2014: Tetap Optimis dan Sabar
Muktamar Khilafah 2013 HTI |
2013 telah berlalu.
Alhamdulillah, banyak capaian positif yang sudah kita peroleh dalam
perjuangan ini. Di antaranya: Pertama, makin besar dan tumbuhnya tubuh
dakwah (tanmiyatul-jism). Kedua, makin menguatnya opini umum
(ijadul-ra’yi) tentang Khilafah yang muncul dari kesadaran.
Alhamdulillah, dengan gerak dakwah yang tidak kenal lelah dari
seluruh komponen, rijalud-da’wah yang bergabung bersama untuk
memperjuangkan Khilafah semakin banyak. Kualitas mereka juga makin
meningkat; diterima dan diakui oleh masyarakat. Mereka adalah para kader
ideologis dari berbagai bidang; ada mahasiswa, dosen, ulama, penguasa,
birokrat, para ibu, hingga masyarakat biasa.
Para rijalud-da’wah ini maju membongkar persoalan masyarakat dari
akarnya. Mereka menyampaikan kebobrokan ideologi Kapitalisme sekular
dengan pemikiran-pemikiran utamanya seperti demokrasi, HAM, pluralisme,
atau liberalisme ekonomi. Mereka sekaligus memberikan solusi yang yang
jelas, tegas dan fokus atas berbagai persoalan umat itu, yaitu
mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan seluruh syariah Islam
dibawah naungan Khilafah Islam. Bukan berhenti pada slogan, mereka juga
menyampaikan agasan-gagasan yang sistemik, menyeluruh hingga detil dalam
segala aspek. Dengan itu masyarakat mendapatkan gambaran bagaimana
sistem Islam yang sesungguhnya dan bagaimana langkah perjuangan yang
harus dilakukan.
Di hadapan para ulama, para rijalud-da’wah menyampaikan gagasan
dakwahnya dengan dalil-dalil yang kuat yang bersumber dari al-Qur’an dan
as-Sunnah dengan mengutip pendapat-pendapat ulama terkemuka dari
kitab-kitab mu’tabarah. Semua itu disampaikan dengan kerendahatian dan
lembut namun tetap tegas dan apa adanya, sebagaimana sikap seharusnya
dari pengemban dakwah ketika berhadapan dengan para ulama.
Alhamdulillah, para ulama yang sejatinya merupakan pewaris nabi, yang
hatinya bersih dan terbuka untuk kebenaran, menerima gagasan-gagasan
mereka yang sebagian besar berusia muda namun matang dalam perjuangan.
Tentu mereka bukan sedang menggurui para ulama, tetapi mengajak ulama
bersama-sama kembali pada posisi mereka sebagai pewaris para nabi dengan
misi yang jelas: menerapkan ajaran Islam.
Para rijalud-da’wah pun blusukan ke tengah-tengah masyarakat bawah;
bukan untuk membangun citra palsu, tetapi bergaul di tengah masyarakat,
menyampaikan Islam, mengajak mereka bangga dengan Islam dan mau
memperjuangkan Islam. SubhanalLah, para rijalud-dakwah yang sesungguhnya
merupakan bagian dari masyarakat yang ‘biasa-biasa’ itu sedikit demi
sedikit berhasil memberikan pencerahan tentang Islam, menyadarkan
masyarakat, hingga banyak di antara masyarakat yang kemudian bergerak
dan bergerak bersama dakwah.
Meskipun mereka harus menghadapi hidup yang tidak mudah dengan
berbagai persoalan pribadi dan keluarga mereka, hamba-hamba Allah yang
mulia itu tidak pernah berkeluh-kesah. Mabda’ Islam telah membuat mereka
tetap menjadikan perjuangan dakwah sebagai poros. Kepedihan dan luka
dalam kehidupan tidak menghalangi dakwah mereka meskipun sekejap.
Dengan kerja keras para pengemban dakwah, pilar penting yang kedua
yaitu terbentuknya pemikiran umum (ijadul-ra’yi) tentang syariah dan
Khilafah semakin menguat. Syariah dan Khilafah semakin dibicarakan
dimana-mana. Ide syariah dan Khilafah yang tadinya asing semakin
dikenali oleh masyarakat dari berbagai kalangan, tentu dengan segenap
pro dan kontranya.
Kalaupun ada yang menolak, harus kita sikapi sebagai hal yang lumrah.
Penyebabnya bisa berbagai macam. Ada yang tidak paham sehingga harus
kita pahamkan. Ada yang kurang paham sehingga perlu ditambah
kepahamannya. Ada yang salah paham hingga perlu kita luruskan. Memang
ada juga yang tidak mau paham. Nah, yang ini tak perlu kita benci,
tetapi kita doakan tanpa henti.
Hasilnya, alhamdulillah, masyarakat berbondong-bondong untuk hadir
dalam berbagai acara Hizbut Tahrir. Contohnya acara Muktamar Khilafah
2013 yang di Jakarta saja dihadiri lebih dari 120 ribu umat. Puluhan
ribu umat juga hadir di daerah-daerah. Perlu dicatat, umat hadir bukan
karena mereka dibayar. Bahkan mereka harus merogoh kantung sendiri untuk
bisa hadir, dengan segala tantangannya.
Namun, perjuangan belumlah selesai. Ke depan ada dua hal yang kita
butuhkan dan kita tingkatkan: optimisme dan kesabaran. Optimisme penting
untuk membuat perjuangan ini tetap bergelora, tidak pernah putus asa
dan tetap terarah. Kita optimis bahwa kemenangan dari Allah SWT akan
kita peroleh. Insya Allah, Khilafah dalam waktu dekat akan tegak.
Optimisme kita bukan tanpa dasar. Pasalnya, kemenenangan umat Islam
dengan kembalinya Khilafah Islam merupakan wa’dulLah (janji Allah) dan
kabar gembira dari Rasulullah saw. (busyra RasulilLah). Bukankah Allah
SWT dan Rosul-Nya tidak pernah berdusta?
Perkembangan terkini dunia global pun mengkrital pada dua kubu:
Kapitalisme atau Islam; demokrasi atau Khilafah! Arah Dunia Islam pun
semakin jelas: umat menginginkan Khilafah. Arab Spring yang dibajak
menjadi demokratisasi, terbukti gagal. Yang menggagalkannya ternyata
Barat sendiri. Meskipun menang secara demokratis, Mursi akhirnya
digulingkan oleh Barat melalui Jenderal as-Sisi.
Hal ini semakin mengokohkan sikap umat, bahwa jalan demokrasi penuh
tipudaya dan tidak pernah berpihak pada Islam dan umat Islam. Jalan
satu-satunya yang kini menjadi pilihan umat adalah perjuangan menegakkan
Khilafah. Tegaknya Khilafah hanya tinggal menunggu waktu.
Selain optimis, kita pun harus sabar. Perjuangan memang penuh dengan
liku dan ujian. Kita tetap harus bersabar dengan tetap fokus pada tujuan
perjuangan menerapkan syariah Islam dan Khilafah; bersabar untuk tetap
berpegang teguh pada manhaj dakwah Rasulullah saw.; bersabar dalam
menghadapi tantangan dakwah yang muncul dari masyarakat seperti
celaan, ketidakpahaman, bahkan fitnah; juga bersabar menghadapi ujian
alami dakwah mulai dari bujukan harta dan kekuasaan, penyiksaan, boikot,
ataupun propaganda.
Mengikuti jalan dakwah Rasulullah saw., juga berarti mengikuti jalan
kesabaran beliau, termasuk sabar dalam menunggu pertolongan Allah SWT
(nashrulLah). Namun, kita tidak perlu kita bertanya kapan pertolongan
Allah datang. Yang menjadi tugas kita adalah berjuang, berjuang dan
berjuang, hingga kemenangan itu datang. Allahu Akbar! [Farid Wadjdi]
Posting Komentar untuk "2014: Tetap Optimis dan Sabar"