Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Untukmu Palestina, Inilah Bukti Cintaku

Aksi Bela Palestina
“Yerussalem (Al-Quds) adalah ibu kota negara Israel”,  pidato Donald Trump yang disampaikan di gedung putih (7/12/2017) ini benar-benar telah membangunkan singa yang tertidur. Pasalnya, sejak pernyataan tersebut berbagai aksi kecaman dari kaum muslimin mencuat di berbagai negara, termasuk Indonesia pun tidak ketinggalan turut ambil bagian. 

Di Indonesia, berbagai aksi dilakukan baik secara individu maupun berjamaah. Di Jawa Timur, Jum’at 15/12/17, kurang lebih 200 ormas se-Jawa Timur beraliansi melakukan aksi protes dengan melakukan mashiroh menuju Gedung Kedubes AS di Surabaya Jatim. Puncaknya, hari Ahad 17/12/17 di Monas Jakarta dilakukan aksi besar-besaran dengan jumlah laiknya aksi 212 tahun lalu. Para ulama, asatid, termasuk dari jajaran pemerintahan juga turut ikut serta dalam aksi tersebut. Bahkan para artis yang biasa muncul di televisi seperti irfan hakim, Ramzi, Ari Untung, Dude Herlino, Inggritpun juga turut serta menunjukan suara. Mereka semua mendesak, pernyataan Donald Trump untuk segera dicabut. Yang tak kalah mengharukan, penyanyi papan atas Melly Goslow secara langsung  berangkat  ke Palestina sebagai Duta Kemanusiaan untuk menunjukkan kepeduliaanya. MasyaAllah.

Mengapa Harus di Bela ??

Dari berbagai upaya pembelaan yang dilakukan oleh kaum muslimin di Indonesia bahkan dunia, masih saja ada yang nyinyir “kenapa Palestina harus dibela? Bukankah Allah tak butuh dibela?. Hello, sobat apakah ketika orang tuamu didhzolimi di depan matamu, kau diam seribu bahasa tak melakukan apa-apa? Palestina adalah bagian dari islam dan islam adalah kita. Maka, sudah sangat wajib kita melakukan pembelaan. Jika tidak mampu memberikan pembelaan secara langsung, paling tidak suara kita, do’a kita atau apapun itu yang dapat membantu mereka, saudara kita di Palestina.

Secara umum, kaum muslimin secara keseluruhan menyadari betul mengapa Palestina harus dibela. Di kota ini terdapat Masjid Al-Aqsha, tempat mu’jizat Rasulullah yakni Isra’ Mi’raj. Masjid Al-Aqsha adalah satu dari tiga masjid yang memiliki keutamaan untuk melakukan safar menuju ke arahnya dan berpahala besar jika shalat di dalamnya.  Namun tidak ada salahnya jika penulis berusaha mengungkapkan kembali agar kita semua semakin yakin, jalan pembelaan yang kita pilih adalah kebenaran yang harus ditapaki. 

Pertama, Masjid Al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat islam. Masjid ini sebagai kiblat untuk menunaikan shalat, bahkan hingga 16-17 bulan setelah hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah di tahun 624 M. Bagi umat islam, Masjid Al-Aqsha adalah masjid yang sangat dimuliakan untuk diziarahi. Allah SWT menyebut Masjid Al-Aqsha sebagai tempat yang sekelilingnya diberkahi.

“Maha suci (Allah) yang telat memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Qsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkankepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami...”(QS: Al-Isra’ : 1)

Kedua, Al- Quds kota yang didiapatkan dengan siraman darah para syuhada. Umat islam menguasai Al-Quds pada tahun 637 M, di masa pemerintahan Amirul Mukmini Umar Bin Khattab. Kemenangan perang Yarmuk, membawa pasukan Silam ke depan gerbang Al-Quds. Setelah pengepungan selama 6 bulan, Patriach Sophoronius pemimpin gereja kristen menyerahkan sendiri kunci kota Al-Quds kepada khalifah Umar Bin Khattab dengan jaminan perlindungan sebagaimana termuat dalam ‘uhdah Umariyyah’. Sejak saat itu, Al-Quds menjadi mengambil perhatian yang besar oleh kaum muslimin. Setelahnya, ada panglima Perang besar Shalahudin Al-Ayubi yang telah berhasil merebut kembali Al-Quds dari penguasaan pasukan Salib selama 90 tahun dengan pengorbanan dan perjuangan dari kaum muslimin yang sangat luar biasa.

Akhirnya, Palestina adalah tanah air kaum muslimin yang berstatus tanah kharajiyah dan berlaku di atasnya Al-'Uhdah Umariyyah (Perjanjian Umar) antara kaum muslimin dengan Nasrani Palestina, di mana diantaranya berisi klausul untuk tidak mengizinkan seorang Yahudi tinggal satu malam pun di Yerusalem. Dan perjanjian ini berlaku sampai hari kiamat. Maka, adalah wajar jika kaum muslimin tidak akan pernah ridho jika Palestina di kuasai Yahudi (Israel). 

Dari beberapa fakta di atas  meskipun sebenarnya masih sangatlah banyak fakta-fakta lain yang belum diungkapkan oleh penulis, tentu kita sebagai umat islam tidak bisa berdiam diri. Ini adalah masalah iman. Sehingga, siapapun kita, bagaimanapun latar belakang kita, berikan dan tunjukan pembelaan kita kepadanya. Takutlah kita jika mengingat firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya dikhususkan bagi orang-orang yang berbuat dhzolim saja diantara kamu. Dan ketahuilah  bahwa  E Allah sangat keras siksaNya.” (QS : Al-anfal:25)

Sungguh, siksaan tidak hanya diberikan kepada mereka yang berbuat dhzolim saja, tetapi orang-orang yang tidak turut serta berbuat dhzolimpun turut diberi siksa. Bukan karena perbuatan dhzolimnya tetapi karena keterdiamannya terhadap kedhzoliman yang ada dan ridho dengan itu semua.

Rasulullah SAW juga bersabda : 

"Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu". (HR Ahmad dan ath-Thabrani).

Oleh karena itu, saudaraku tunjukkan pembelaanmu kepada Palestina, jika tidak dengan kepergianmu ke Palsetina, maka dengan suara aksimu, atau dengan harta atau paling tidak dengan do’a-do’a diujung malammu untuk mereka. 

Dan tulisan inilah, bagian dari bukti pembelaanku untukmu Palestina. Engkau adalah bagian dariku, aku adalah bagian darimu. Kita mengimani Tuhan yang satu, Allah SWT, meneladani Rasul yang satu, Rasulullah Muhammad SAW, dan pedoman hidup yang satu, Al-Qur’an. Selamanya Palestina adalah milik kaum muslimin. Semoga, tulisan ini bisa menjadi hujjahku nanti di hadapan Allah, ketika ditanya tentangmu, meski ku sadari coretan kecil ini sungguh tak berarti bagimu. Namun, tetap untukmu Palestina, inilah bukti cintaku padamu. [vm]

Penulis : Aruum Rumiatun, S.Pd. (Praktisi Pendidikan di Kab. Tuban – Jatim)

Posting Komentar untuk "Untukmu Palestina, Inilah Bukti Cintaku"

close