Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bergerak Atau diam!


Diskriminasi penegakan hukum masih terasa kuat dilihat dari paket kebijakan dan sejumlah aturan hukum yang berlaku di masing-masing negara termasuk Indonesia. Perempuan, dalam banyak kasus menjadi pihak yang dirugikan karena selain tertindas secara ekonomi, sebagai buruh, sebagai perempuan mereka juga tertindas secara ideologi. Sistem kapitalisme tidak menyediakan multi jalur di mana individu dapat mengekspresikan kritik atau ketidakpuasan pada tindakan penguasa, menciptakan ketidakstabilan yang disebabkan oleh penindasan brutal karena perbedaan pendapat politik dengan para rezim saat ini. Kapitalisme menjadi pelestarian diri dari dari para politisi korup daripada politisi tulus melayani masyarakat.

Secara ekonomi, Negara-negara kapitalis, termasuk negeri ini, membelenggu dirinya dari ekonomi berbasis riba yang telah melumpuhkan ekonomi rakyatnya, ini juga terjadi pada negara-negara dengan utang besar dan telah memaksa proporsi besar dari PDB negara-negara itu dibelanjakan untuk membayar hutang daripada diinvestasikan di bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. 

Sistem ekonomi kapitalistik didasarkan pada distribusi kekayaan yang sangat tidak adil, bukan hanya produksi dan penimbunan kekayaan, tapi juga lestarinya kemiskinan nasional dan global. Pendapatan dari sumberdaya seperti minyak, batu bara dan gas yang dipandang bisa sebagai milik swasta menurut kapitalistik dan diprivatisasi, bukannya untuk meningkatkan standar hidup warga negara dan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur Negara. Malah dijual kepada individu atau perusahaan asing di mana negara hanya sedikit meraup keuntungan mereka. 

Banyak yang  percaya sistem kapitlisme menyebabkan  kemunduran, ekonomi  stagnan dan munculnya negara totaliter  yang haus  perang yang akan  menundukkan manusia dan kaum minoritas. Namun banyak yang tak mampu menghadirkan solusi kongkrit atas penaklukan politik atau  ekonomi yang dilakukan  baik oleh pemerintahan  Barat maupun Muslim, di  samping tindakan agresi  dan pendudukan tanah  Muslim oleh kekuatan asing.  Hal ini telah menjadi  kebijakan luar  negeri Barat, juga kebijakan para  penguasa tiran di  dunia Muslim yang  menyokong mereka.

Masyarakat telah merasakan pahitnya demokrasi liberal ini. Ketidakadilan dan teror kebijakan tidak pro-rakyat yang telah menebar kekacauan  dan   kesengsaraan di seluruh dunia serta menaburkan kematian dan  perusakan atas kemanusiaan. Larangan cadar,  di samping serangan terhadap otentitas al-Quran dan sebagian ajaran-ajaran Islam telah menggambarkan kegagalan demokrasi untuk mengakomodasi hak-hak kaum muslim.

Kapitalisme merugikan keuangan Negara menyebabkan krisis ekonomi global berakibat meningkatnya kemiskinan di seluruh dunia. Sistem ekonomi kapitalistik yang berdasarkan riba dan privatisasi SDA telah menguntungkan kaum kaya dan melaparkan kaum miskin. Kapitalisme menciptakan hukum rimba pasar bebas yang membebani para perempuan, yang memungkinkan eksploitasi tubuhnya pada iklan, hiburan dan industri seks. Semua itu ditandai dengan kebebasan berekspresi dan kepemilikan dan dilakukan atas nama mengamankan keuntungan para pebisnis besar. 

Kapitalisme yang dipraktikkan negr-negar penganutnya melnggengkn kebebasan merusak termsuk kebebasan seksual telah menolak budaya sopan-santun individualistik, memuaskan diri serta melahirkan perilaku yang tak bertanggung jawab yang telah menyebabkan mewabahnya kriminalitas, sistem upah murah, kerusakan keluarga, konsumsi miras, penyalahgunaan obat, perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan durhka kepada orang tua. Jelas bahwa demokrasi dan Kapitalisme tidak pernah bisa membawa kemajuan, keadilan dan kesejahteraan hakiki bagi umat manusia.

Perampasan hak dan pembunuhan jutaan nyawa terus terjadi. Atas nama perang melawan terror versi Barat, tidak ada yang mampu mencegah pembinasaan anak-anak di Suriah! Tentara-tentara para penguasa negeri muslim ditahan. Darah berceceran, jutaan kaum muslimin dibanti di negeri-negeri muslim.  Sebaliknya yang luar biasa adalah bahwa PBB percaya bahwa dunia benar-benar mendengarkan atau peduli lebih banyak lagi tentang apa yang keluar dari organisasi usang dan tidak berdaya ini yang terbentuk dari kepentingan politik egois dari kekuatan dunia yang semuanya memiliki kepentingan untuk melayani diri sendiri dalam menghancurkan revolusi Islam di Suriah. Apakah anak-anak di Ghouta Timur memerlukan lagi resolusi-resolusi kosong PBB?

Kami memanggil semuanya untuk bersatu padu menyelesaikan pekerjaan bersama, mewujudkan tatanan adil dan makmur. Mengenal siapa kawan sejati siapa lawan sejati, akan menjadi jelas bagaimana kawan-kawan sejati rakyat memanggil dan menyeru rakyat agar menerima Islam, lalu mengambilnya sebagai sebuah sistem yang mampu memecahkan masalah politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya yang dihadapi umat manusia. Siapa pun yang mempelajari Islam akan mengerti dengan jelas bahwa Islam tidak terbatas pada ibadah ritual, tapi itu adalah ad Diin (jalan hidup) untuk kesejahteraan yang membutuhkan implementasi. [vm]

Penulis : Taufik Setia Permana 

Posting Komentar untuk "Bergerak Atau diam!"

close