Maka Penjajahan di Atas Dunia Harus Dihapuskan!
Oleh : Umar Syarifudin – Syabab Hizbut Tahrir Indonesia
Krisis multidimensi dan perpecahan di negeri-negeri Islam tidak lepas dari intervensi negara-negara Barat dalam melanggengkan hegemoni Barat atas Dunia Islam. Dalam sejarahnya Barat telah bekerja keras untuk menghancurkan Kekhilafahan, kemudian memecah belah Dunia Islam menjadi puluhan negara-bangsa. Wajar jika Barat saat ini melaksanakan agenda-agenda mereka untuk menghentikan penyatuan kembali negeri-negeri Islam di bawah institusi Khilafah. Terakhir, hal itu tampak dari upaya negara-negara Barat memainkan agenda 9/11 dan sekarang dengan isu ISIS untuk melanjutkan intervensi mereka di negeri-negeri Islam.
Negara-negara kafir Barat menyatukan semua energi dan kekuatannya untuk menghancurkan aspirasi umat Muslim, kemudian kita menemukan para penguasa negara-negara Muslim berteman dengan kafir Barat dan mencari keridhaan para tuan Baratnya. Menyedihkan melihat para ulama di Hijaz dan Najd diam terhadap pengkhianatan yang jelas-jelas oleh penguasa Al Saud. Yang terhampar jelas kini, perjuangan umat Islam melawan musuh-musuhnya terus berlangsung sampai Islam menang. Aliansi Obama sebagai bentuk keputusasaan untuk mencegah munculnya Khilafah Islam.
Kontrol kaum kafir barat terhadap kaum muslim dan pengangkatan antek mereka menjadi penguasa di negeri-negeri muslim. Baik dari politisi lama atau pun baru, diset-up oleh barat dengan perjanjian ataupun sukarela untuk menerapkan rencana-rencana barat dan menjamin tidak kembalinya Islam ke tampuk pemerintahan lagi setelah daulah Islam yakni daulah Khilafah hancur.
Intervensi lansung Amerika di Afghanistan, Irak dan Suriah adalah sebuah indikasi kegagalan pengaruh Amerika. Kalau kita lihat 10 atau 20 tahun yang lalu, Amerika mampu mengendalikan apapun kejadian apakah di Mesir, Pakistan atau negara lainnya cukup dengan panggilan telepon. Mereka tidak perlu turun lansung ke lapangan.
Dan Salah satu bentuk intervensi yang paling tragis yang dilakukan oleh institusi asing di negeri kita untuk menanamkan kepentingannya dalam suatu negara adalah mendesain sistem, kelembagaan dan regulasi serta mencetak sumberdaya manusia yang mampu menjaga dan menjalankannya. Salah satu contohnya adalah sepak terjang USAID. Bersama dengan lembaga internasional lainnya, lembaga bantuan AS untuk pembangunan internasional ini sangat aktif dalam mempengaruhi berbagai kebijakan di negeri ini. Selain kepada Pemerintah, LSM dan institusi pendidikan, lembaga tersebut aktif memberikan bantuan kepada DPR terutama untuk memperkuat peran mereka dalam penyusunan undang-undang dan penganggaran.
Dalam sejumlah dokumen yang terdapat dalam situs resminya, USAID secara tegas menyebutkan keterlibatannya—beberapa di antaranya bersama lembaga donor lain seperti Bank Dunia, ADB dan IMF—membantu penyusunan sejumlah undang-undang di negeri ini. UU tersebut antara lain: UU Perseroan Terbatas, UU Otonomi Daerah, UU Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, UU Anti Terorisme, UU Anti Pencucian Uang, UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU tentang Hak Kekayaan Intelektual, UU Kehutanan, UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, UU Migas dan UU Kelistrikan. UU Penanaman Modal tahun 1967, yang merupakan UU pertama di masa Orde Baru, juga digagas oleh Pemerintah AS.
Hal yang sama juga dilakukan oleh IMF. Pada saat lembaga multinasional itu, terlibat dalam penanganan krisis tahun 1997/1998, sebagaimana diakui oleh Jack Boorm, Managing Director IMF, IMF memberikan 70 kali bantuan teknis baik dalam kebijakan makroekonomi maupun dalam reformasi struktural. Masalah yang ditangani antara lain: desentralisasi fiskal, regulasi perpajakan, manajemen utang pemerintah, perbankan, bank sentral, kebijakan moneter, nilai tukar hingga masalah statistik perekonomian.
Satu fakta lagi, Barat sudah lama mempunyai agenda untuk membuat potret jelek tentang Islam dan umat Islam. Pada saat ini propaganda tersebut bertujuan untuk menghasilkan image buruk terhadap kehidupan Islam dan perjuangan menegakkan Khilafah agar dianggap sebagai monster dan terorisme.
Barat melakukan ini dengan beberapa tujuan, diantaranya untuk menghentikan arus kembalinya Islam ke tengah umat. Mereka melakukan ini karena mereka meihat sendiri fakta makin meningkatnya kesadaran berislam dan kesadaran umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu. Mereka juga mengetahui bahwa kesadaran berislam itu tidak hanya di negeri-negeri Islam, tetapi juga di negari-negari mereka sendiri semisal di Amerika dan Eropa dengan makin banyaknya non-Muslim yang masuk ke dalam Islam.
Mereka sangat khawatir dengan keadaan ini. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk membuat suatu kebijakan yang disebut dengan, “War of Hatred” atau “Perang Kebencian”, yaitu dengan menciptakan image buruk terhadap Islam dan Kekhilafahan Islam. Tujuannya untuk menimbulkan kebencian terhadap Islam, apakah di tengah umat Islam ataupun non-Muslim.
Era internet ini banyak sekali informasi hanya sebagai propaganda, sementara mainstream media umumnya berada di bawah kontrol pemerintah. Namun, terdapat juga media-media independen yang mempunyai data lansung setiap hari yang berhubungan dengan fakta yang ada di lapangan. Karena itu, salah satu cara memverifikasi informasi tersebut agar akurat adalah dengan mengikuti berita-berita dari media independen tersebut. Apalagi di era internet ini sangat gampang bagi kita untuk mengetahui secara lansung fakta yang ada di lapangan melalui sumber media independen tersebut.
Tanpa harus merujuk kepada pusat-pusat kajian dan penelitian, animo umat Islam untuk kembali hidup dalam naungan Islam suaranya mulai meninggi. Mereka ingin diperintah dengan Islam dan menginginkan kembalinya daulah Khilafah. Upaya barat itu merupakan pembatasan kembalinya Islam ke pentas internasional untuk memperbaiki pemeliharaannya dan agar Allah menghilangkan bencana dari umat yang telah menimpa mereka akibat lenyapnya pemerintahan Islam.
Di saat kaum Muslimin tumbuh kesadaran untuk bersegera menunaikan kewajiban mereka terhadap Allah SWT agar berjuang siang dan malam untuk melenyapkan para pemimpin yang korup, sebelum hal ini tercapai umat Islam di manapun harus mencegah para pemimpin politik lokal untuk mendukung aliansi perang salib yang dilancarkan oleh Obama. Amerika telah menggunakan segala cara tipu daya yang mungkin dilakukan dan telah mengeluarkan seluruh kekuatan dan mesin pembunuhnya dalam upaya yang sia-sia untuk menghancurkan revolusi dan bangkitnya kesadaran umat Islam.
Membebaskan diri dari rezim yang membebek pada Negara-negara kufur yang bencananya menimpa seluruh rakyat merupakan keharusan. Maka umat Islam harus bersatu dan berjuang di garis depan dalam satu barisan untuk menghilangkan krisis negeri dan bergegas mempercepat keruntuhan peradaban kapitalisme yang kini masih dipimpin AS. Berkomitmenlah untuk berjuang dengan seluruh potensi demi terwujudnya kemuliaan penegakan hukum Allah di atas muka bumi di akhir zaman yang melibas puing-puing rezim sekuler yang sekarat ini. [VM]
Posting Komentar untuk "Maka Penjajahan di Atas Dunia Harus Dihapuskan!"