Dilema Sandera: Ketidakpastian Nasib di Tengah Serangan Israel
Sebuah analisis yang dilakukan oleh The New York Times (NYT) mengungkap bahwa dari 251 sandera yang diculik pada 7 Oktober, setidaknya 41 di antaranya telah tewas. Beberapa korban dilaporkan meninggal akibat serangan dari pasukan Israel sendiri.
Dalam laporan yang dirilis pada Sabtu, NYT merinci temuan dari berbagai laporan forensik, penyelidikan militer, serta wawancara dengan tentara Israel, pejabat pemerintahan, seorang pejabat senior di kawasan tersebut, dan tujuh anggota keluarga sandera.
Hingga kini, dari 59 sandera yang masih diyakini berada di Gaza, pemerintah Israel menyatakan hanya 24 yang masih hidup. Sementara itu, lebih dari 130 orang telah dibebaskan, lebih dari 40 jenazah ditemukan oleh tentara Israel, dan delapan jasad lainnya diserahkan oleh Hamas sebagai bagian dari pertukaran tahanan.
“Sebagian dari mereka dibunuh oleh Hamas, sebagian lainnya oleh serangan Israel, sementara penyebab kematian sisanya masih belum diketahui,” tulis The New York Times dalam laporannya.
Kebijakan Militer dan Dampaknya
Dua pejabat Israel yang dikutip dalam laporan tersebut mengungkapkan bahwa beberapa sandera telah terbunuh dalam hari-hari pertama perang, sebelum ada peluang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Namun, banyak di antara mereka yang kehilangan nyawa setelah gencatan senjata sementara pada November 2023 berakhir, dan konflik berlanjut dengan serangan yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina.
Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam wawancara televisi bulan lalu mengatakan bahwa Israel sebenarnya bisa menyelamatkan lebih banyak sandera dengan lebih cepat dan dengan konsekuensi yang lebih ringan.
Sebaliknya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tahun lalu menegaskan bahwa satu-satunya cara membebaskan para sandera adalah dengan melanjutkan tekanan militer hingga mencapai kemenangan penuh.
Salah Sasaran dan Kesalahan Fatal
NYT juga melaporkan bahwa berdasarkan temuan investigasi militer, setidaknya tujuh sandera tewas dieksekusi oleh penculik mereka ketika pasukan Israel mulai mendekat. Selain itu, empat lainnya terbunuh akibat serangan udara Israel.
Tiga sandera lainnya menjadi korban salah tembak oleh tentara Israel yang mengira mereka sebagai militan Palestina. Salah satu sandera ditemukan tewas akibat baku tembak yang terjadi di lokasi penyanderaan.
Hingga kini, penyebab kematian 26 sandera lainnya masih belum dapat dipastikan, sehingga menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan mengenai cara operasi militer Israel dijalankan.
Misteri Kematian Keluarga Bibas
Dalam kasus keluarga Bibas, laporan NYT menyoroti pernyataan yang saling bertentangan antara Hamas dan pemerintah Israel. Hamas mengklaim bahwa tiga anggota keluarga tersebut tewas akibat serangan udara Israel, sementara tentara Israel menuduh Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian mereka.
Ketidaksesuaian narasi ini semakin memperumit upaya untuk menemukan kejelasan mengenai nasib para sandera lainnya yang masih belum ditemukan.
Korban Tak Terduga dalam Serangan Israel
Pada November 2023, militer Israel mengklaim telah berhasil menyerang pusat komando Hamas dan menewaskan dua komandan kelompok tersebut. Namun, sebulan setelah serangan itu, tentara Israel menemukan jenazah tiga korban lainnya yang ternyata bukan bagian dari kelompok militan.
Tiga korban yang ditemukan itu terdiri dari seorang warga sipil Israel dan dua tentara Israel, yang sebelumnya dikira sebagai militan oleh pasukan mereka sendiri.
Pada Maret 2024, militer Israel akhirnya mengakui bahwa serangan udara tersebut menyebabkan kematian para sandera. Namun, informasi ini baru disampaikan kepada keluarga korban beberapa bulan kemudian, menimbulkan kemarahan dan kekecewaan dari pihak keluarga.
Kasus ini menunjukkan bagaimana operasi militer Israel di Gaza telah menimbulkan dampak yang tidak terduga, termasuk jatuhnya korban dari pihak mereka sendiri.
Tragedi ini semakin menambah tekanan bagi pemerintah Israel, yang terus menghadapi tuntutan dari keluarga para sandera agar lebih mengutamakan negosiasi dibandingkan pendekatan militer dalam upaya pembebasan sandera.
Sementara itu, dunia internasional terus mengawasi perkembangan situasi ini, dengan banyak pihak mempertanyakan efektivitas strategi Israel dalam menangani konflik yang semakin memanas. [] Sh3
Posting Komentar untuk "Dilema Sandera: Ketidakpastian Nasib di Tengah Serangan Israel"