Pemerintah Myanmar Memberlakukan Semi Lockdown di Wilayah Rakhine, Terkait Covid-19
Yangoon, Visi Muslim- Pemerintah Myanmar pada hari Kamis, (20/8/2020) telah memberlakukan tindakan penutupan wilayah di ibu kota negara bagian Rakhine barat negara itu menyusul lonjakan penularan lokal kasus virus corona.
Seorang wanita berusia 26 tahun dinyatakan positif di Sittwe pada hari Minggu, itu adalah penularan lokal pertama setelah jeda satu bulan ketika penularan lokal terakhir ditemukan pada 17 Juli.
Kementerian Kesehatan dan Olahraga menempatkan Sittwe di bawah semi-lockdown yang segera diberlakukan pada hari Kamis, setelah enam transmisi lokal baru virus corona tercatat dalam lima hari antara Minggu dan Kamis.
Dari jumlah tersebut, empat pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada catatan kontak dengan orang yang terinfeksi virus corona.
Penutupan wilayah tersebut memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah namun tidak berlaku bagi karyawan termasuk pegawai negeri, staf perusahaan, dan pekerja pabrik di Sittwe.
Di wilayah Rakhine, total ada 22 kasus COVID-19 yang dilaporkan, sebagian besar adalah pengungsi yang kembali dari negara tetangga Bangladesh, Thailand, dan China.
Pemerintah Myanmar juga menginstruksikan keempat maskapai penerbangan lokal untuk membatalkan semua penerbangan ke dan dari Sittwe, mulai Kamis.
Hingga Kamis, Myanmar telah melaporkan total 399 kasus COVID-19 dengan 333 sembuh dan 6 kematian.
Banyak tempat bisnis telah kembali normal sejak akhir Juli setelah pemerintah melonggarkan pembatasan wilayah domestik menyusul penurunan infeksi COVID-19 pada gelombang pertama.
Myanmar, bagaimanapun, kemungkinan besar akan menghadapi wabah parah pada gelombang kedua disebabkan penyebaran infeksi tanpa gejala.
Pembatasan bagi pelancong internasional masih diberlakukan dengan larangan semua penerbangan komersial internasional ke bandara negara yang telah diperpanjang hingga akhir Agustus. [] Gesang/ Nilufar Babayiğit
Posting Komentar untuk "Pemerintah Myanmar Memberlakukan Semi Lockdown di Wilayah Rakhine, Terkait Covid-19"