Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Sebab Belum Terkabulkannya Doa


Suatu saat,  saya menuju suatu masjid di bilangan Jakarta Selatan dengan aplikasi ojek online, sang driver bercerita penuh kesah tentang hidupnya yang dirasa jauh dari kebahagiaan.

“Kenapa ya pak, hidup saya kok begini. Saya rasa, Allah kok seperti tidak mau mengampuni saya,” ucapnya membuka pembicaraan sembari menyusuri jalan Buncit Raya.

Tidak lama kemudian ia melanjutkan. “Saya mengakui bahwa saya memang banyak dosa, tetapi masa sampai sekarang saya gak diampuni ya, pak. Rezeki seret, saya sakit, istri juga sakit. Saya sebenarnya ini sudah malas, pak. Wong sudah doa gak dijawab-jawab. Saya harus bagaimana lagi sama Allah ya pak,” imbuhnya dengan nada memelas.

Setiap manusia dengan ragam masalah dan tingkatannya tidak bisa lepas dari yang namanya masalah. Namun, kadang hawa nafsu mendominasi cara berpikir diri, sehingga apa-apa selalu ingin sesuai kehendak diri. Tanpa pernah melakukan intropeksi diri dan mencari hikmah dari setiap peristiwa yang mewarnai kehidupannya, termasuk kala doa terasa lama atau tertunda pengabulannya.

Rasulullah mengatakan,  “Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi]

Apabila hal ini menimpa hidup kita maka lakukanlah langkah-langkah berikut ini.

Pertama, jangan pernah patah harapan

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan Maha Kuasa. Segala keadaan tergantung pada ketetapan-Nya. Dan, tidak mungkin Allah berbuat aniaya kepada hamba-hamba-Nya.

Dengan kata lain, masalah, ujian, kesulitan dan kesusahan hidup yang kita alami bukan tanpa maksud dan tujuan Allah berikan kepada kita. Jadi, berpikirlah, merenunglah dan berdzikirlah sampai kemudian hadir pemahaman yang mendalam bahwa apa yang kita alami hari ini adalah yang terbaik dalam pandangan-Nya.

Andai pun diri merasa sangat terbebani, rasa sudah tak mampu lagi memikul beban hidup, maka jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah, tetapi perkuatlah harapan dan keyakinan bahwa Allah pasti menolong. Bahkan tatkala diri sudah merasa sangat lama doa-doa yang dipanjatkan tak jua menjumpai kenyataan.

Dalam hal ini, Syeikh Ibn Athaillah berkata dalam kitab monumentalnya Al-Hikam.

“Terlambat datangnya (pemberian) Allah, mesti sudah dimohonkan berulang-ulang, janganlah membuatmu patah harapan. Karena Dia telah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginan engkau sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”

Ungkapan bijak mengatakan, “Kita bersedih karena apa yang kita ingin mau segera terkabulkan. Tetapi lupa bahwa segala sesuatu terjadi pada waktu yang terbaik menurut kehendak-Nya.”

Dengan kata lain, kita mesti ridha dengan apa yang Allah pilihkan terhadap hidup kita. Sebab kita tidak mengerti sampai pada tingkat hakikat, yang mana yang sesungguhnya terbaik untuk hidup kita.

Oleh karena itu, kita harus memahami betul dengan apa yang Allah tegaskan di dalam Al-Qur’an.

وَعَسَىٰأَنْتَكْرَهُواشَيْئًاوَهُوَخَيْرٌلَكُمْ ۖ وَعَسَىٰأَنْتُحِبُّواشَيْئًاوَهُوَشَرٌّلَكُمْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).

Jadi, jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah, apalagi sampai berputus asa dari rahmat-Nya.

Kedua, menemukan hikmah

Apabila seseorang telah berdoa dengan panjang, namun tidak juga kunjung ada jawaban dari Allah, maka menurut Ibn Al-Jauzi dalam kitabnya Shaid Al-Khatir ada dua hal yang harus kita pahami dan lakukan dengan sungguh-sungguh. Pertama, bersabar lebih sabar. Kedua, mengobati penyakit berbahaya di dalam hati.

“Dalam kondisi seperti itu seorang mukmin mesti mengetahui bahwa apa yang tengah dialaminya adalah sebuah ujian yang memerlukan kesabaran lebih, dan bisikan-bisikan yang bergolak di jiwanya adalah sebuah penyakit yang harus diobati.”

Dengan kata lain, saat doa terasa lama dikabulkan oleh Allah, itu adalah momentum emas untuk diri kita mengenyahkan segala macam tipu muslihat setan. Sabar dan tetaplah berdoa, sampai Allah memberikan jawaban.

Ketiga, yakin yang kita alami adalah yang terbaik dalam pandangan-Nya.

Ibn Al-Jauzi menulis, “Keterlambatan terkabulnya doa bisa jadi malah merupakan kebaikan, sedangkan terkabulnya doa secara cepat justru merupakan keburukan. Nabi Muhammad bersabda, “Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selagi ia tak terburu-buru dengan mengatakan, ‘Saya telah berdoa tapi belum juga dikabulkan.'”

Keempat, sarana intropeksi diri

Tidak dikabulkannya doa boleh jadi karena celah di dalam diri sendiri, mungkin makanan yang dikonsumsi masih belum terbebas dari syubhat, mungkin hati lalai saat berdoa, atau mungkin ini adalah bagian dari pembersihan diri dari dosa-dosa masa lalu. Oleh karena itu, teruslah intropeksi diri dan jauhi tergesa-gesa, menuntut Allah sesuai keinginan hati sendiri.

Kelima, bersyukurlah

Cobalah melihat lebih dalam dengan selalu mengedepankan sikap bersyukur kepada-Nya. Ibn Jauzi menuliskan, “Engkau sebaiknya meneliti ulang tujuanmu meminta apa yang kau pinta. Bisa jadi terkabulnya doamu justru akan menambah dosamu, atau menunda waktu kenaikan kedudukanmu dalam kebaikan, sehingga ketidakterkabulan doamu malah (sesungguhnya) lebih baik untukmu.”Jadi, tetaplah menjadi pribadi yang bersyukur dalam segala situasi dan kondisi.

Subhanallah, demikian indahnya ajaran Islam. Dan, pada hakikatnya tidak ada keburukan yang menimpa diri seorang Mukmin dan Muslim melebihi tidak lagi mengingat kekuasaan Allah Ta’ala, sehingga melupakan Allah Ta’ala. Inilah seburuk-buruk keadaan di dunia yang pasti berujung nista di kehidupan akhirat. Wallahu a’lam.*

Tidak dikabulkannya doa boleh jadi karena celah di dalam diri sendiri, mungkin makanan yang dikonsumsi masih belum terbebas dari syubhat

Doa, terkabulnya doa, syubhat

Ini yang Harus Kita Lakukan Saat Pengabulan Doa Terasa Lama atau Tertunda

Suatu waktu, saat saya menuju suatu masjid di bilangan Jakarta Selatan dengan aplikasi ojek online, sang driver bercerita penuh kesah tentang hidupnya yang dirasa jauh dari kebahagiaan.

“Kenapa ya pak, hidup saya kok begini. Saya rasa-rasa, Allah kok seperti tidak mau mengampuni saya,” ucapnya membuka pembicaraan sembari menyusuri jalan Buncit Raya.

Tidak lama kemudian ia melanjutkan. “Saya mengakui bahwa saya memang banyak dosa, tetapi masa sampai sekarang saya gak diampuni ya, pak. Rezeki seret, saya sakit, istri juga sakit. Saya sebenarnya ini sudah malas, pak. Wong sudah doa gak dijawab-jawab. Saya harus bagaimana lagi sama Allah ya pak,” imbuhnya dengan nada memelas.

Setiap manusia dengan ragam masalah dan tingkatannya tidak bisa lepas dari yang namanya masalah. Namun, kadang hawa nafsu mendominasi cara berpikir diri, sehingga apa-apa selalu ingin sesuai kehendak diri. Tanpa pernah melakukan intropeksi diri dan mencari hikmah dari setiap peristiwa yang mewarnai kehidupannya, termasuk kala doa terasa lama atau tertunda pengabulannya.

Apabila hal ini menimpa hidup kita maka lakukanlah langkah-langkah berikut ini.

Pertama, jangan pernah patah harapan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan Maha Kuasa. Segala keadaan tergantung pada ketetapan-Nya. Dan, tidak mungkin Allah berbuat aniaya kepada hamba-hamba-Nya.

Dengan kata lain, masalah, ujian, kesulitan dan kesusahan hidup yang kita alami bukan tanpa maksud dan tujuan Allah berikan kepada kita. Jadi, berpikirlah, merenunglah dan berdzikirlah sampai kemudian hadir pemahaman yang mendalam bahwa apa yang kita alami hari ini adalah yang terbaik dalam pandangan-Nya.

Andai pun diri merasa sangat terbebani, rasa sudah tak mampu lagi memikul beban hidup, maka jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah, tetapi perkuatlah harapan dan keyakinan bahwa Allah pasti menolong. Bahkan tatkala diri sudah merasa sangat lama doa-doa yang dipanjatkan tak jua menjumpai kenyataan.

Dalam hal ini, Syeikh Ibn Athaillah berkata dalam kitab monumentalnya Al-Hikam.

“Terlambat datangnya (pemberian) Allah, mesti sudah dimohonkan berulang-ulang, janganlah membuatmu patah harapan. Karena Dia telah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginan engkau sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”

Ungkapan bijak mengatakan, “Kita bersedih karena apa yang kita ingin mau segera terkabulkan. Tetapi lupa bahwa segala sesuatu terjadi pada waktu yang terbaik menurut kehendak-Nya.”

Dengan kata lain, kita mesti ridha dengan apa yang Allah pilihkan terhadap hidup kita. Sebab kita tidak mengerti sampai pada tingkat hakikat, yang mana yang sesungguhnya terbaik untuk hidup kita.

Oleh karena itu, kita harus memahami betul dengan apa yang Allah tegaskan di dalam Al-Qur’an.

وَعَسَىٰأَنْتَكْرَهُواشَيْئًاوَهُوَخَيْرٌلَكُمْ ۖ وَعَسَىٰأَنْتُحِبُّواشَيْئًاوَهُوَشَرٌّلَكُمْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).

Jadi, jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah, apalagi sampai berputus asa dari rahmat-Nya.

Kedua, menemukan hikmah.

Apabila seseorang telah berdoa dengan panjang, namun tidak juga kunjung ada jawaban dari Allah, maka menurut Ibn Al-Jauzi dalam kitabnya Shaid Al-Khatir ada dua hal yang harus kita pahami dan lakukan dengan sungguh-sungguh. Pertama, bersabar lebih sabar. Kedua, mengobati penyakit berbahaya di dalam hati.

“Dalam kondisi seperti itu seorang mukmin mesti mengetahui bahwa apa yang tengah dialaminya adalah sebuah ujian yang memerlukan kesabaran lebih, dan bisikan-bisikan yang bergolak di jiwanya adalah sebuah penyakit yang harus diobati.”

Dengan kata lain, saat doa terasa lama dikabulkan oleh Allah, itu adalah momentum emas untuk diri kita mengenyahkan segala macam tipu muslihat setan. Sabar dan tetaplah berdoa, sampai Allah memberikan jawaban.

Ketiga, yakin yang kita alami adalah yang terbaik dalam pandangan-Nya.

Ibn Al-Jauzi menulis, “Keterlambatan terkabulnya doa bisa jadi malah merupakan kebaikan, sedangkan terkabulnya doa secara cepat justru merupakan keburukan. Nabi Muhammad bersabda, “Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selagi ia tak terburu-buru dengan mengatakan, ‘Saya telah berdoa tapi belum juga dikabulkan.'”

Keempat, sarana intropeksi diri.

Tidak dikabulkannya doa boleh jadi karena celah di dalam diri sendiri, mungkin makanan yang dikonsumsi masih belum terbebas dari syubhat, mungkin hati lalai saat berdoa, atau mungkin ini adalah bagian dari pembersihan diri dari dosa-dosa masa lalu. Oleh karena itu, teruslah intropeksi diri dan jauhi tergesa-gesa, menuntut Allah sesuai keinginan hati sendiri.

Kelima, bersyukurlah.

Cobalah melihat lebih dalam dengan selalu mengedepankan sikap bersyukur kepada-Nya. Ibn Jauzi menuliskan, “Engkau sebaiknya meneliti ulang tujuanmu meminta apa yang kau pinta. Bisa jadi terkabulnya doamu justru akan menambah dosamu, atau menunda waktu kenaikan kedudukanmu dalam kebaikan, sehingga ketidakterkabulan doamu malah (sesungguhnya) lebih baik untukmu.”Jadi, tetaplah menjadi pribadi yang bersyukur dalam segala situasi dan kondisi.

Subhanalloh, demikian indahnya ajaran Islam. Dan, pada hakikatnya tidak ada keburukan yang menimpa diri seorang Mukmin dan Muslim melebihi tidak lagi mengingat kekuasaan Allah Ta’ala, sehingga melupakan Allah Ta’ala. Inilah seburuk-buruk keadaan di dunia yang pasti berujung nista di kehidupan akhirat. Wallahu a’lam. [VM]

Sumber : Hidayatullah

Posting Komentar untuk "Ini Sebab Belum Terkabulkannya Doa"

close