Refleksi atas Perubahan di Suriah dan Tantangan Dakwah Islam
Terjemahan
Bismillah al-Rahman al-Rahim
Saatnya Bagi Para Pemimpin Politik: Refleksi atas Perubahan di Suriah dan Tantangan Dakwah Islam
Berita:
Rezim Bashar al-Assad jatuh dan fase pembentukan pemerintahan sementara dimulai di tengah kekosongan politik yang besar dan pernyataan yang ambigu dari para pemimpin pemberontak mengenai bentuk sistem pemerintahan yang akan datang, disertai dengan pernyataan-pernyataan dari Amerika dan negara-negara Barat tentang perhatian dan pemantauan mereka terhadap kinerja para pemimpin baru untuk melihat sejauh mana mereka akan menjalankan prinsip-prinsip Barat terkait pemerintahan dan politik.
Komentar:
Semua orang terkejut dengan cepatnya runtuhnya tentara rezim dan milisi-milisi Iran di hadapan gelombang besar pemberontak dan pejuang dari wilayah utara, sehingga kelompok-kelompok revolusi mendapati diri mereka menghadapi kenyataan yang belum mereka persiapkan sebelumnya. Hal ini mengarah pada kebingungan dalam langkah-langkah dan pernyataan, serta sikap yang terkesan tergesa-gesa dalam masalah politik dan keamanan hingga saat ini. Ini menimbulkan gelombang ketidakpuasan di kalangan masyarakat, misalnya dalam isu yang dikenal dengan sebutan "para pembebas" (al-Tulqa), dan menimbulkan kekhawatiran nyata di kalangan para pendukung dakwah tentang campur tangan Turki dan Amerika di baliknya dalam merumuskan sistem pemerintahan baru dengan model Barat, yang bisa menyebabkan revolusi berakhir dengan kegagalan, jika Allah tidak menghendaki.
Kenyataan ini mendorong banyak orang yang tulus dari berbagai aliran Islam, baik di dalam negeri maupun luar negeri, untuk melancarkan kampanye luas yang berisi nasihat dan peringatan agar darah para syuhada yang suci tidak terbuang sia-sia dalam labirin transisi, keseimbangan, dan pembenaran. Mereka menegaskan untuk tidak menggantikan sistem yang berlandaskan agama dengan sistem sekuler yang terang-terangan. Oleh karena itu, pesan-pesan media di media sosial, terutama, sangat bervariasi dalam intensitasnya, dari nasihat yang lembut hingga teguran yang keras. Sementara itu, masyarakat Suriah yang terkejut dengan kenyataan baru ini dan khawatir akan masa depan yang tidak pasti, serta terancam oleh kemungkinan perang saudara yang lebih besar dan musuh yang ganas di dekat mereka—yaitu tentara Zionis yang bebas merajalela di langit mereka dan mencaplok tanah mereka kapan saja—mereka berada di ambang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan, yang dengan cepat akan membawa mereka ke dalam badai perdebatan dan perselisihan internal mengenai metodologi dan pandangan yang ditawarkan untuk menghadapi fase yang akan datang.
Karena basis dukungan masyarakat adalah cadangan dan persediaan umat, maka para pembawa proyek Islam harus dapat memenangkan kepercayaan dan kepemimpinan mereka, agar mereka dapat membawa rakyat menuju keselamatan dengan wawasan dan pemahaman yang benar. Ini hanya dapat tercapai jika masyarakat percaya bahwa kelompok tersebut memiliki sifat-sifat yang layak untuk memimpin, yaitu ketulusan, pemahaman yang mendalam, kekuatan, dan kemampuan. Umat telah lama menderita akibat model yang tidak memiliki pemahaman meskipun tulus, sehingga musuh-musuh mereka dapat menipu mereka, menyebabkan mereka terpuruk dan kehilangan arah, atau kelompok yang tidak memiliki kekuatan dan kemampuan dalam pemerintahan dan manajemen, sehingga musuh datang dari segala arah dan umat terkejut, akhirnya menyebabkan mereka gagal dan kehilangan reputasi di mata rakyat. Oleh karena itu, saya melihat bahwa prioritas pertama bagi para pembawa dakwah pada fase ini adalah sebagai berikut:
-
Fokus dengan sungguh-sungguh untuk memperkenalkan diri sebagai orang-orang politik yang praktis, bukan akademisi teoritis, yaitu mereka yang memiliki proyek lengkap yang siap diterapkan oleh orang-orang yang ahli dan kompeten. Tidak cukup hanya berbicara tentang adanya konstitusi dan sistem ekonomi dan semacamnya, tetapi berbicaralah kepada masyarakat awam dan kalangan intelektual dengan bahasa yang dapat mereka pahami dan rasakan. Sampaikan solusi untuk masalah-masalah politik, ekonomi, dan keamanan yang ada dengan rencana yang jelas dan siap untuk dilaksanakan, bahkan jika itu hanya dalam bentuk kerangka umum. Rencana ini harus disajikan dalam bentuk terbuka untuk masyarakat dan penguasa sekaligus.
-
Hindari menunjukkan citra pembawa dakwah di hadapan orang-orang sebagai sosok yang hanya mengkritik dan pesimis, yang hanya melihat kekurangan dan tidak menganggap ada yang baik selain dirinya. Tidak cukup bagi pembawa dakwah untuk jujur dalam peringatannya dan benar dalam apa yang dia katakan, tetapi dia harus menggunakan metode yang membuka pemahaman dan penerimaan orang, baik yang awam maupun yang terpelajar. Setiap orang dapat mengkritik dan menunjukkan kesalahan, tetapi tidak semua orang bisa melaksanakan yang benar. Agar orang tidak bingung antara orang yang benar-benar peduli dengan nasihatnya dan orang yang hanya ingin membuat kerusakan, pembawa dakwah harus memperhatikan keadaan, perasaan, dan emosi orang yang dia ajak berbicara saat memberikan peringatan. Jika tidak, yang terjadi justru bisa membuat orang semakin menjauh dari pembawa dakwah dan mempercayai tuduhan yang disebarkan musuh tentangnya, yang malah berbalik menjadi boomerang.
-
Perhatikan bahwa harta karun pemikiran Islam yang ada dalam kelompok ini cukup untuk menghasilkan ratusan ribu bahan dakwah yang dibutuhkan masyarakat saat ini, yang dapat disajikan dalam bentuk potongan kecil yang tertulis atau video sehingga mudah dijangkau dan dipahami oleh masyarakat. Tidak semua orang bisa meluangkan waktu untuk membaca buku-buku tebal, sedangkan pembawa dakwah harus mendekati masyarakat tanpa menunggu mereka mencari atau memahami apa yang ia miliki. Jika kita tidak menyajikan apa yang kita miliki secara mudah dan jelas, maka pembicaraan panjang tentang adanya proyek besar yang siap akan sia-sia. Seperti pepatah lama yang mengatakan: "Jangan bicarakan panjangnya pohon kurma, tetapi beri aku sebagian dari buahnya."
-
Jangan membebani masyarakat lebih dari kapasitas pemahaman mereka, dan tuntunlah mereka dengan lembut dari tahap ke tahap agar mereka memahami dengan jelas. Oleh karena itu, harus ada pemahaman yang tepat tentang tingkat kesadaran masyarakat terhadap detail yang dibutuhkan, serta perhatian terhadap perbedaan pemahaman dan makna istilah. Seringkali, seseorang yang setuju dengan kita dalam makna tetapi berbeda dalam istilahnya, atau sebaliknya. Oleh karena itu, jangan terburu-buru untuk melewati tahap-tahap ini, dan fokuslah pada kesadaran umum terlebih dahulu, sebelum membahas detail-detail tertentu, meskipun itu mungkin memerlukan waktu lebih lama. Yang penting adalah hasil akhirnya.
-
Akhirnya, para pekerja dakwah harus ingat bahwa mereka tidak bekerja sendirian di lapangan, dan ada negara serta pihak-pihak lain yang sedang merencanakan strategi mereka terhadap semuanya, baik itu "berwarna putih, hitam, atau merah". Pendapat selalu lebih penting dari keberanian para pahlawan. Fase ini membutuhkan kesadaran gerakan selain kesadaran politik. Kita harus terus maju dengan dakwah, bergerak cepat jika memungkinkan, atau perlahan jika tidak memungkinkan, tetapi jangan berhenti atau mundur, dan jangan terburu-buru memetik buahnya. Hanya akan ada pemetikan buah yang matang saat waktunya tiba, dan ini adalah pemahaman yang dimiliki oleh para pria politik, dan mereka unggul dalam mencapainya serta pantas untuk memimpin.
Ditulis untuk Radio Media Pusat Hizbut Tahrir Syekh Adnan Mazian Anggota Media Pusat Hizbut Tahrir
Posting Komentar untuk " Refleksi atas Perubahan di Suriah dan Tantangan Dakwah Islam"