Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketahuilah, Palestina Tidak Butuh Solusi Dua Negara!


Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Kediri)
(pengamat sosial-politik)

Para penguasa Arab telah menyia-nyiakan Palestina. Solusi dua Negara hanyalah skenario untuk mengokohkan penjajahan Yahudi. Mereka tetap membiarkan ada dalam kesepakatan tanah yang diduduki pada tahun 1967. Respon nyata yang diperlukan dari semua negara yang mendukung perdamaian di permukiman Israel adalah pengakuan langsung terhadap negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967. Pengakuan Amerika tidak menghilangkan pemukiman, tidak membebaskan tanah, tidak mewujudkan kedaulatan dan tidak pula menghentikan pembunuhan dan Yahudinisasi.

Benar, para penguasa Arab berteriak-teriak kepada media menyerukan solusi dua negara bagi perdamaian Israel-Palestina. Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry,, seperti dilaporkan Voice of America, Senin (11/7/2016), mengatakan negaranya tetap menjadi pendukung teguh dan tidak tergoyahkan bagi perjanjian perdamaian Israel-Palestina.

Para penguasa negeri muslim, khususnya Arab lembek bahkan konspiratif telah menyerahkan Palestina ke PBB untuk memikul tanggungjawab atas al-Quds dan tempat-tempat suci lainnya dengan anggapan bahwa perlindungan al-Aqsa adalah tugas PBB, bukan tugas para tentara yang lebih rela mentaati penguasa dan hanya menonton kejahatan-kejahatan Yahudi di al-Quds. Seakan-akan tempat-tempat suci umat itu tidak lain hanyalah peninggalan sejarah yang tidak ada kaitannya dengan inti akidah kaum Muslim. Karena itu artinya adalah para penguasa Arab mengganti pendudukan Yahudi dengan pendudukan global internasional.  Juga berarti meletakkan halangan bagi Khilafah yang akan berdiri supaya berselisih dengan lima puluh atau seratus negara. 

Sungguh lembeknya sikap para penguasa Arab bertentangan dengan logika dan sejarah, di mana negara tidak akan tegak dengan nyata kecuali setelah menanam kekuatan militernya di dasar tanah, dan mencabut setiap kekuatan musuh hingga akarnya. Sungguh, mereka itu ceroboh dengan kezalimannya, dan bertekad untuk terus melakukan kejahatan negara miskin yang senantiasa mengemis untuk mendapatkan bagian dari tanah Palestina. 

Sesungguhnya tindakan-tindakan penguasa-penguasa antek tersebut memperlihatkan misi yang jelas kepada kita tentang khayalan perdamaian, bahwa entitas Yahudi tidak pernah mengerti kecuali dengan bahasa perlawanan dan kekuatan militer yang menjadikannya lupa dengan rencana-rencananya, bahkan mencabutnya hingga ke akar-akarnya. Adapun bahasa seruan kepada lembaga-lembaga internasional, Dewan Keamanan, dan lainnya, maka itu tidak dianggap apa-apa, seperti meniup angin dalam kantong plastik yang berlubang. Oleh karena itu kaum Muslim harus bergerak cepat sebelum tidak ada waktu lagi untuk menyelamatkan al-Aqsha, al-Quds, dan Palestina secara menyeluruh dari cakar-cakar bangsa Yahudi. Yaitu dengan menekan langsung tentara-tentaranya yang sedang duduk-duduk dan bahkan tertidur di barak-baraknya, agar mereka bergerak menolong dan menyelamatkan tempat-tempat suci, agama, dan warga muslim yang ada di sana.

al-Quds dan Palestina tidak berteriak meminta pertolongan kepada para penguasa penjilat. Al-Quds dan Palestina juga tidak sudi datang kepada organisasi-organisasi internasional yang berpartisipasi dalam pencaplokan Palestina dan menyodorkannya kepada KTT bodong untuk Yahudi. Juga tidak mencari perlindungan dari serangan Yahudi dengan api Amerika.

Ketahuilah, al-Quds adalah masalah militer yang berkaitan dengan pencaplokan al-Quds oleh Yahudi yang hanya paham bahasa militer dan perang. Dan sesungguhnya pengalihan aktivitas-aktivitas pembelaan atas al-Quds menjadi aktivitas-aktivitas kultural dan upaya melontarkan masalah melalui pertemuan-pertemuan internasional dan berdasarkan asas-asas legalitas internasional merupakan tipu daya, penyesatan dan mengerahkan tenaga secara tidak serius. Bahkan mengarahkannya pada rencana-rencana kompromis atas dasar pengakuan kepada negara agressor.

Sesungguhnya yang wajib bagi umat Islam seluruhnya di segala penjuru bumi adalah menekan militer agar bergerak ke arah singgasana para penguasa mereka yang telah melakukan kejahatan terhadap umat dan mencampakkan hukum-hukum Allah, al Quds dan Palestina, serta diam membisu terhadap pencaplokan penjahat Yahudi.

al-Quds menunggu para pemimpin pembebas dan menolak pemimpin antek AS. Jalan para pahlawan pembebas sangat jauh berbeda dengan jalan para penjilat. Sebaliknya umat harus melaksanakan kewajibannya untuk menolong perjuangan guna membebaskan pasukan pembebas dari cengekeraman para penguasa jadi-jadian. Sehingga pasukan itu bisa bergerak memasuki al-Quds dengan penuh kemuliaan dan kehormatan. Dengan itu al-Quds akan kembali seperti yang diberitakan oleh Rasulullah saw sebagai ibu kota Daulah Khilafah yang akan segera datang atas seizin Allah. [VM]

Posting Komentar untuk "Ketahuilah, Palestina Tidak Butuh Solusi Dua Negara!"

close