Respon Opini Revivalis Atas Paris Attack
Tulisan ini tidak sedang menghakimi siapa dalang sesungguhnya bom Paris (Paris Attack). Bukan juga mengurai dengan pendekatan teori konspirasi maupun investigasi data primer otak pelaku di balik peristiwa yang menggemparkan dunia dan diklaim sebagai hari berkabung dunia. Tetapi mencoba membuat bagaimana peta respon opini kaum muslimin di Indonesia terutama kelompok-kelompok pejuang Islam yang sedang istiqomah berjuang menegakkan dinul haq. Ketika Barat di bawah komando AS menyebut pelakunya ISIS/IS dengan bukti munculnya statement dari pihak ISIS/IS, maka banyak opini dan penjelasan seputar sikap terhadap kasus ini hadir di berbagai media. Diantaranya antara lain : 1) Paris Attack oleh ISIS/IS adalah produk dari operasi intelijen barat sebagai bagian dari desain proyek "War On Terrorism". Jika WTC 9/11 menggunakan sasaran tuduhan Al Qaeeda maka Paris Attack adalah ISIS/IS. 2) Banyak dari kalangan kelompok pejuang Islam mengikuti mindset yang dikembangkan barat dengan fokus lebih dalam mengurai-menjelaskan pandangan terhadap keberadaan dan sepak terjang ISIS/IS dengan beragam kesesatannya. 3) Banyak yang mengutuk peristiwa tersebut namun di sisi lain menyebut tidak proporsionalnya opini media dunia mengabarkan berbagai penindasan dan kekejaman oleh State Terrorism atas kaum muslimin di berbagai negara dunia Islam.
Setidaknya 3 penjelasan atau opini di atas di antara penjelasan lain secara beragam yang mengemuka. Dari ketiga penjelasan tersebut bisa ditarik beberapa hal sebagai berikut : Pertama, alasan Barat membranding ISIS/IS menjadi maskot mendeskripsikan entitas pejuang Islam, ajaran Jihad dan Khilafah penuh dengan gambaran yang mengerikan. Terlepas dari aqidah takfiri dan sikap untolerannya terhadap kelompok pejuang Islam lain yang berseberangan di medan jihad atau pertempuran. Memang pada dasarnya suasana medan jihad berbeda karakternya dengan pergolakan pemikiran dan politik. Senjata adalah alat komunikasi utama yang menghubungkan antara kelompok yang satu dengan yang lain. Kedua, Barat menggunakan ISIS/IS sebagai pintu masuk mendiskreditkan ajaran islam (Syariah, Dakwah, Jihad dan Khilafah) beserta entitas pejuang yang mengusungnya melalui peristiwa Paris Attack. Parahnya dengan menggunakan pendekatan “Adu Domba” dan “Invisible Hand” (Tangan-tangan Tersembunyi). Pola ini sama dengan yang dilakukan pada peristiwa WTC 9/11 melalui bagaimana membranding Al Qaeeda sebagai kelompok yang radikalis dan fundamentalis. Apalagi materi untuk membranding ISIS/IS banyak ditemukan di berbagai medsos di tengah euforia Jihad dan Khilafah yang diusungnya. Barat membuat gambaran semakin menakutkan kaum muslimin dengan menampilkan wajah Jihad dan Khilafah Versi ISIS/IS Versus Jihad dan Khilafah Versi di luar ISIS/IS. Luar Biasa. Sebuah konspirasi jahat untuk menciptakan pembunuhan karakter dan politis terhadap kaum muslimin berikut ajarannya. Ketiga, larut dalam pembahasan panjang tentang keberadaan sepak terjang ISIS/IS dengan segala manuver-manuvernya sama halnya dengan melanggengkan dan mengokohkan upaya barat menggunakan pendekatan adu domba untuk mendiskreditkan islam dan kelompok pejuangnya. Apalagi akhirnya diketahui dengan pendekatan investigasi data primer otak pelaku di balik Paris Attack ternyata bukan ISIS/IS. Jika demikian yang terjadi maka Barat telah mengambil keuntungan investasi opini dunia diskredit atas Islam dan para pejuang pengusungnya. Akhirnya perlu kreatifitas untuk mengurai dan merajut realitas politis dan opini media dunia agar tidak terjebak pada skenario perang opini yang dikembangkan barat sebagai “Political Trap” (Jebakan Politik). Wallahu a'lam bis showab. [Abu Ummah Al Makassari (Pemerhati Sosial Politik)] [www.visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Respon Opini Revivalis Atas Paris Attack"