Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Generasi Dicekoki Sinetron-Sinetron Buruk, Dimana Pemerintah?


Oleh : Aisyah (MHTI Krandang - Kras Kediri)

Saat ini kalau kita melihat di berbagai stasiun televisi  di negeri ini, selain berita yang di sajikan tentunya ada hiburan yang di tawarkan. Mulai dari musik, kuis, reality show hingga yang paling besar prosentasenya adalah sinema elektronik (sinetron). Sinetron mulai dari yang bersifat religi, komedi, maupun yang bermuatan drama. 

Dari banyaknya sinetron yang ditayangkan, yang paling menarik adalah sinetron remaja. Sinetron remaja ini menarik dari segi alur ceritanya, apalagi para pemerannya. saat ini sinetron sedang menjadi trend pertelevisian Indonesia dibandingkan acara – acara yang lebih positif lainnya. Zaman 90-an dahulu, acara anak masih kita sering temui di televisi, tetapi sekarang, anak-anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan yang tidak edukatif. 

Sinetron sekarang ini hampir memenuhi setiap layar kaca. Bahkan sekarang ditayangkan di jam jam kumpul keluarga sehingga anak anak ikut melihat. Tontonan televisi yang tidak pas untuk anak anak, akan berpengaruh pada pola pikir dan psikologis anak anak. Sehingga secara tidak langsung, kita sebagai orang tua juga turut menyumbang efek dampak negatif sinetron terhadap anak anak.

Namun ada sisi yang negatif yang perlu kita waspadai. Dengan beberapa kabar di media sosial tentang pengaruh negatif dari sebuah sinetron (salah satu balapan motor), terlihat sangat meresahkan masyarakat. Karena ada indikasi sinetron tersebut sangat mempengaruhi mental dan pergaulan para remaja Indonesia di dunia nyata, terlebih jika tayangan-tayangan yang merusak ditonton oleh anak-anak.

Buruknya kualitas tayangan bisa diukur dari minus nilai-nilai syariah serta tingginya nilai-nilai sekulerisme dan hedonisme. Ukuran lain juga bisa dilihat langsung dari sangat rendahnya penyajian sinema, seperti peran, adegan, dan dialog tidak masuk akal yang sering kali ditampilkan, tidak lupa konflik tanpa ujung.

 Aktris dan aktor dalam dunia sinetron serasa disulap sedemikin rupa entah dari produser, sutradara, atau pihak lain, aktor dan aktris memerankan karakter jauh lebih buruk dari sebagian artis yang pernah memainkan film. saya yakin artis juga enggan syuting sinetron, namun uang yang mengguyur meluluhkan mereka. Make-Up juga tidak pada tempatnya, adegan sholat menor, adegan ke sawah menor, dsb.

Bahaya lain yang membuat sinetron Indonesia banyak di hujat oleh banyak orang adalah karena bisa membawa pengaruh negatif yang akan membentuk masyarakat jadi konsumtif dan hedonisme dikarenakan melihat kehidupan yang ada disinetron yang serba dramatis dan glamour. 

Televisi merupakan salah satu media hiburan yang paling mudah ditemukan, pasalnya hampir setiap rumah mempunyai minimal satu TV, dimana anak anak menjadikan televisi ini sebagai sarana hiburan saat sedang tidak ada kegiatan.

Dimana tontonan yang ada di televisi secara tidak langsung berdampak pada psikologisnya. Hal ini karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan juga tontonan TV yang tidak sesuai dengan usianya. Memang tidak akan langsung terlihat dampaknya pada buah hati, namun lambat laun ini akan mempengaruhi perkembangannya, baik secara fisik, perilaku dan juga pemikiran dan sering kali orang tua terlambat mengetahuinya sehingga sudah membuat anak diluar kendali.

Kalau setiap hari remaja kita di cekoki tayangan yang seperti itu, bagaimana nasib remaja kita? Pergaulan bebas yang terselubung, hidup yang hura-hura, hedoisme, konsumerisme yang mereka lihat. Ini  akan mempengaruhi kepribadian mereka. Tentunya yang dihasilkan adalah generasi yang bobrok, lemah mental dan generasi pembebek yang tidak memiliki daya saing di masa depan.

Tidakkah bisa stasiun televisi kita menayangkan tayangan yang lebih berbobot dan berkualitas bagi generasi remaja kita? Kemana tayangan yang dulu bisa membuat remaja bisa berprestasi dam bisa menambah pengetahuan pendidikan mereka? Negara tentunya yang harus mengarahkan tiap tayangan yang ada, jangan sampai hanya materi yang di kejar oleh para pemilik modal. Negara harus mengawal dalam pembentukan karakter generasi ini, di samping keimanan individu yang di bentuk di keluarga dan masyarakat. Jangan hanya memikirkan rating dan keuntungan saja, tapi perhatikan juga dampak dari bisnis sinetron ini pada generasi muda. Ingat para pemuda kita saat ini adalah generasi yang beberapa tahun kedepan akan memimpin negeri ini. [VM]

Posting Komentar untuk "Generasi Dicekoki Sinetron-Sinetron Buruk, Dimana Pemerintah?"

close