Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

THANKS To HTI, SALUT!


Wacana HTI dan Khilafah begitu membahana. Apakah ini disengaja untuk menyambut Ramadhan? Ataukah sekadar isu pengalihan dari kekalahan melindungi jagoannya yang kalah? Entahlah. Di daerah saja, semisal Bojonegoro, dukungan publik terhadap HTI kian mencuat, baik yang pro dan kontra. Memang tak bisa dipungkiri, HTI mampu mendapat simpati, meski ada yang antipati.

Bagi yang berpikiran jernih, kami ingin menyampaikan terima kasih. Thanks to HTI. Pasalanya tatkala merespon persoalan umat mereka turun ke jalan melakukan pembelaan. Meski rakyat sendiri tak mau tahu terkait dampak buruk kebijakan dzalim yang sering disasarkan kepada rakyat. Kami pernah mengamati HTI tentang penolakan kenaikan BBM. Mereka berpendapat bahwa BBM itu milik rakyat, pemerintah harus bisa mengelola dan diberikan pada rakyat, bukan rakyat disuruh membeli dengan patokan harga minyak dunia. Katanya sih kalo mau jual dengan harga minyak dunia tidak apa-apa ekspor bisa untung, tapi kalau mau jual krakyat dikasih murah dong jangan disamain.

Lagi-lagi mereka pernah melakukan demo penolakan Obama datang ke Indonesia. Kami pun bertanya-tanya, bukankah Obama itu tamu. Mbok yao, disambut dan dihormati. Ternyata kami baru tahu jawaban cerdas dari mereka. HTI beranggapan AS itu negara penjajah yang jelas-jelas memerangi saudara muslim di negara yang lain. Mereka menyuarakan jangan bersahabat dengan negara yang memerangi umat Islam. Akhirnya kami dong. Thanks to HTI.

Buletin Al-Islam HTI begitu mencerahkan dan mencerdaskan. Isinya singkat terkait masalah keumatan, lalu diberi solusi Islam. Pembaca pun akhirnya ngeh, termasuk kami yang lugu ini tahu bahwa Islam itu solusi. Bukan ancaman. Tulisannya tajam dan mengujam terkait kenaikan TDL dan pencabutan subsidi listrik. Seolah-olah kami bagai tersengat listrik, dijelaskan bahwa listrik termasuk kebutuhan energi yang harus diberikan secara gratis atau murah oleh negara. Begitu pun, HTI peduli pada upaya disintegrasi negeri ini. Kurangnya perhatian pusat terhadap gerakan OPM di Papua dikupas habis dan diberikan solusi islami. Dijelaskan bahwa Islam menjaga keberagaman dan memberikan kerahmatan bagi seluruh alam. Top banget dah! Meski seminggu sekali, buletin HTI tetap dinanti jutaan umat.

Acara HTI begitu membebaskan belenggu umat. Kami pernah juga dapat undangan ikut acara pengusaha, umumnya acranya mengajarkan metode bisnis. Berbeda dengah HTI, kalau buat acara pengusaha menjelaskan tentang hukum-hukum dalam berdagang, melarang kita pinjam uang d Bank karena bunga itu dianggap riba, di antara mereka juga banyak pengusaha sukses. Kami pikir, ini ngajak bisnis dunia atau akhirat sih? Anyway, thanks to HTI yang menuntut pengusaha juga mampu berdakwah dan berjuang layaknya Abdurahman bin ‘Auf.

Malang tak dapat diraih, untuk tak dapat dibeli. Bencana alam pun melanda negeri ini. HTI pun tak ketinggalan kontribusi sebagai bagian dari negeri ini. Waktu bencana Alam besar di Indonesia yang terjadi di Sleman Jogja, di luar jawa kami lupa tempatnya, gunung Kelud meletus,  bahkan Bojonegoro pun waktu banjir yang melumpuhkn kota bojonegoro kami temui tim dari bojonegoro mereka dari HTI. Kami pun terheran-heran, selain menyampaikan secara lisan, HTI juga menunjukan dengan perbuatan. Jempol dah untuk HTI. Salut!

Jika pelajar saat ini ditakut-takuti dengan istilah ajaib semisal radikalisme, terorisme, dan lainnya. Justru pihak penguasa tak mampu menahan derasnya liberalisasi di kalangan pelajar. Aneh bin ajaib kan? Dilarang dekat-dekat dengan Islam, malahan dibiarkan masuk ke kandang macan. Gagal fokus tuh. HTI tak lekang untuk terus mengajak remaja menjadi pribadi yang soleh dan solehan. Pelajar dan pemuda dijelaskan cinta suci yang hakiki dan akibat buruk: pacaran, tawuran, miras, narkoba, dan lain-lain.  Mereka dididik oleh HTI dengan bagus dan tanpa pamrih. Thanks to HTI.

Kesimpulan kami, HTI telah mengambil peran positif di tengah-tengah umat. Namamu sudah dikenal. Budi baikmu tidak akan kami lupakan. Teruslah maju HTI. Kami sebagai aktifis mendukungmu. Ke depan kelihatannya HTI semakin di depan. Ayo yang lain menyusul dong! Thanks to HTI, Salut! [VM]

Penulis : Kholil (Aktifis Lingkar Opini Rakyat)

Posting Komentar untuk "THANKS To HTI, SALUT!"

close