Membaca Realitas Politik Negara-Negara Kaum Muslimin

 



Banyak dari mereka yang menyebut diri mereka sebagai pemimpin politik dan berhasil memperoleh simbolisme palsu ini, tidak mencapai posisi tersebut karena rekam jejak politik atau praktik politik mereka, melainkan melalui pengaruh kekuatan asing yang memaksakan kehendak mereka, serta tingkat kolaborasi mereka dengan pihak-pihak yang membawa mereka ke tampuk kekuasaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat ini konsep kedaulatan, penerapannya, dan tuntutan untuk itu hampir tidak ada di seluruh negeri-negeri kaum muslimin.

Seseorang yang menggadaikan keputusan kedaulatan negaranya kepada kehendak negara lain dan mengutamakan kepentingan negara tersebut di atas kepentingan negaranya sendiri tidak dapat merasakan makna sebenarnya dari kedaulatan dan dampaknya terhadap rakyat. Jika kita melihat kondisi umum negara-negara kita, kita akan menemukan bahwa situasi mereka hampir seragam dalam hal ini. Sebab, individu yang menduduki kursi kekuasaan menyerahkan kedaulatan dan kehormatannya di koridor PBB, yang membentuknya sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seseorang di negara tersebut tampak bertindak seolah-olah kedaulatan berada di tangan pihak luar, bukan di tangan negara itu sendiri.

Irak sebagai Contoh Penggambaran

Amerika Serikat, yang memiliki dominasi dan arogansi atas sistem internasional, telah menghancurkan banyak bangsa di dunia. Di Irak, melalui kelas penguasa yang korup, Amerika berhasil memecah belah negara tersebut dan menghancurkan struktur sosialnya. Dengan menggunakan alasan-alasan palsu dan perjanjian tipuan, Amerika melanjutkan kontrolnya atas rakyat Irak. Alasan utama invasi Amerika ke Irak bukanlah karena adanya senjata pemusnah massal, seperti yang mereka klaim, atau karena rezim diktator, melainkan untuk mencapai tujuan strategis, termasuk mengubah peta kawasan sesuai dengan kepentingan mereka.

Akibatnya, Irak kehilangan kemampuannya, terjebak dalam krisis berkepanjangan, dan hingga kini belum menemukan jalan keluar. Amerika berhasil menjadikan Irak sebagai pintu gerbang untuk mencapai tujuan strategisnya di kawasan. Namun, perlawanan rakyat Irak telah menyebabkan kerugian besar bagi Amerika secara materiil.

Kegagalan Amerika dalam Mengontrol Wilayah

Meskipun Amerika berhasil menciptakan kerusakan di wilayah tersebut dan mengeksploitasi konflik Arab-Israel, mereka gagal membentuk kesadaran umat Islam. Umat Islam terus bermimpi untuk membebaskan diri dari cengkeraman penguasa boneka dan hidup dengan kehormatan di bawah naungan sistem Islam. Amerika tidak berhasil menghapus aspirasi umat Islam untuk hidup bermartabat dan membangun negara yang bebas dari kekuatan asing.

Tugas Umat Islam

Umat Islam harus menolak segala bentuk intervensi asing dan kehadiran kekuatan asing di negara mereka. Tidak ada solusi selain menegakkan syariat Allah di seluruh negeri-negeri Islam. Mereka harus menyerukan bahwa hanya Allah yang patut disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah utusan-Nya. Dengan begitu, Allah akan memenuhi janji-Nya:

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan amal-amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menggantikan ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Dan barang siapa yang tetap kafir setelah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nur: 55]

Penulis:
Munis Hamid – Irak
Pusat Media Hizb-ut Tahrir

Sumber: Hizb-ut Tahrir Info

Posting Komentar untuk "Membaca Realitas Politik Negara-Negara Kaum Muslimin "