kabarnya ?) isih penak jamanku to ?(masih enak jamanku kan?)“ sebuah klaim bahwa rezimnyalah yang lebih baik dari yg lain.
Keterpurukan diatas harus segera diakhiri agar mimpi untuk menjadi negara super power segera terwujud. Tidak hanya sebuah jargon revolusi mental, tapi sebuah kebangkitan hakiki, sebagaimana bangkitnya eropa dari masa kegelapan, bangkitnya bangsa arab dari jaman kejahiliyahan, kebangkitan yang merubah pola pikir,pola sikap dan tingkah laku manusia dengan Islam. Seperti apa yg disampaikan syaikh Taqiyuddin An-Nabhani,bahwa “Bangkitnya  manusia  tergantung  pada  pemikirannya tentang   hidup,  alam  semesta,   dan  manusia,  serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum kehidupan  dunia dan  yang  ada sesudahnya.  Agar  manusia mampu  bangkit  harus  ada  perubahan  mendasar  dan menyeluruh  terhadap pemikiran manusia dewasa ini, untuk kemudian diganti dengan pemikiran lain. Sebab, pemikiranlah yang membentuk dan memperkuat  mafahim (persepsi) terhadap segala sesuatu.”(nidhomul Islam, Syaikh Taqiyudin An Nabhani). 

Maka, langkah-langkah yang harus ditempuh  adalah:

1. Mengubah mind-set, bahwa kita bukan sekedar negara berkembang seperti yang ditanamkan pada pemikiran masyarakat Indonesia saat ini. Kita punya banyak potensi untuk bisa menjadi negara besar.
2. Pemerintah dengan lembaga yang berwenang mengupdate lagi berbagai kekayaan alam baik sudah dieksploitasi ataupun yang belum.
3. Pemerintah harus berani menasionalisasi semua kekayaan alam yang menjadi milik swasta nasional dan swasta asing, semua dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat.
4. memutuskan untuk menjadi negara yang mandiri tidak lagi menjadi negara pengekor, seperti yang pernah dilakukan Presiden Sukarno berani keluar dari PBB.
5. mengubah sistem ala demokrasi yang hanya mengutungkan sebagian pihak saja dengan sistem alternatif yang lain. Sistem alternatif inilah yang harus kita cari.

Sudah tampak jelas, demokrasi dan sistem ekonomi liberal gagal menjadikan negeri ini lebih baik dan sejahtera. Sebaliknya, negeri ini makin rusak dan bobrok. Alih-alih menyelesaikan masalah, demokrasi dan sistem ekonomi liberal justru menjadi sumber masalah! Betapa tidak. Ongkos demokrasi yang amat mahal terbukti menjadi pemicu utama korupsi marak. 

Demokrasi yang dipropagandakan “dari, oleh dan untuk rakyat” pada praktiknya hanya untuk kepentingan para pemilik modal dan korporasi. Berbagai undang-undang liberal yang dihasilkan justru menyengsarakan rakyat. Bahkan demokrasi juga menjadi pintu masuk bagi negara-negara kafir penjajah untuk menguasai dan merampok kekayaan alam negeri ini.

Kesimpulannya, dengan demokrasi Indonesia makin tenggelam dalam krisis, sehingga butuh solusi revolusioner untuk menghantarkannya menjadi adidaya baru. Khilafah Islamiyah. Kerahmatan Islam hanya mungkin bisa diwujudkan dalam sistem yang memungkinkan risalah Islam bisa diterapkan secara kâffah. Itulah Khilafah. Selain itu tentu tidak akan bisa. Dalam sistem sekular yang ada saat ini, sebagian besar risalah Islam telah ditanggalkan. Yang tersisa hanya ibadah ritual; doa, zikir, wirid, shalat, puasa, zakat, haji, dll. Adapun aturan Islam dalam urusan politik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya sudah banyak ditinggalkan.

Ya Khilafah Islamiyah sebagai solusi awal dan akhir untuk negeri kita tercinta. Mari kita perjuangkan. [VM]

Posting Komentar untuk "Indonesia Bisa Kok Menjadi Negara Super Power, Asal…"

close