Kriminalitas Remaja, Semakin Mengganas?


Oleh : Ummu Syahmi (pemerhati generasi)

Maraknya kasus kriminalitas di kalangan remaja, termasuk penghilangan nyawa, semakin sering terjadi di negara ini. Pemerintah sebenarnya telah memasukkan pendidikan berkarakter ke dalam kurikulum untuk mengatasi krisis moral yang melanda masyarakat.

Krisis moral ini terlihat dari meningkatnya pergaulan bebas, kekerasan anak dan remaja, kejahatan antar teman, pencurian, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat, pornografi, dan perusakan harta benda, yang semuanya menjadi masalah sosial yang belum terpecahkan. Selain itu, pemerintahan saat ini juga mengampanyekan pentingnya revolusi mental, yang diharapkan dapat mengenalkan kembali karakter bangsa yang berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Meski berbagai upaya kampanye telah dilakukan di sekolah-sekolah, kriminalitas di kalangan remaja terus berlanjut.

Pola pikir yang keliru telah terbenam dalam benak remaja, di mana mereka menganggap kehidupan harus diisi dengan kesenangan dan hal-hal material seperti gadget, motor, dan penampilan. Dalam pencarian jati diri, mereka cenderung menjadikan hal-hal ini sebagai tujuan hidup, sehingga sulit bagi pendidikan berkarakter dan revolusi mental untuk berdampak, karena tidak menyentuh perubahan mendasar dalam pola pikir mereka. Nilai-nilai kebaikan yang diajarkan di sekolah tampak tidak relevan saat mereka berinteraksi dengan lingkungan yang tidak mendukung.

Ketika nilai-nilai kebaikan diajarkan di sekolah, namun tidak diterapkan di masyarakat, situasi ini membuat remaja kesulitan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akidah Islam Sebagai Solusi

Melihat persoalan yang dihadapi generasi muda, perlu dipikirkan solusi komprehensif. Permasalahan remaja berkaitan erat dengan masyarakat sekitar, sehingga solusinya pun harus menyeluruh. Islam sebagai agama yang sempurna menawarkan solusi yang lengkap untuk berbagai masalah, termasuk masalah remaja.

Dalam pandangan Islam, remaja bukan sekadar anak-anak, tetapi individu dewasa yang wajib mematuhi hukum-hukum Allah. Ketika mereka mencapai usia akil baligh, penting untuk mengajak mereka memahami jati diri sebagai hamba Allah. Kebahagiaan yang seharusnya dikejar adalah keridhaan dan surga Allah, yang hanya bisa dicapai melalui ketaqwaan.

Belajar agama di sekolah saja tidak cukup. Kesadaran akan kebenaran akidah harus menjadi bagian penting dalam pola pikir remaja dan berlanjut ke masyarakat. Keluarga menjadi tempat awal penanaman akidah yang benar. Orangtua perlu mengawasi dan mendidik anak-anak mereka dengan konsisten. Sekolah dan masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan kesadaran ini dan memberikan kontrol terhadap pelanggaran.

Saat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam memimpin di Madinah, banyak remaja Muslim tidak menjadikan kesenangan duniawi sebagai tujuan hidup. Mereka lebih mengutamakan keridhaan dan surga Allah, terlibat dalam jihad dan memberi kontribusi besar. Hanya dengan menanamkan akidah Islam yang kuat, persoalan kehidupan dapat diatasi, dan remaja bisa menjadi pahlawan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, bukan sebaliknya. []

Posting Komentar untuk "Kriminalitas Remaja, Semakin Mengganas?"