Menjaga Aset Umat dari Racun Liberalisme


Oleh: Sri Nurhayati, S.Pd.I
( Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara)

Anak merupakan aset yang berharga bagi sebuah peradaban. Setiap peradaban tentunya memerlukan generasi yang akan menjadi pengganti tonggak kepemimpinan dimasa yang akan datang. Mereka yang akan menentukan kemajuan bagi peradaban itu, ataupun justru kemunduran bagi peradaban itu.

Berbicara anak sebagai aset penentu masa depan sebuah peradaban. Hal ini sudah menjadi perhatian bagi mereka yang menyadari akan peran penting anak sebagai generasi sebuah peradaban. Sehingga berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk menjaga asset yang berharga ini agar tidak rusak. Terlebih melihat kondisi anak-anak kita saat ini sangat memprihatinkan.

Anakku Sayang Anakku Malang

Ungkapan ini bukan hanya sebuah rangkaian kata yang tak bermakna. Jika kita amati kondisi anak-anak kita saat ini sangat memprihatinkan. Kemalangan demi kemalangan menimpa anak-anak kita. Betapa tidak, kondisi saat ini tidaklah memberikan kelayakan bagi tumbuh kembang mereka. Kerusakan diberbagai lini telah mengantarkan berbagai permasalahan muncul melanda dunia anak.

Dunia anak kita kenal dengan dunia penuh canda dan tawa, dunia yang menawan bagi mereka. Tapi kini dunia mereka  tak lagi menawan. Kini kehidupan mereka penuh dengan masalah, tak beda dengan kehidupan orang dewasa. Menurut Wakapolres Depok AKBP Irwan Anwar mengatakan, berdasarkan data pada tahun 2014 kemarin sebanyak 107 anak-anak menjadi korban dan pelaku kejahatan. (sindonews.com)

Bahkan yang lebih memprihatikan mereka para generasi negeri ini dilanda permasalahan yang membutuhkan perhatian besar, misalnya masalah miras dan narkoba, remaja yang terlibat dalam meminum-minuman keras, menurut catatan Gerakan Nasional Anti Minuman Keras (GeNAM) jumlah remaja yang gemar mengkonsumsi miras pada tahun 2014 naik menjadi 23% atau sekitar 14 juta anak muda.  Tak hanya itu merekapun menjadi pelaku kriminalitas, kasus yang memprihatinkan terjadi pada beberapa bulan kemarin. Adanya enam orang anak, tiga diantaranya masih duduk di sekolah dasar melakukan pemerkosaan terhadap anak perempuan yang masih duduk di sekolah dasar. (tribun jogja).

Selain itu juga anak-anak kita menjadi penikmat pornografi, tawuran, seks bebas, dan masalah lainnya melanda kehidupan anak – anak negeri. Hal ini pun diperparah dengan kondisi pendidikan mereka, tahun 2016 ini UNICEF mencatat 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat mengenyam pendidikan lanjutan. (liputan6.com)

Waspadai Virus Penghancur Aset Umat

Permasalahan demi permasalahan yang melanda anak-anak kita tidaklah datang dengan sendirinya. Semua permasalahan ini merupakan akibat dari semakin kuatnya virus liberalisme yang masuk ke dalam tubuh umat ini. 

Masuknya virus liberalisme telah membawa umat pada pola piker dan perilaku yang buruk. Melalui berbagai bentuk media masa, liberalisme telah mengarahkan  anak kita untuk berperiaku konsumtif, pemisif dan hedonis.  Serangan itu tampak dari tayangan sinetron-sinetron yang mengajarkan perilaku bebas. Sepertinya beberapa pecan sebelumnya ramai kritikan akan tayangan sinetron yang didalamnya berisi tentang anak SMP yang masih berkeliaran malam-malam ditaman dengan masih memakai baju seragam sekolah. Ditambah mereka tanpa malu melakukan aktivitas mesum dengan berpegangan tangan, pelukan, dan lainnya. 

Tak bisa dipungkiri pengaruh sinetron memang cukup kuat dalam menarik daya pikat orang yang menontonnya, tak terkecuali anak-anak mampu memberikan efek yang cukup besar. Namun sayang pengaruh yang besar ini,  tidak dibarengi dengan kualitas tayangan tersebut. Tayang sinetron ini lebih banyak berisi tentang kisah percintaan remaja atau perilaku menyimpang mereka. Bahkan tak sedikit juga yang menayangkan tentang kekerasan. Hal ini pun memberikanpengaruh pada perilaku anak sehari-hari.

Kondisi ini sangatlah mengkhawatirkan dengan kurangnya bahkan tidak adanya pengawasan dari orang tua dan  masyarakat. Bahkan hal ini kurang pula mendapatkan perhatian dari  pemerintah yang memiliki wewenang dan kewajiban dalam menerapkan aturan yang menjaga anak-anak kita.  

Menjaga Aset Umat dari Kehancuran

Melihat kondisi anak yang begitu memprihatinkan, lantas apakah kita hanya diam saja dan membiarkan dunia anak hancur? Tentu tidak! Kita sebagai bagian dari umat ini, memiliki kewajiban untuk memperbaiki kondisi ini. Namun perlu kita ketahui permasalahan ini sesungguhnya muncul karena kelalaian dari berbagai pihak. Misalnya dominannya tayangan yang kurang mendidik, bahkan yang berbau kekerasan muncul karena stasiun TV tak sedikit lebih mementingkan nilai jual dibandingkan edukasi. Hal ini sangat memprihatikan dengan kurangnya pengawasan dari orangtua. Bahkan kondisi ini bertambah parah, ketika pemerintah yang sejatinya sebagai pihak yang memiliki wewenang tidak memberikan perhatian yang cukup besar, yang tetap memberikan izin kepada stasiun TV yang lebih banyak menayangkan yang tidak mendidik masyarakat.

Banyaknya tayangan sinetron yang kurang mendidik, haruslah menjadi perhatian semua pihak, terutama peran orang tua dalam mengawasi anaknya. Untuk hal itu perlunya kita untuk kembali memperbaiki tatanan keluarga yang menjadi benteng utama bagi anak. Diantaranya, yaitu dengan:

Pertama, Mengokohkan akidah dan ketaqwaan umat terhadap Allah SWT serta senantiasa terikat terhadap syariat-Nya. Adanya keterlibatan seluruh umat dalam kegiatan dakwah untuk mengokohkan akidah umat dan memberikan pemahaman Islam untuk mendorong umat menyelesaikan semua permasalahan kehidupan sesuai dengan aturan Islam.

Kedua, Menggencarkan kembali aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar sesama anggota masyarakat. Hal ini menjadi salah satu pencegahan terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang ditengah-tengah umat.

Ketiga, menyerukan kepada umat untuk bersama-sama amar ma’ruf kepada penguasa. Aktivitasnya ini menjadi agenda yang harus senantiasa dilakukan agar aturan yang diterapkan penguasa yang bertugas melindungi umat mampu menjaga mereka dari kemerosotan. 

Ketiga upaya ini dilakukan pula dengan pengokohan juga fungsi keluarga umat, agar menjadi keluarga-keluarga yang tegak atas dasar ketaatan kepada Allah, menjadikan syariat Islam sebagai standar sehingga setiap keluarga umat mampu berfungsi sebagai madrasah dan sumber lahirnya para generasi pejuang dan pemimpin umat masa depan yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Yang menjauh diri mereka dari kemaksiatan yang mendatang ke jurang kemerosotan.

Namun, yang perlu kita ingat peran orang tua dan masyarakat saja tidaklah cukup. Peran yang terbesar adalah pihak yang memiliki kewenangan dalam penayangan setiap tayangan TV. Siapa lagi kalau bukan pemerintah.

Pemerintah sebagai pengatur rakyatnya memiliki peran yang penting dalam menjaga generasinya. Karena mereka yang memiliki wewenang dalam menentukan setiap kebijakan dalam mengatur rakyatnya. Bagaimana mungkin generasi kita bisa berkualitas, jika pemerintah sendiri tidak memperhatikan semua itu.

Islam dan Khilafah dalam Melindungi dan Menjaga Aset Umat

Islam adalah ad-din yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengatur hubungan manusia dengan dirinya, dan mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Hal ini termasuk masalah yang saat ini menimpa umat saat ini.

Termasuk dalam menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi dunia anak saat ini. Namun untuk menyelesaikan permasalahan ini tidak hanya menyangkut pada pelaku kebijakan, tapi penyelesaian ini memerlukan adanya aturan yang mampu memberikan solusi yang mampu menjawab sampai kepada akar permasalahan ini. Pemerintah sebagai benteng yang menjaga setiap generasinya, haruslah menerapkan aturan yang melahirkan kebijakan-kebijakan yang mampu menjaga dan melahirkan generasi yang berkualitas. 

Islam sebagai aturan yang datang dari sang Pencipta, memiliki jawaban akan setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan umat manuisa. Namun aturan ini hanya bisa diterapkan ketika diterapkan dalam wadah yang lahir pula dari akidah Islam. Wadah itu tak lain adalah Khilafah ala minhaj nubuwah. Dengan diterapkan Islam dalam setiap aspek kehidupan inilah cahaya Islam dapat terlihat. Islam Rahmati lil’Alamin sesugguhnya dapat kita rasakan dalam kehidupan kita. Wallahu’alam [VM]

Posting Komentar untuk "Menjaga Aset Umat dari Racun Liberalisme"