Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khilafah Pemersatu Umat

RPA HTI di GBK
Gelegar Rapat dan Pawai Akbar (RPA) 1436 H yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, Sabtu (30/5/2015), menggaung hingga ke pelosok negeri ini. Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta menjadi saksi sejarah betapa umat sangat merindukan tegaknya Khilafah. Para peserta RPA di GBK tak henti-hentinya meneriakkan Khilafah. Mengingat sejak diruntuhkannya pada bulan Rajab, tepatnya pada tahun 1342  Hijirah – 94 tahun lalu - khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan oleh tangan-tangan kafir penjajah melalui agennya Mustafa Kemal Attaturk.

Keruntuhan Khilafah merupakan peristiwa yang kemudian menjadi pangkal dari timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin di seluruh dunia atau ummul jaraaim. Meski kehadiran peserta dalam Rapat dan Pawai Akbar (RPA) tersebut bukanlah untuk meratapi momen menyedihkan itu. Kehadiran peserta RPA yang memadati GBK yang hampir berjumlah seratus ribu tersebut adalah untuk bangkit dan mengokohkan pendirian bahwa perjuangan penegakan syariah dan Khilafah memang membutuhkan keseriusan dan kesabaran, tidak boleh surut sedikitpun. 

Bila keruntuhan khilafah pada masa lalu menjadi pangkal hancurnya dunia Islam dan timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa dunia Islam, maka perjuangan menegakkan kembali Khilafah saat ini menjadi suatu hal yang urgent mengingat berbagai problematika yang dihadapi umat saat ini tak kunjung tuntas. Berbagai penderitaan dan kerusakan dewasa ini merupakan akibat ketiadaan Khilafah yang menjadi pengayom dan pelayan umat. Umat saat ini yakin bahwa bangkitnya kembali dunia Islam dari keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya kembali Khilafah. Khilafahlah yang akan menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia, menerapkan syariah secara kaffah dan menghadapi adikuasa jahiliah darimanapun datangnya. 

Rapat dan Pawai Akbar (RPA) yang bertajuk "Bersama Umat Tegakkan Syariah dan Khilafah, Selamatkan Indonesia dari Neoliberalisme dan NeoImperialisme", ini sungguh sangat releven dengan kondisi kekinian. Dimana negeri ini, juga negeri muslim lain di seluruh dunia saat ini sedang terbelit berbagai macam masalah dan penderitaan. Berbagai upaya sudah dilakukan namun tidak kunjung segera membuahkan hasil. Rezim berulang berganti, namun tidak ada perubahan yang berarti. Yang ada hanyalah pergantian. Ganti presiden, ganti menteri, ganti gubernur, ganti walikota dan bupati, tapi hasilnya tetaplah sama. Kemiskinan dan penderitaan tetap terjadi dimana-mana, kriminalitas dan kemaksiatan tetap merajalela, kemungkaran juga tidak dapat dihentikan. 

Berbagai kerusakan dan penderitaan yang terjadi sesungguhnya dikarenakan umat Islam telah berpaling dari penerapan Syariah Allah secara kaffah. Meski mungkin sebagian kaum muslim telah menjalankan syariat, namun syariah yang dilaksanakan adalah untuk pribadi seperti shalat, zakat, puasa, haji, dll, bukan syariat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara seperti dalam kehidupan Ekonomi, Politik, Sosial. Ketika Syariah disterilkan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka yang terjadi adalah timbulnya berbagai persoalan. 

Firman Allah didalam QS Thaha : 124 

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (dari Syariat Ku), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta”. (Q.S Thaha : 124)

Hanya dengan kembali kepada Syariat Allah, kaum muslim akan mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Syariah dan Khilafah akan memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada tidak hanya kepada kaum muslim tetapi juga umat manusia secara keseluruhan. [] Rep. Lilis Holisah [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Khilafah Pemersatu Umat"

close