Otoritas Palestina dan Al Jazeera Berselisih Terkait Liputan Konflik di Jenin

 



Jerusalem, Visi Muslim- Dalam sebuah laporan oleh Reuters pada 24 Desember 2024, otoritas Palestina yang dikuasai oleh Fatah berselisih dengan jaringan berita Al Jazeera terkait liputan konflik berkepanjangan di kota Jenin, Tepi Barat. Perselisihan ini muncul karena Al Jazeera dianggap menyebarkan perpecahan di wilayah Palestina dan dunia Arab. Fatah, melalui pernyataannya, mengimbau rakyat Palestina untuk tidak bekerja sama dengan jaringan berita berbasis di Qatar itu.

Ketegangan antara kedua pihak bermula dari liputan Al Jazeera yang dianggap Fatah sebagai upaya untuk memperburuk situasi di Jenin. Kota tersebut telah menjadi salah satu pusat perlawanan militan di Tepi Barat dan terus mengalami konflik antara kelompok pejuang Palestina dan pasukan keamanan Otoritas Palestina.

Sebelumnya, pada Mei 2024, Israel menutup operasi Al Jazeera di wilayahnya dengan alasan ancaman terhadap keamanan nasional. Selanjutnya, pada September, Israel memerintahkan penutupan kantor Al Jazeera di Ramallah selama 45 hari setelah menuduh jaringan tersebut mendukung aktivitas terorisme.

Al Jazeera, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa mereka tetap mempertahankan profesionalisme dalam meliput konflik di Jenin. Jaringan berita itu menolak tuduhan Fatah dan menyebut liputannya sebagai bentuk transparansi terhadap situasi sebenarnya di lapangan.

Konflik di Jenin sendiri melibatkan pasukan keamanan Otoritas Palestina dan kelompok militan seperti Hamas dan Jihad Islam, yang didukung oleh Iran. Sejak awal Desember 2024, pasukan Otoritas Palestina telah meningkatkan operasi mereka di wilayah tersebut, berusaha mengendalikan kota yang menjadi pusat perlawanan terhadap Israel.

Menurut pengamat, langkah Otoritas Palestina untuk mengendalikan Jenin juga terkait dengan upaya memperkuat posisi mereka dalam dinamika politik internal Palestina, terutama setelah perang Gaza baru-baru ini. Namun, operasi ini sering kali memicu bentrokan sengit dengan kelompok militan, membuat situasi di kota semakin rumit.

Fatah menuding Al Jazeera memihak kelompok-kelompok tertentu dan menuduhnya tidak netral dalam memberitakan situasi Jenin. Hal ini, menurut Fatah, hanya memperburuk hubungan antara rakyat Palestina yang semestinya bersatu melawan pendudukan Israel.

Sementara itu, Al Jazeera menilai tuduhan tersebut sebagai upaya membungkam kebebasan pers. Mereka menekankan pentingnya liputan yang objektif dan mendalam agar masyarakat internasional memahami situasi yang sebenarnya terjadi di Jenin.

Berbagai analis menyebut perselisihan ini sebagai cerminan ketegangan politik yang lebih luas di Palestina. Fatah, sebagai penguasa Otoritas Palestina, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan legitimasi di tengah meningkatnya tekanan dari kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas.

Meski demikian, situasi ini juga menyoroti bagaimana konflik internal di Palestina semakin memperumit perjuangan melawan pendudukan Israel. Dengan meningkatnya tekanan terhadap media seperti Al Jazeera, suara-suara independen yang mengungkap kenyataan di lapangan menjadi semakin sulit didengar. [] Shehnaze Kaif Rahardjo 

Posting Komentar untuk "Otoritas Palestina dan Al Jazeera Berselisih Terkait Liputan Konflik di Jenin"