Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Demokrasi Sistem Politik Terbaik yang Bisa Dibeli Dengan Uang?


"Demokrasi kita lihat, mengarah pada liberal membuka kebebasan berserikat, berkumpul dan lainya, ada dampak dan efek negatifnya," tegas Kapolri Jenderal Tito saat memberikan sambutan dalam Safari Ramadhan di Pondok Pesantren (Ponpes) Radhlatul Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (6/6). (https://www.merdeka.com/politik/kapolri-sebut-demokrasi-indonesia-mengarah-ke-liberal-dan-berbahaya.html)

Komentar 

Mark Twain pernah mengatakan "Hanya pemerintah yang kaya dan aman yang mampu menjadi demokrasi, karena demokrasi adalah jenis pemerintahan paling mahal dan jahat yang pernah didengar di bumi."

Kita telah menemukan bertumpuk-tumpuk skandal politik dalam demokrasi. Kegagalan demokrasi secara jelas menggema di sejumlah besar masyarakat. Demokrasi gagal sehingga ironis saat politisi memahami cacat demokrasi, aktivis yang mengetahui dengan baik kelemahan inheren dalam sistem demokrasi, masih terus memuji masyarakat agar tetap percaya pada sistem ini. Demokrasi gagal dalam masyarakat barat. ironisnya bahwa sebagian umat Islam, merasa perlu memberikan suara dalam setiap pemilihan untuk meningkatkan jumlah mayoritas.

Model demokrasi mengklaim untuk menempatkan kekuasaan di tangan rakyat, lanskap politik didominasi oleh partai-partai, kebijakan siapa yang didefinisikan oleh kelompok politisi yang lebih kecil. Para politisi ini kemudian didekati oleh kelompok kepentingan, perusahaan, penguasa media dan siapa saja yang memiliki uang untuk membeli pengaruh. Setiap orang memiliki satu suara, tapi beberapa pemilih memiliki bobot lebih banyak daripada yang lain. 

Dalam sebuah demokrasi, keputusan kebijakan sebenarnya dibuat dalam konteks ini, di bawah pengaruh orang kuat dan kaya. Hubungannya simbiosis dengan para politisi yang mempercayai kepentingan mereka, kepentingan partai mereka dan dalam beberapa kasus bahkan kepentingan negara dilayani dengan menjaga kepentingan orang-orang yang memiliki pengaruh. Apa pun yang dijanjikan dalam janji-janji kampanye dapat ditinggalkan jika tidak tampak praktis bila berkuasa, atau jika hal itu akan bertentangan terlalu banyak dengan kepentingan orang-orang berpengaruh yang diandalkan partai tersebut, maka mengikis kekuatan pemilih menjadi hampir tidak ada.

Politik Islam tidak bisa seperti itu. Berbohong, melanggar janji dan kepercayaan masyarakat adalah tanda kemunafikan (nifaq), yang terendah dari semua tindakan. Akuntabilitas melalui pengadilan dan wakil rakyat sangat penting dan tidak dibatasi waktu. Sistem Islam memberdayakan umat untuk mempertanggungjawabkan pemimpin mereka atas apa yang mereka lakukan dan bukan orang kaya. Hanya negara Khilafah yang memberikan alternatif terhadap kelesuan politik saat ini dengan peraturan yang adil secara mutlak. Bukan kepentingan kapitalis. Fenomena yang berkembang dan terus menyeruak di berbagai kalangan masyarakat saat ini, umat Islam telah bangun dari tidur panjangnya dan menyatakan bahwa Islam dan Khilafah merupakan takdirnya. [VM]

Penulis : Umar Syarifudin (pengamat politik)

Posting Komentar untuk "Demokrasi Sistem Politik Terbaik yang Bisa Dibeli Dengan Uang?"

close