Israel Pindahkan Tahanan Palestina Sebelum Pembebasan di Bawah Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Ramallah, Visi Muslim- Layanan Penjara Israel pada Minggu (19/1) memulai pemindahan 90 tahanan Palestina ke Penjara Ofer di dekat Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, untuk kemudian dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza, menurut laporan media lokal.
Kanal Israel Channel 12 melaporkan bahwa dari total tahanan, 78 akan dibebaskan ke Tepi Barat, sedangkan 12 lainnya menuju Yerusalem Timur. "Mereka hanya akan dibebaskan setelah sandera Israel tiba di Israel," kata laporan tersebut.
Daftar tahanan yang akan dibebaskan mencakup Khalida Jarrar, seorang pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), serta jurnalis Bushra al-Tawil, putri pemimpin Hamas Jamal al-Tawil. Pernyataan bersama dari Komisi Urusan Tahanan Palestina, Perkumpulan Tahanan Palestina, dan Kantor Media Tahanan mengonfirmasi hal ini.
Selain itu, daftar tersebut terdiri dari 69 tahanan wanita, 20 anak-anak, dan satu pemuda, dengan catatan bahwa tidak ada tahanan dari Gaza yang termasuk dalam daftar pembebasan kali ini.
Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat (09.15 GMT) setelah mengalami penundaan beberapa jam. Penundaan ini disebabkan oleh tuduhan Israel yang menyebut Hamas terlambat menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan. Gencatan senjata awalnya dijadwalkan berlaku pukul 08.30 waktu setempat.
Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, otoritas kesehatan setempat melaporkan bahwa lebih dari 47.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 110.700 lainnya terluka akibat serangan besar-besaran Israel di Gaza.
Perang ini juga menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kehancuran meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah.
Pada November 2023, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah Gaza.
Laporan Ulang: Israel Lakukan Pemindahan Tahanan Palestina Sebelum Pembebasan
Pada Minggu (19/1), Pemerintah Israel mulai memindahkan 90 tahanan Palestina dari berbagai fasilitas ke Penjara Ofer, Ramallah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang telah dirundingkan.
Menurut laporan, tahanan yang akan dibebaskan terdiri dari 78 orang yang dipulangkan ke Tepi Barat dan 12 lainnya ke Yerusalem Timur. Pembebasan ini, seperti dikutip dari media lokal, hanya akan dilakukan setelah Israel memastikan para sandera mereka telah kembali.
Di antara nama-nama tahanan yang akan dibebaskan adalah Khalida Jarrar, tokoh perempuan dari PFLP, dan Bushra al-Tawil, seorang jurnalis yang juga putri pemimpin Hamas, Jamal al-Tawil.
Sebagian besar tahanan yang termasuk dalam daftar ini adalah wanita dan anak-anak. Tidak ada tahanan dari Gaza yang menjadi bagian dari kesepakatan pembebasan ini.
Setelah sempat tertunda, gencatan senjata akhirnya mulai berlaku pukul 11.15 waktu setempat. Penundaan terjadi akibat ketegangan terkait daftar sandera yang disebut Israel terlambat diserahkan oleh Hamas.
Dalam perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, korban tewas mencapai lebih dari 47.000 jiwa, dengan mayoritas adalah wanita dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 110.700 lainnya mengalami luka serius.
Dampak perang meluas, dengan ribuan orang masih hilang dan kehancuran yang menimbulkan krisis kemanusiaan luar biasa. Tragedi ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terburuk di dunia.
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dua pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Langkah ini menyusul tuduhan kejahatan perang dan kemanusiaan terhadap Israel.
Kasus genosida yang diajukan ke ICJ juga memberikan tekanan besar pada Israel, menambah dimensi hukum yang signifikan pada konflik ini.
Gencatan senjata dan pembebasan tahanan diharapkan menjadi langkah menuju perdamaian, meskipun situasi di lapangan tetap penuh ketidakpastian. [] Shehnaze Kaif Rahardjo
Posting Komentar untuk "Israel Pindahkan Tahanan Palestina Sebelum Pembebasan di Bawah Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza"