Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cina Larang Anak-anak Xinjiang Ikut Ritual Keagamaan

Muslim Xinjiang
Cina melarang orang tua dan wali di wilayah Xinjiang yang mayoritas Muslim untuk mendorong anak-anak mereka melaksanakan ritual keagamaan. Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang pendidikan yang baru pada 12 Oktober, yang isinya bahwa siapa saja yang memaksa anak-anaknya untuk melakukan kegiatan keagamaan akan dilaporkan ke polisi. Sedang undang-undang sebelumnya melarang jenggot pada laki-laki dan jilbab bagi perempuan di wilayah yang dihuni 10 juta kaum Muslim.

Cina mengklaim bahwa hak-hak agama, budaya dan hukum bagi kaum Muslim di provinsi di wilayah Xinjiang dijamin dan dilindungi. Akan tetapi banyak kaum Muslim Uighur di wilayah Xinjiang sangat sulit menjalankan budaya dan agamanya, bahkan mereka mengeluh bahwa mereka kehilangan peluang ekonomi di tengah migrasi Cina Han ke wilayah tersebut. Sementara penerapan undang-undang pendidikan baru akan dimulai secara efektif pada awal bulan November. Undang-undang ini melarang orang tua dan wali memaksa anak di bawah umur untuk menghadiri kegiatan keagamaan, menurut Daily Xinjiang. Undang-undang baru ini juga melarang kegiatan keagamaan di sekolah-sekolah dan kantor pemerintah. Undang-undang ini mengatakan bahwa jika orang tua tidak bisa membimbing anak-anak mereka jauh dari cara ekstremisme yang merugikan, maka mereka bisa mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk memindahkan anaknya ke sekolah khusus untuk “direhabilitasi”. Pemerintah meminta masyarakat untuk melaporkan setiap kegiatan kepada polisi. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, ratusan orang tewas dalam sejumlah kerusuhan, dimana pemerintah Cina menuduh militan Islam berada di balik semua itu.

Undang-undang sebelumnya di wilayah itu melarang kaum Muslim memelihara jenggot dan perempuan mengenakan jilbab. Pada bulan April 2014, Global Times melaporkan bahwa para pejabat dari Xinjiang menawarkan hadiah hingga 50.000 yuan (6,066 pound sterling) bagi siapa saja yang melaporkan ke polisi tentang kegiatan kaum separatis, termasuk larangan memelihara rambut wajah (jenggot). Sementara pada tahun 2015, Radio Free Asia melaporkan bahwa para imam Uighur di Kashgar dipaksa untuk memberitahu anak-anak bahwa shalat berbahaya bagi jiwa, dan bahwasannya kehidupan (rezeki) itu berasal dari Partai Komunis Cina, bukan dari Allah (Sumber: Daily Mail).

Kebangkrutan intelektual pemerintah Cina telah memaksanya untuk metode dan cara keji dan kotor untuk mengekang penyebaran Islam. Pemerintah Cina setiap tahun melakukan berbagai tindakan baru untuk menghentikan penyebaran Islam, namun bisa ditebak, bahwa upayanya itu pasti gagal. Sungguh, kaum Muslim di Cina hidupnya dihantui cara-cara keji dan kotor ini, namun kesabaran dan ketabahan mereka pasti akan berbuah kemenangan pada akhirnya. [VM]

Sumber : Kantor Berita HT, 25/10/2016

Posting Komentar untuk "Cina Larang Anak-anak Xinjiang Ikut Ritual Keagamaan"

close