Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aneh bin Ajaib, 2050 Manusia Nikahi Robot?


Oleh : Fadhilah Hanifah 
(Pembelajar di Pusat Kajian Data dan Analisis-PKDA)

Tak pernah terfikirkan sebelumnya, apa jadinya jika manusia menikahi robot. Apakah mampu robot menggantikan peran manusia dalam hal segalanya? Tatkala kemajuan teknologi tak diberengi dengan kedalam iman. Hal-hal di luar aturan pun diterjang. 

Pemikiran manusia menikahi robot tercetus dalam konferensi 'Love and Sex with Robots' di Goldsmith University, London, Inggris. David Levy, penulis buku cinta antara robot dan manusia, punya prediksi bahwa di 2050, pernikahan antara manusia dengan robot bisa saja dilegalkan. Pemikiran gila ini tentu di luar nalar kebanyakan orang saat ini. 

Adrian Cheok, profesor komputer dari City University London tidak sependapat dengan Levy. Menurutnya, prediksi ini terlalu jauh dan mengada-ada. Cheok mengakui bahws robot seks bisa memenuhi fantasi seksual seseorang. Mungkin ada yang berpikir bahwa ketimbang pernikahan yang tidak bahagia dengan manusia, lebih baik menikah dengan robot. (https://inet.detik.com/read/2016/12/25/181127/3380450/398/2050-pernikahan-dengan-robot-akan-dilegalkan )

Sesat Fikir

Manusia memang mampu melampaui keinginannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Alat pemenuhan kehidupan diciptakan untuk meringankan dan memudahkan. Sayangnya, pemikiran menikahi robot bisa merupakan bentuk ‘kesesatan berfikir’. Suatu dilema tatkala kehidupan semakin liberal, ditambah lagi pemikiran yang tidak bersandar pada kebenaran. Peniadaan nilai-nilai agama dalam kehidupan, tampaknya telah menghasilkan kerusakan demi kerusakan. 

Nilai-nilai agung dalam pernikahan jika pelegalan menikahi robot, maka itu bukanlah pernikahan dalam makna sesungguhnya. Hal itu justru menunjukkan kemunduran umat manusia. Sebelumnya pun ramai isu pelegalan pernikahan sejenis dari kalangan LGBT. Tampaknya manusia saat ini mengabaikan makna suci pernikahan dua insan manusia. Mereka memaknai pernikahan sekadar ‘pemuasan’ naluri seksual, tanpa mau terikat dengan hukum dan aturan agamnya.

Jika saja pemenuhan pernikahan dengan robot tetap dipenuhi. Maka umat manusia akan mengalami bencana besar. Hilangnya generasi umat manusia di muka bumi. Saat ini saja, beberapa negera mengalami kekurangan penduduk usia produktif. Hal ini dikarenakan penduduknya tak mau memiliki keturunan. Karena tak mau repot mengurusi anak. Ditambah lagi dengan beban ekonomi yang tinggi dan melangit. 

Menikah Itu Mulia

Cara pandang liberal dan sekular dalam memandang pernikahan memang berbeda dengan Islam. Islam mampu mendudukan pernikahan sesuai dengan fitrah manusia, menentramkan jiwa, dan memuaskan akal. Perbedaan tersebut akhirnya memunculkan penyikapan yang berbeda.

Pernikahan hanya merupakan salah satu dari berbagai hubungan yang muncul dari interaksi laki-laki dan perempuan. Berbagai hubungan yang muncul dari pertemuan pria dan wanita itu juga meliputi selain penikahan. Karena itu, pertemuan yang bersifat seksual bukanlah satu-satunya penampakan bagi gharîzah an-naw‘, tetapi hanya merupakan salah satunya saja. Sebab, terdapat penampakan lain di samping pertemuan yang bersifat seksual. Hubungan keibuan, kebapakan, kesaudaraan, keanakan, kebibian, dan kepamanan, semuanya merupakan menifestasi dari gharîzah an-naw‘.

Pernikahan merupakan pengaturan hubungan antara unsur kelelakian (adz-dzukûrah/maskulinitas) dengan unsur keperempuanan atau kewanitaan (al-unûtsah/feminitas). Dengan kata lain, perkawinan merupakan pengaturan pertemuan (interaksi) antar dua jenis kelamin, yakni pria dan wanita, dengan aturan yang khusus. Peraturan yang khusus ini mengatur hubungan-hubungan maskulinitas dengan feminitas dengan bentuk pengaturan tertentu. Peraturan tersebut mewajibkan agar keturunan dihasilkan hanya dari hubungan pernikahan saja. Melalui hubungan pernikahan tersebut akan terealisir perkembang-biakan spesies umat manusia. Dengan perkawinan itu akan terbentuk keluarga. Berdasarkan semua inilah dilangsungkan pengaturan kehidupan khusus.
Islam telah menganjurkan dan bahkan memerintahkan dilangsungkannya pernikahan. Diriwayatkan dari Ibn Mas‘ud RA, ia menuturkan: “Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya.” (Muttafaq ‘alayhi)

Islam telah mendorong pria Muslim untuk menikahi wanita yang masih perawan/gadis, subur keturunannya, dan baik agamanya. Anas RA menuturkan bahwa Nabi SAW pernah memerintahkan kaum Muslim untuk menikah dan melarang keras untuk hidup membujang (attabattul). 

Beliau bersabda:

“Kawinilah oleh kalian wanita penyayang lagi subur, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan para nabi yang lain pada hari Kiamat kelak.” (HR Ahmad)

Sungguh islam memandang institusi pernikahan begitu mulia. Karena hakekat menikah adalah untuk memenuhi dorongan naluri seksual secara sah. Demi memperbanyak keturunan dari umat manusia. Jika manusia pada 2050 mau menikahi robot, apa kata dunia? Lalu nanti keturanannya jadi apa? Apa manusia setengah robot? Aneh bin ajaib dunia! [VM]

Posting Komentar untuk "Aneh bin Ajaib, 2050 Manusia Nikahi Robot?"

close