Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjawab Tuduhan Miring, Stop Kebencian!


Oleh : Rahmat Abu Zaki 
(Aktivis Islam di Bojonegoro)

Pasca 411 dan 212 pembicaraan Islam sebagai way of life menjadi viral diberbagai media sosial.Islam tidak lagi dibicarakan sekedar masalah ibadah,tapi Islam sudah menjadi perbincangan hangat sebagai sebuah sistem alternatif ditengah bobroknya sistem kapitalisme dan liberalisme. Di tengah ghiroh umat Islam yang sedang membuncah tiba-tiba kita dikejutkan dengan berbagai peristiwa yang mendiskreditkan Islam dan pengembannya. Mulai dari pernyataan seorang tokoh partai besar yang menyinggung Islam sebagai ideologi tertutup, bahkan juga mempertanyakan para ulama dengan pernyataannya “Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa “self fulfilling prophecy”, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya”. (Jawa Pos,Rabu 11 Januari 2017).

Belum hilang rasa “sakit” dari pernyataan tokoh tersebut, lagi-lagi umat Islam dibuat geram. Sebagaimana yang disampaikan Jubir HTI Ismail Yusanto, Tengku Zulkarnaen (Wasekjen MUI) yang memenuhi undangan resmi Bupati Sintang, tiba-tiba dihadang kelompok tertentu sambil mengacung-acungkan senjata tradisional di apron Bandara sintang ketika hendak turun dari pesawat terbang. Sedangkan kasus di Bandung, anggota FPI diserang oleh anggota GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia), dan terjadi tak jauh dari Mapolda Jabar. Alih-alih korban dari FPI dilindungi, tetapi justru malah dipersalahkan. Sementara yang melakukan kekerasan malah dilindungi, dijenguk polisi dan disebarkan melalui akun resmi Humas Polri,bahwa GMBI adalah korban dari anarkisme FPI. Padahal faktanya FPI yang diserang GMBI. 

Stop Kebencian

Jauh sebelum berbagai peristiwa tersebut,sudah banyak pernyataan para tokoh yang mempertanyakan penerapan Syariat Islam. Ada yang menyatakan “kalau syariat Islam ditegakkan di negeri ini,maka akan terjadi disintegrasi bangsa”. Ada juga yang berpendapat “Jika Syariat Islam ditegakkan di negeri ini,berarti bangsa ini mundur ratusan tahun kebelakang”.Bahkan ada tokoh politik dari partai berbasis Islam menyatakan”Di negeri ini tidak mungkin ditegakkan Syariah Islam, karena masyarakatnya,masyarakat pluralis”. Bahkan tidak sedikit yang memberikan stigma negatif kepada pengemban dakwah dengan label Kelompok Islam radikal, Islam fundamentalis, Islam ekstrem, intoleran, anti-pluralisme, eksklusif dan sebutan-sebutan negatif lainnya. 

Tuduhan miring terhadap Syariat Islam dan para pengembannya yang datang dari berbagai kalangan baik kafirin,munafiqin,zalimin,adalah sunatullah yang telah terjadi semenjak dimulainya perjuangan Islam oleh Rasulullah SAW,hingga sekarang dan akan terjadi di masa yang akan datang.Hal itu dimaksudkan agar jelas dan nyata antara yang haq dan bathil,yang halal dan haram,yang iman dan syirik,yang muslim dan yang kafir.

Orang yang sudah terlanjur memiliki pemikiran yang miring ketika menghadapai kaum muslimin yang menyerukan dan memperjuangkan diterapkannya Syariah Islam dan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah,sejatinya mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki jalan menuju iman.Kalau mereka beriman,iman mereka semu,dan samar.Maka ketika menghadapi gerakan penegakkan Syariah Islam,sementara kesenangan hawa nafsunya terancam,maka ghorizatul baqo’(naluri mempertahankan dirinya) muncul.Mereka akan mengerahkan segala potensi pemikirannya untuk menangkal pemikiran yang shoheh tentang tegaknya Syariat Islam,baik dengan manuver pernyataan politik,konferensi pers,berdalil yang tidak jelas asal-usulnya dalil dan yang paling tidak luwes mengerahkan masa melalui politik penyesatan dan manuver politik pembohongan umat demi kelestarian kesenangan yang selama ini dinikmati hawa nafsunya.

Sunnatullah

Sebagaimana pada masa awal-awal Islam di Mekah,Ketika Nabi SAW menyampaikan dakwah ditengah gemerlapnya kehidupan jahiliyah di Mekah, ketika Abu Lahab, Abu Jahal, dan kawan-kawannya sedang memuaskan diri, hidup dalam kesenangan hawa nafsu yang tidak mengenal haq dan batil, halal dan haram, mukmin dan musyrik, tiba-tiba muncul sosok manusia yang menyampaikan pemikiran yang mencela tata kehidupan mereka mengadakan gerakan yang berlawanan dengan pemikiran, pemahaman, dan perilaku mereka, maka Nabi SAW, langsung dicap sebagai orang sinting, orang ayan, orang gila dan tuduhan-tuduhan miring lainnya yang pada prinsipnya menolak Islam tanpa kompromi.

Pada awal dakwah di Mekah, bangsa quraisy sedikit sekali membicarakan dakwah Rasulullah SAW.Mereka menyangka bahwa Muhammad hanyalah seorang ahli syi’ir sehingga ucapannya tidak pernah melampaui perkataan para rahib dan pejabat mereka,dan masyarakat pun suatu waktu pasti akan kembali pada agama dan keyakinan nenek moyangnya.Apabila mereka melewati Nabi menyampaikan wahyu, mereka mencibirnya dengan kata-kata:”inilah cucu Abdul Muthalib sedang menyampaikan berita dari langit.”.Beginilah terus mereka melakukan pelecehan.

Sampai akhirnya, kaum Quraisy mulai menyadari bahaya dakwah Rasul terhadap kedudukan mereka. Bersepakatlah mereka untuk menentang,memusuhi dan memeranginya.Mereka menyadari,cara penting untuk menghancurkan dakwah Rasul adalah dengan menjatuhkan pribadinya (pembunuhan karakter) dan mendustakan kenabiannya.Dimunculkanlah tuduhan-tuduhan dan pertanyaan-pertanyaan memojokkan seperti:”Bagaimana Muhammad ini,kok tidak dapat mengubah bukit Shofa dan Marwa menjadi emas”,”Mengapa Jibril yang banyak disebut-sebut oleh Muhammad itu tidak pernah muncul di hadapan masyarakat”,”Dia juga tidak dapat memindahkan perbukitan hingga Makkah tidak dikelilingi oleh bukit”,Mengapa dia tidak memancarkan air yang lebih segar dan banyak daripada air zamzam padahal dia sangat tahu akan kebutuhan penduduk terhadap air”,dan ungkapan lainnya.Intinya,menjatuhkan Rasulullah dengan menuduh ajaran-ajaran dari Allah SWT yang disampaikannya dengan tujuan agar masyarakat menjauhi beliau dan Islam yang dibawanya.

Sikap Kaum Muslim

Upaya mengembalikan aqidah dan hukum Syariat Islam sebagai konstitusi dan undang-undang dalam kehidupan masyarakat di dunia Islam adalah merupakan usaha mulia yang harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Lebih dari itu merupakan kewajiban dari Allah SWT bagi kita.Oleh karena itu,kini saatnya ujian iman bagi kaum muslim,turut memperjuangkan Islam demi kebahagiaan dunia-akherat atau netral bahkan menentangnya.Allah SWT mengingatkan pada kita dalam Al-Qur'an Surat an-Nisa' ayat 60 :

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." [VM]

Catatan kaki :
1) Jawa Pos,Rabu 11 Januari 2017
2) Bunga Rampai Syariat Islam,2002
3) Pernyataan Jubir HTI Ismail Yusanto,15 Januari 2017

Posting Komentar untuk "Menjawab Tuduhan Miring, Stop Kebencian!"

close