Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REFLEKSI 3 MARET 1924: Malapetaka Runtuhnya Benteng Dunia Islam


VisiMuslim, Malang-  Forum Ukhuwah Umat Islam (FUUI) Singosari, Kabupaten Malang kembali menyelenggarakan Dauroh Kajian Islam Aktual #3 bertema, ‘Refleksi 3 Maret 1924: Malapetaka Runtuhnya Benteng Dunia Islam’. Sabtu (3/3). Di Rumah Makan Pak Maning Singosari. Dengan pemateri Ustadz Ainul Mizan.

Mizan menjelaskan bahwa selama kurang lebih 1300 tahun umat Islam pernah menjadi umat yang berjaya, karena pada waktu itu umat Islam memiiki benteng yang kokoh bernama Khilafah Islam.

Benteng Khilafah ini dipimpin oleh para Khalifah atau Sultan yang tunduk terhadap Syariat Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yang diawali dari para Khulafaur Rasyidin, Bani Umawiyah, Abbbasiyah hingga Ustmaniyah yang akhirnya pada 3 Maret 1924, benteng Khilafah umat Islam ini berhasil di runtuhkan oleh kaum kafir dan antek-anteknya dengan cara konspirasi tipu daya entah dengan cara peperangan, politik maupun pemikiran.

Mizan menambahkan, munculnya gerakan Wahabi yang didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab juga turut serta mengancam eksistensi keberlangsungan Khilafah Turki pada waktu itu, karena gerakan ini ditunggangi oleh Inggris melalui agennya yang bernama Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud.

Gerakan Wahabi juga berusaha merampas wilayah Turki Ustmani agar mereka dapat mengatur wilayah tersebut dengan Madzab mereka, hingga pada tahun 1788 gerakan Wahabi berhasil menyerang Baghdad, gerakan ini juga berhasil menyerang Makkah pada 1803, menyerang Madinah 1810 dan selanjutnya menyerang beberapa wilayah-wilayah lainnya.

Tidak hanya itu, Mizan meneruskan, Barat juga memunculkan ide-ide Nasionalisme dan Separatisme ditengah kaum Muslim, sehingga kaum Muslim sibuk dengan perdebatan sengit satu sama lain antara Pan-Islamisme dan Pan-Arabisme yang justru mengakibatkan semakin menjauhkan umat Islam dari persatuan guna memperbaiki internal Kekhilafahan yang saat itu sudah keropos karena kuatnya serangan dari musuh.

Perdebatan semakin keruh ketika mencuatnya saling bangga antar golongan dikalangan kaum muslim, antara Bangsa Arab dan Non Arab yang saling membanggakan keutamaan-keutamaan mereka.

Tidak hanya itu, Barat juga menggunakan siasat dengan cara mengirimkan misionaris dan serangan budaya ke wilayah Turki Ustmani, siasat ini digunakan sebagai alibi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan lainnya. Strategi ini bertujuan agar Khilafah Turki Utsmani mau mengadopsi UU buatan Barat dengan alasan selama tidak bertentangan dengan Islam.

“Pada saat itu Khilafah Utsmaniyah digelari The Sick Man Europe” kata Mizan.

Dampak serangan pemikiran dan politik terhadap Turki Utsmani menyebabkan terhentinya aktifitas jihad dan meyampingkan penerapan hukum Islam, ditambah melalui Agen Inggris, yakni Kamal Attaturk menjadikan Turki Utsmani semakin lemah dalam fisik maupu psikis. Melalui Kamal Attaturk juga barat berhasil memecah belah wilayah-wilayah Turki Utsmani yang dibagikan kepada para penjajah melalui perjanjian Sykes Picot.

Dan akhirnya melalui perjanjian Lausanne, Barat dengan tangan kotornya dan anteknya telah berhasil menghapus Khilafah, serta menyita harta benda Khalifah dan mengusir Khalifah dari negerinya. Dan hingga kini, umat Islam tidak lagi memiliki benteng perlindungan, mereka bagai anak yang kehilangan induknya yang sangat mudah diterkam oleh binatang buas.

Kita lihat, berbagai kondisi umat Islam saat ini, seperti di Rohingnya, Palestina, Irak, atau Suriah, kaum muslim dijajah dan dibantai tanpa ada pembelaan dari pemimpin-pemimpin muslim. Itu karena sekarang umat Islam disekat-sekat dan dipimpin oleh para boneka asing yang justru tunduk terhadap kemauan tuannya. Terang Mizan.

Karena itu hanya dengan dikembalikannya Khilafah sajalah ummat ini bisa diselamatkan, khilafah akan melindungi kaum muslim, menyatukan negeri-negeri muslim yang saat ini terpecah dan mengembalikan kejayaan Islam, serta mengirim pasukan untuk menolong saudara-saudara kita di negeri-negeri muslim yang saat ini ditindas. Tambah Mizan.

Acara Dauroh ini dihadiri sekitar 40 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, karyawan swasta, hingga tokoh masyarakat di wilayah Singosari-Malang. [vm] (Gesang GR)

Posting Komentar untuk "REFLEKSI 3 MARET 1924: Malapetaka Runtuhnya Benteng Dunia Islam"

close