Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berprestasi Itu Mudah, Sobat


Oleh : Endah Sulistiowati, SP 
(Direktur Moslemah Voice)

Bagi saya dulu, berprestasi itu ketika di almari berjajar berbagai piagam penghargaan dan diatas bufet berbaris rapi aneka piala kejuaraan. Sehingga dalam diri ini terpatri untuk mengejar itu semua. Apakah berhasil? Ya. Berbagai piagam penghargaan saya peroleh dari sebagai murid teladan, bintang pelajar, lomba menari ada juga festival menulis bahkan saya pernah ikut lomba atletik lho lari beregu dan lompat jauh waktu Porseni. Bangga? Awalnya iya, apalagi jika semua teman tahu ada kiriman paket penghargaan dari Jakarta yang dikirimkan via pos ke alamat sekolah. Wow, rasanya semriwiing banget.

Meskipun sempat juga down ketika lulus SMA tidak ditrima di universitas negeri. Namun, masih untuk mengejar prestasi tadi dengan mudah saya bangkit. Ups... Hasilnya, IPK 4,00 saya dapatkan di semester pertama. Jabatan di Lembaga Intra Kampus pun menempel erat, berbagai beasiswa datang tanpa diundang, hidup rasanya indah terus. Sehingga tanpa ikut audisi pun wajah imut ku ini nongol di koran kampus sebagai mahasiswi berprestasi. Amazing.

Sebagai remaja muslim, sudah sepantasnya kita mengerahkan seluruh daya dan upaya kita untuk mengejar kebahagiaan di akhirat kelak, serta bonus kebahagiaan dunia kita di masa depan nanti. Lalu ada yang bertanya, kenapa sih harus bahagia? Gini deh. Kalau dengan menjadi bahagia kalian bisa menjadi pribadi yang lebih produktif, kenapa nggak? Orang bahagia adalah orang yang tidak murung, kerjanya optimal, dan pasti bisa lebih menghasilkan manfaat buat orang lain.

Nah, untuk mewujudkan semua kebahagiaan itu, maka diperlukan usaha untuk meraihnya. Kita tidak bisa bersantai-santai saja kalau mau sukses di masa depan nanti. Kita juga tidak bisa mengharapkan akhirat kalau beribadah saja juga malas-malas. Haduh! Bagaikan punuk merindukan Neptunus!

Antara dunia dan akhirat kita, harus diseimbangkan lho. Jangan timpang. Terus raih prestasi yang gemilang dan terus berkarya yang baik, tapi jangan lupa pula ibadah harus kenceng. Seorang muslim adalah pribadi yang bisa bahagia di dunia, dan bahagia juga di akhirat kelak. Kalau bisa menggapai kebahagiaan dunia sekaligus akhirat, kenapa tidak, kan gaes?

Btw, apa yang saya rasakan juga kalian rasakan kan? Jujur aja. Karena bagaimanapun ketika prestasi berderet menyertai nama kita dalam hati yang ada rasa seneng aja, apalagi orang tua pun ikut bangga. Bahkan bisa jadi beliaulah yang getol menceritakan prestasi-prestasi kita ke para sahabat beliau, kolega, ataupun saudara. Jelas sekali gurat kebahagiaan diwajah beliau.

Tapi gaes, ternyata semua penghargaan, piala, prestasi, itu nggak diawa mati, kata mas Opick teman sejati adalah amal, amal yang menemani kita dialam sana. Oh...jadi lemes bray... Bagaimana tidak? Jadi usaha kita sia-sia dong? Bertahun-tahun mengejar mimpi. Nggak sia-sia juga sich. Setidaknya kita sudah bikin orang tua seneng dan bangga. But, ada yang harus diubah nih dalam diri kita. Apakah itu? Adalah faham kita tentang prestasi. 

Agar nggak baper yuk kita intip definisi prestasi. Prestasi menurut wikipesia.org prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang.Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif , pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.

Definisi prestasi sudah ditangan. Selanjutnya mengepush kesadaran kita, bahwa bro n sist disini adalah muslim. Sepakat?. Kalo sepakat lanjut... Bahwa seorang muslim itu musti sadar kalo hidupnya itu nggak hanya didunia aja, bahkan dia akan hidup kekal diakhirat. (Wuih bahasannya sudah agak tinggi nih) Don't worry be happy. Kata Ustadz Felix sih, kita hidup di dunia kalo dibandingin denga hidup di akhirat, hidup kita nih cuma 1,5 jam aja. So, saking singkatnya hidup kita ini, maka bukan hal yang keliru kalo kita harus merubah arah hidup kita. Hemmm. 

Setiap muslim di dunia ini pasti semua ingin masuk surga? Termasuk kita, tul gak?. Nah itulah sebenarnya prestasi tertinggi umat Islam, nah apa kita2 yang masih belia ini juga harus bersaing mendapatkan surga juga? Ya iyalah.. Hari esok pasti akan datang, tapi tidak ada jaminan kita masih bisa melihat hari esok. 

Orang yang mendapat kemenangan atau kesuksesan adalah orang yang hidup di akhirat dengan hasanah (mendapat ridha Alloh dan surga). Inilah prestasi sesungguhnya, kesuksesan besar di akhirat hanya dapat diperoleh bila di dunia memeluk aqidah dan melaksanakan syariat Islam (makanan apalagi itu). Syariat Islam itu adalah aturan yang ada dalam agama Islam. 

Bro n sist pasti bertanya-tanya gimana kita bisa tahu aturan Islam itu kayak gimana?. Ngaji! Ngaji? Ya ngaji, ngaji itu tidak melulu belajar baca Al-quran aja lho. Dengan ngaji kita bisa tahu segalanya tentang Islam. Tentang bagaimana meraih kesuksesan dengan segala prestasi yang prestisius yang bisa mengantarkan pada prestasi tertinggi umat Islam. Surga. Jadi, prestasi itu gak harus berkompetisi dengan orang lain di tempat dan waktu tertentu. But sepanjang hidup kita. Mudah bukan???. So lets wake up. 

Mumpung masih hidup, maka pergunakanlah waktu yang masih tersisa ini untuk taat beribadah kepada Allah Ta’ala, supaya entar kalau nyawa dah dicabut, nggak super duper nyesel! Apalagi pas nanti di akhirat. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau hidup kamu cuma dipakai buat maksiat? Meloncat indah deh ke neraka. Kalau sudah begitu, kita cuma bisa merasakan penyesalan yang sangat sangat dalam karena telah menyiakan kehidupan kita yang sebentar. Akhirnya jadi masuk neraka. Nauzubillahi min zalik. [VM]

Posting Komentar untuk "Berprestasi Itu Mudah, Sobat"

close