Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurus ‘Naga’ Membelit Jagad


Analis keamanan di Filipina Jose Antonio Custodio mempertanyakan permainan Malacañang atas militerisasi China di Laut Cina Selatan dengan imbalan bantuan ekonomi. "Kita berbicara tentang triliunan dolar (dalam) sumber daya alam dan kita mengkompromikan klaim teritorial kita. Ini bukan hibah China tapi pinjaman. Jadi Anda tidak perlu menjadi ilmuwan roket untuk melihat posisi yang tidak menguntungkan yang dihadapi Filipina, "kata Custodio. http://republika.co.id/berita/internasional/asia/18/02/05/p3oe2r385-nasibmu-spartly-nasibmu-masa-depan-filipina-atas-china

Ya, China terus berekspansi politik dan militer, dan dunia telah melihat China menginvasi Tibet Pada 21 Oktober 1950, walaupun Tibet telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Cina pada 1913. Namun rupanya Cina tak pernah menggubris dan terus menganggap Tibet bagian dari Cina. Tibet kalah, dipaksa menandatangani 17  pokok perjanjian yang menyatakan pengakuan Pemerintahan Cina terhadap Tibet. 

Hadirnya militer Cina di Djibouti, negara Tanduk Afrika juga kita soroti, yang menimbulkan kecemasan bagi beberapa negara. Salah satunya India. Posisi Djibouti yang terletak di tepi barat laut Samudra Hindia itu dapat membuat pengaruh Cina di Samudra Hindia semakin kuat. Brigadir tentara India Mandio Singh mengungkapkan bahwa kehadiran Cina itu merupakan ancaman bagi angkatan laut India. 

Dibangunnya pangkalan militer pertama Cina di luar negeri telah ditanggapi para pengamat sebagai rencana ekspansi militer Cina walaupun menurut laporan media milik People's Liberation Army di Cina telah dibantah bahwa pembangunan pangkalan di Djibouti contohnya, bukan bentuk ekspansi militer Cina atau terlibat dalam persaingan persenjataan.

Para pengamat juga mencermati potensi benih-benih jaringan siluman atau aneka komunitas rahasia lainnya macan TRIAD, kongsi, sistem-sistem gilda, tong, serta asosiasi-asosiasi berdasarkan kesamaan nama dan asal, yang bersama-sama atau sendiri-sendiri, memasok koneksi-koneksi personal maupun jaringan finansial, sehingga Cina Rantau ini menjadi kekuatan hebat. Modal ventura, pabrik-pabrik, perdagangan, dan para manajer jagoan, mengalir ke Republik Rakyat Cina, dari para investor ekspatriat Cina di Hongkong, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Para pengamat juga menyoroti skema SEZ ala Deng, sebagai fakta bahwa Cina Daratan dan Taipan Cina Rantau nampaknya secara skematis memang sudah menyusun aksi strategis bersama.

Gagasan Special Economic Zone (SEZ) yang digagas oleh Deng Xioping pada 1979 adalah, mengingat kebijakan pintu tertutup dan sosialisme ortodoks yang diterapkan Mao Zedong ternyata malah menyengsarakan dan memiskinkan rakyat Cina, Deng kemudian mencanangkan sebuah arah kebijakan strategis baru dalam bidang perekonomian, yaitu pemerintah pusat Cina secara aktif mendorong warganya agar terlibat dalam perdagangan dan kegiatan komersial swasta untuk memburu keuntungan.

Dengan begitu, pintu gerbang itu dibiarkan sedikit terbuka untuk perusahaan-perusahaan asing. Dan ini berarti, termasuk para Taipan Cina rantau yang kebetulan sebagian besar para leluhur mererka daerah kelahirannya berasal dari Cina Selatan. Sterling Seagrave, mantan wartawan investigasi di Asia asal Inggris, menulis buku menarik Lords of the Rim. Membongkar jaringan Cina Perantauan atau Cina Pesisir (Overseas Chinese). Dan sepak-terjangnya di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Kebijakan kapitalis yang destruktif yang diatur oleh undang-undang sekuler makin membuat Negara China dan Negara targetnya makin suram, karena kapitalisme adalah sistem dimana kekuatan kolonial menjamin pengamanan kepentingan mereka. [vm]

Penulis : Ilham Efendi (Dir. Resist Invasion center)

Posting Komentar untuk "Jurus ‘Naga’ Membelit Jagad"

close