Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alexander Zelichenko: “Dulu Ide Khilafah Ditertawakan di Kirgistan, Sekarang Tidak Lagi”

“Penjara-penjara Kirgistan kini telah menjadi tempat berkembang-biaknya ‘organisasi-organisasi ekstremis’,” kata seorang ahli dan pensiunan kolonel polisi, Alexander Zelichenko, dalam sebuah acara yang berjudul, “IS Datang, Bagaimana Melindungi Kirgistan dari Pengaruh Kebangkitan Islam?”pada suatu diskusi di Kantor Berita24.kg.

Syabab Kirgistan di Penjara
Menurut dia, organisasi-organisasi tertutup membuat sel-sel di dalam penjara, khususnya organisasi Hizbut Tahrir. “Di Kirgistan ada orang-orang yang mendukung hal ini. Tidak ada upaya untuk melawan kecenderungan ini. Penangkapan mereka yang terlibat dalam perekrutan warga tidak akan menyelesaikan masalah. Penegakan hukum tidak akan mampu mengatasi situasi ini. Hanya untuk sementara waktu, ” tambah dia.

Ahli itu mencatat bahwa di Republik Kirgistan “ada kesalahpahaman di masyarakat”. “Banyak orang berpikir bahwa masalah ini jauh dari kita. Namun, dalam konteks globalisasi, mungkin hal ini menjadi relevan setiap saat. Beberapa tahun lalu penduduk Kirgistan menertawakan ide khilafah, namun pada hari ini tidak demikian, “kata Alexander Zelichenko, sebagaimana diberitakan dalam situs http://www.eng.24.kg (23/10/2014).

Apa yang diungkap oleh Alexander Zelichenko setidaknya menyingkap sejumlah hal antara lain: Pertama, penyebutan “ekstremis”, khususnya terhadap Hizbut Tahrir—yang sejak awal berdirinya anti kekerasan tentu masih menunjukkan—bahwa para ahli, pengamat, pejabat ataupun tokoh Barat seperti Zelichenko masih terus berupaya membangun citra miring terhadap Islam dan gerakan Islam, termasuk terhadap Hizbut Tahrir. Kedua, orang-orang seperti Zelichenko tampaknya putus asa menghadapi gerakan Islam seperti Hizbut Tahrir. Pasalnya, kekuatan Hizbut Tahrir ada pada ideologi (mabda’)-nya. Penangkapan, penganiayaan bahkan pembunuhan terhadap para aktivis Hizbut Tahrir jelas tidak akan pernah sanggup menghabisi gerakan yang mengusung perjuangan untuk menegakkan kembali Khilafah sebagai pemerintahan Islam global ini. Ketiga, meski demikian, orang-orang seperti Zelichenko setiak-tidaknya jujur mengakui bahwa ide khilafah yang awalnya dianggap sebagai utopia, kini merupakan ide yang realistis dan sulit ditolak. Hanya saja, orang-orang seperti Zelichenko pura-pura tidak paham bahwa Khilafah adalah jawaban atas problematika dunia saat ini yang diproduksi baik oleh Sosialisme-komunis maupun Kapitalisme-liberal—saat mana Kirgistan pernah menderita di bawah kekuasaan dua ideologi tersebut hingga kini. [www.visimuslim.com]

Sumber : hizbut-tahrir.or.id

Posting Komentar untuk "Alexander Zelichenko: “Dulu Ide Khilafah Ditertawakan di Kirgistan, Sekarang Tidak Lagi”"

close