Halal Bihalal Keluarga Bani Syarif: Umat Islam Butuh Pelindung

Bogor, Visi Muslim-  KH. Muhyiddin, Pimpinan ponpes Annur Al-Islami Pamijahan, disampaikan saat Halal bihalal keluarga besar Bani Syarif, Sabtu, (15/5/ 2021).

Alhamdulillah, saat ini, kita bisa berkumpul bersama merayakan Idul Fitri 1442H. Dengan baju baru, makanan dan kegembiraan. Namun tengoklah saudara saudara kita di Palestina saat ini dalam kondisi tertindas.

Keasadaran yg harus kita tumbuhkan adalah sesuai sabda Rasulullah SAW

”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Nasionalisme menyekat kita dengan ucapan, jauh-jauh mikirin orang Palestina. Yang deket juga banyak yang harus dipikirkan. Seharusnya lah yg dekat maupun yg jauh kita pikirkan. Karena semuanya adalah saudara.

Lebih-lebih jika ia adalah pemimpin muslim. Seharusnya, dengan posisinya sebagai pemimpin, yg memiliki kekuasaan dan kekuatan, ia bisa menyerukan jihad untuk menolong saudara sesama muslimnya.

Tapi faktanya, pemimpin-pemimpin negeri muslim itu hanya diam. Hanya sebatas mengutuk, paling banter memberikan bantuan makanan dan obat-obatan. Dan semua itu tak menyelesaikan masalah.

Karenanya kita butuh pemimpin yang bisa menjadi perisai bagi umat. Sebagaimana hadits Rosul,

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim)

Sayangnya, tanpa khalifah, posisi pemimpin umat ini tidak berfungsi.

Walaupun demikian, Rosulullah menjanjikan dalam haditsnya,

“Sesungguhnya Allah akan menurunkan (orang) setiap permulaan 100 tahun seseorang kepada Umat yang akan (Tajdid) mengembalikan kegemilangan Agama mereka” [Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, Hakim di dalam Mustadrak dan al-Baihaqi di dalam al-Ma’rifah].

Dan waktu itu semakin dekat. Seratus tahun telah terlalui sejak runtuhnya Khilafah tahun 1924. Karenanya, betapa ruginya jika Rosul telah menjanjikan, namun kita tak terlibat dalam perjuangan penegakan Khilafah sesuai yang dijanjikan Rosulullah.

Cukup berharap pada pemimpin-pemimpin muslim yang terbelengu dalam sistem Demokrasi sekulernya. Saatnya kita hanya berharap pada sistem yang menerapkan Islam kaffah dengan Khilafah dan jihadnya.

Allahu Akbar!

Berbagi :