Pengiriman Bom Berat AS ke Israel: Dukungan Militer yang Kembali Mengalir
Washington, Visi Muslim- Kementerian Pertahanan Israel mengonfirmasi kedatangan pengiriman bom berat buatan Amerika Serikat yang sebelumnya sempat tertunda. Menurut laporan Anadolu, pengiriman ini akhirnya diterima Israel setelah sempat tertahan oleh pemerintahan Joe Biden.
Dalam pernyataan resminya, kementerian tersebut menyebutkan bahwa kapal yang membawa amunisi jenis MK-84, bom berbobot 2.000 pon atau hampir 1 ton, telah bersandar di Pelabuhan Ashdod. Setelah tiba, amunisi segera dipindahkan ke puluhan truk untuk didistribusikan ke pangkalan udara Israel.
Bom tersebut awalnya tertahan oleh pemerintahan Biden sejak Mei 2023, menyusul serangan darat Israel di kota Rafah, Gaza Selatan. Namun, setelah beberapa waktu, pengiriman ini akhirnya disetujui dan dilanjutkan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyebut bahwa pengiriman amunisi ini merupakan aset strategis bagi Angkatan Udara Israel dan Tentara Pertahanan Israel (IDF). Ia juga menegaskan bahwa hal ini semakin memperkuat hubungan pertahanan antara Israel dan Amerika Serikat.
Dalam pernyataannya, Gallant mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mantan Presiden Donald Trump serta pemerintahan AS atas dukungan yang terus mengalir bagi keamanan Israel. Ia menekankan bahwa kerja sama antara kedua negara akan terus berlanjut.
Sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, Israel telah menerima lebih dari 76.000 ton peralatan militer melalui ratusan penerbangan dan kapal. Sebagian besar bantuan ini berasal dari Amerika Serikat, yang menjadi sekutu utama Israel dalam konflik tersebut.
Bom MK-84 sendiri dikenal sebagai amunisi tak terarah dengan daya ledak tinggi. Dirancang untuk menghancurkan target besar, bom ini mampu menyebabkan kerusakan luas dalam radius yang signifikan.
Amunisi jenis ini juga dikaitkan dengan insiden tragis di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza pada Oktober 2023. Ledakan yang terjadi dalam serangan tersebut menewaskan lebih dari 470 orang, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Sementara itu, gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2024 sempat menghentikan pertempuran di Gaza. Konflik yang berlangsung sebelumnya telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.
Meski demikian, situasi tetap tegang, dan pengiriman amunisi terbaru ini menjadi sorotan di tengah upaya diplomasi internasional untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di kawasan tersebut. [] Sh3
Posting Komentar untuk "Pengiriman Bom Berat AS ke Israel: Dukungan Militer yang Kembali Mengalir"