Revolusi Syam akan Menginspirasi Seluruh Umat
Oleh: Muhammad Abdul Munim
Mungkin ada yang mengatakan bahwa perluasan wilayah Zionis setelah mereka melanggar garis kontak dan menguasai Golan adalah pemanfaatan dari ketidakstabilan yang terjadi di Syam, dan mereka berusaha menciptakan fakta baru untuk digunakan sebagai bahan negosiasi di masa depan dengan negara baru yang diharapkan oleh Yahudi—seperti yang diinginkan oleh Amerika dan sekutunya. Mereka menginginkan negara tersebut mengikuti standar negara-negara Barat, dengan sistem pemerintahan yang mirip dengan negara-negara di sekitar Palestina yang terjajah, yang pro-Barat, mendukung entitas Zionis, dan membantunya, serta membiarkan pencaplokan tanah dan pelanggaran wilayah udara. Singkatnya, mereka ingin sebuah pemerintahan yang mirip dengan rezim sebelumnya, namun dengan wajah yang lebih "ringan" atau kurang menakutkan.
Saya rasa, pandangan ini tidak jauh dari pemikiran penjajah ini, yang selalu berusaha memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperluas wilayah, seperti yang terjadi dengan penjajahan atau hampir penjajahan terhadap bagian-bagian baru dari Syam. Di sini, para pendukung rezim yang jatuh ini merasa perlu untuk menyerang para pemberontak dan revolusi, dengan alasan bahwa para pemberontak menerima penjajahan tersebut. Mereka mengabaikan, bahkan berpura-pura tidak tahu, bahwa rezim yang mereka dukunglah yang menjaga perbatasan dengan entitas Zionis dan yang mencegah rakyat Syam menyentuh Yahudi di Golan yang terjajah, dan mereka mencemooh pemberontak yang masih belum pulih dari luka-luka yang ditimbulkan pada tubuh Syam dan rakyatnya, seolah-olah dikatakan kepada mereka, "Kalian sudah membebaskan, atau diam saja."
Ya, memang, Yahudi memanfaatkan ketidakstabilan ini untuk memperluas wilayah mereka lebih jauh di tanah Syam, tetapi ini bukanlah satu-satunya kejahatan mereka. Dalam dua hari saja, mereka meluncurkan 480 serangan udara, yang mereka sebut sebagai serangan terbesar, terhadap situs dan pusat-pusat yang berhubungan dengan tentara dan persenjataan di Suriah, serta senjata rezim yang telah menghancurkan dirinya sendiri dalam perang melawan rakyat Syam. Senjata-senjata tersebut sudah sangat tua dan usang, bahkan hampir pensiun, meskipun belum tersentuh api serangan. Namun, Yahudi tetap menyerang mereka. Lalu muncul pertanyaan: Mengapa?
Sebenarnya, entitas ini, seperti biasa, menyembunyikan—di balik serangannya dan pamer kekuatannya—kelemahan dan ketakutan yang terus-menerus. Kelemahan karena mereka hampir tidak mampu bertahan dalam serangan nyata seperti yang terjadi pada 6 Oktober, apalagi jika perang tersebut melibatkan front yang lebih luas seperti front Syam, bukan hanya Gaza yang terkepung.
Bagaimana mungkin entitas penjajah ini tidak takut pada rakyat Syam, padahal mereka telah menggulingkan banyak rezim yang sangat kejam dan menjatuhkan sebuah rezim yang hampir seluruh dunia mendukungnya—baik dengan dukungan langsung ataupun dengan menipu revolusi dan para pemberontaknya. Namun, ketika rakyat Syam berhasil mengalahkan rezim tersebut dan menjatuhkan semua pihak yang mendukungnya, mulai muncul seruan untuk bergabung dengan komunitas internasional dan lingkungannya.
Revolusi ini, yang belum berakhir, telah menanamkan rasa takut pada entitas tersebut, sehingga mereka melihat setiap senjata, bahkan setiap tongkat di tangan rakyat Syam sebagai ancaman terhadap keberadaan mereka. Tetapi usaha mereka sia-sia, karena serangan mereka tidak akan menghalangi nasib mereka yang sudah ditentukan, sebagaimana halangan-halangan dari rezim yang jatuh tidak menghalangi rakyat Syam untuk menuliskan akhir cerita mereka. Dan jika semua kejahatan yang telah dilakukan sebelumnya tidak bisa memadamkan revolusi rakyat Syam, maka segala konspirasi yang melibatkan teman dekat maupun musuh jauh tidak akan mengeluarkan pantai Syam (Palestina) dari hati rakyat Syam, dan tidak akan menghapuskan makna jihad dan pembebasan dari hati mereka. Persatuan tanah Syam akan tetap ada dalam ingatan dan perasaan mereka, selama agama yang tertanam dalam hati mereka mengatakan (إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ) "Sesungguhnya hukum itu hanyalah milik Allah," dan (سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ) "Maha Suci Dia yang telah memperjalankan hamba-Nya."
Revolusi Syam ini akan menginspirasi seluruh umat, untuk bangkit, revolusi demi revolusi, hingga mereka mencapai apa yang mereka inginkan. Para penguasa kini terbangun dengan rasa takut kepada rakyat mereka, karena mereka melihat contoh pada orang yang lebih zalim dan lebih kejam, yang telah dijatuhkan oleh umat di Syam, dan mereka merasa giliran mereka sudah dekat.
Dan pertanyaannya di sini, apa lagi yang tersisa dari kekuasaan rezim-rezim tersebut, dan apa yang tersisa dari entitas yang rapuh itu, bahkan apa lagi pengaruh dan kekuatan yang akan dimiliki oleh penjajahan terhadap umat yang memiliki sifat-sifat ini? Ya, mungkin bertahun-tahun akan berlalu, tetapi kenyataan yang harus dipahami oleh semua orang adalah bahwa peran umat ini akan datang, masa depan milik mereka, dan negara-negara dunia harus mulai berpikir, sejak sekarang, bagaimana mereka akan berhadapan dengan umat ini, ketika mereka bersatu di atas kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, dan mengangkat panji jihad untuk menerangi dunia dengan agama ini.
Inilah agama Allah, inilah umat (لا إله إلا الله), inilah jalan yang benar, tidak ada yang menang kecuali Allah. []
Posting Komentar untuk "Revolusi Syam akan Menginspirasi Seluruh Umat"