Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diplomasi Berbusa-Busa Tidak Akan Mengakhiri Pendudukan Israel, Kerahkan Pasukan!


Oleh : Umar Syarifudin – Syabab HTI (pengamat politik Internasional)

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan para pemimpin dunia yang berkumpul di Majelis Umum PBB untuk menyatakan 2017 sebagai tahun internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel dari tanah Palestina. Abbas mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri dekade ketidakadilan yang dipaksakan kepada rakyat Palestina. Selain itu, Abbas juga meminta agar dunia dan PBB pada khususnya untuk memberikan kesempatan yang unik bagi perdamaian, stabilitas, dan hidup berdampingan untuk menguasai wilayah tersebut bagi bangsa Palestina.

“Tidak ada cara untuk mengalahkan terorisme dan ekstremisme, tidak ada cara untuk mencapai keamanan dan stabilitas di wilayah kami tanpa mengakhiri pendudukan Israel di Palestina dan memastikan kebebasan dan independensi orang Palestina,” ujarnya dalam forum tahunan di PBB tersebut, seperti dikutip dari laman resmi PBB, Kamis (22/9) waktu setempat.

Catatan penting untuk diketahui, kaum muslim wajib memahami bahwa para penjajah, pemerintah boneka mereka, dan sistem yang mereka buat akan merealisasi kepentingan-kepentingan mereka di seluruh kawasan dunia Islam dengan mengeksploitasi keuntungan geostrategisnya. Mereka tidak peduli untuk memberikan demokrasi di sini. Mereka juga tidak peduli apakah para calon di pemilu meyakini demokrasi. Kesalahan yang dilakukan oleh mereka yang ikut berpartisipasi di dalam pemilu yang lalu dengan mencalonkan calon-calon mereka dan memberikan suara mereka adalah memberikan legalitas kepada aktifitas pemilu yang tidak Islami itu di negeri-negeri muslim, termasuk Palestina dan memberi tentara kafir barat penjajah kesempatan untuk memaksakan kehendak minoritas terhadap kehendak mayoritas dan menerapkan kekufuran atas kaum muslim.

Jelas tindakan kriminal, ketika Fatah yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan Palestina secara menyeluruh, ternyata perannya hanya berhenti sebagai pemerintah di bawah pendudukan di Tepi Barat. Pemerintahan yang tidak memiliki daya, kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun. Padahal, seharusnya Fatah menghalangi tentara Yahudi agar tidak bisa menerobos dan berjalan-jalan di wilayah yang menjadi kekuasaannya. Titik kritis Fatah di mata masyarakat adalah nafsu kekuasaannya yang sangat besar melampaui batas.

Amerika dan antek-antek mereka telah berhasil memutuskan Palestina dari pokok dan akarnya. Mereka telah memishkan dari masalah Islam menjadi masalah Arab, kemudian menjadi terbatas hanya masalah Palestina racun nasionalisme. Kemudian Palestina membaginya di antara Gaza dan Tepi Barat. Semakin kecil, semakin lemah, semakin dilecehkan kadarnya.

Sejak pengumuman kesepakatan Makkah (Februari 2007) merupakan penyempurnaan dari pengumuman Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Aljazair (Oktober 1988). Dalam pengumuman itu, PLO di bawah pimpinan Fatah menyetujui, bahwa masalah Palestina direduksi hanya pada isu kewilayahan yang diduduki pada tahun 1967. Karena pihak yang menandatangani persetujuan tersebut pada waktu itu adalah kelompok sekular, maka mereka membutuhkan tanda tangan dari kelompok Islami. Mengambil batas tahun 1967 tidak lain adalah bentuk pengabaian terhadap tanah Isra’ dan Mi’raj.

Keberhasilan Hamas menduduki tampuk pemerintahan telah menciptakan adanya dua kepemimpinan di dalam pemerintahan. Satu pihak (Fatah) untuk otoritas (Palestina), dan satu lagi (Hamas) untuk pemerintahan. Maksudnya adalah untuk menyatukan dua kesepakatan yang ditandatangani, point demi point, yang mewakili kelompok Sekular dan Islami. Amerika dan entitas Yahudi, kedua-duanya jelas tidak menginginkan Hamas memiliki peranan yang riil, kecuali hanya menandatangani kesepakatan itu.

Solusi kemerdekaan Palestina hanya satu yaitu memobiliasi tentara kaum Muslim dan menghimpun orang-orang yang mampu menjadi tentara bergabung di dalam pasukan kaum Muslim itu untuk mencabut entitas Yahudi dari akar-akarnya dan mengembalikan al-Aqsa bebas mulia dan bersih dari kotoran Yahudi dan siapa yang ada di belakang Yahudi. Ya, mobilisasi pasukan kaum Muslim untuk memerangi Yahudi dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk menjadi bagian dari tentara itu, merupakan jalan satu-atunya, tidak ada jalan lain untuk melenyapkan entitas Yahudi, menyelamatkan al-Quds dan mengembalikan Palestina secara total ke pangkuan negeri-negeri Islam.

Para penguasa di negeri kaum Muslim masih mengikuti dikte tuan-tuan mereka dengan tetap menahan tentaranya. Saatnya Anda menindak para penguasa zalim yang mengabaikan mobilisasi pasukan untuk berjihad. Hanya Khalifah kaum Muslim saja, yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ia yang akan menghabiskan hidupnya untuk kebahagiaan dan kenyamanan umat Islam. Ia didampingi para pendamping yang siap mengingatkan dan meluruskan ketika terjadi kesalahan. Ia pemimpin yang mencintai umat, dan umat mencintainya; ridha terhadap umat, dan umat ridha terhadapnya; mendoakan kebaikan pada umat, dan umat mendoakan kebaikan kepadanya; umat menaatinya, dan ia memberikan kebaikan kepada umat. Umat berlindung kepadanya, dan ia pun melindunginya. Ia menjadi tempat peristirahatan yang menyenangkan, dan bahkan surga bagi mereka yang mencari perlindungan. membebaskan al-Aqsa dan membaca di khutbah Jumat pertama setelah pembebasannya dari Yahudi ayat sebagaimana ayat:

Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS al-An’am [6]: 45)

Sampai kapan Anda tetap diam sementara mereka terus membuat makar terhadap kita semua, Sementara mereka menyerang saudara-saudara kita. [VM]

Posting Komentar untuk "Diplomasi Berbusa-Busa Tidak Akan Mengakhiri Pendudukan Israel, Kerahkan Pasukan!"

close