Kisah Kelam Tahanan Palestina: Pengalaman Menyedihkan di Penjara Israel

 



Sejumlah tahanan politik Palestina yang baru saja dibebaskan dalam pertukaran tahanan terbaru berbagi pengalaman mengerikan yang mereka alami selama berada di balik jeruji penjara Israel. Dalam kesaksian mereka, para tahanan menggambarkan berbagai bentuk penyiksaan fisik dan psikologis yang ekstrem, seperti yang dilaporkan oleh Middle East Eye (MEE) pada 10 Maret 2025.

Salah satu metode perlakuan paling kejam yang mereka alami adalah penghinaan yang dilakukan oleh tentara Israel. Mahmoud Abukhater, salah satu tahanan yang dibebaskan, mengungkapkan bahwa tentara Israel kerap buang air kecil ke dalam wadah, lalu menuangkannya ke tubuh dan wajah para tahanan. “Itu adalah penghinaan paling menyakitkan yang kami alami,” ujarnya.

Selain itu, Abukhater juga mengungkapkan bahwa sebelum mereka dipindahkan ke penjara, mereka mengalami kekerasan brutal. “Tangan dan kaki kami dibelenggu, dan mereka memukuli kami dengan botol air beku serta botol berisi zaitun,” kenangnya.

Ibrahim Abdulrazzaq al-Majdalawi, seorang tahanan berusia 63 tahun yang pernah ditahan di kamp penahanan militer Sde Teiman, turut membagikan pengalaman serupa. Ia dipaksa untuk bertahan dalam kondisi musim dingin yang ekstrem tanpa pakaian yang layak. “Mereka melucuti pakaian kami, bahkan pakaian dalam, lalu hanya memberi kami pakaian tipis. Jika kami bergerak atau berbicara tanpa izin, kami langsung dipukul dan dihina,” katanya.

Menurutnya, hukuman yang diberikan kepada tahanan sangat tidak manusiawi. “Kami kadang-kadang dipaksa berdiri dengan satu kaki selama berjam-jam hanya karena berbicara,” tambahnya.

Siksaan lain yang mereka alami termasuk pembatasan gerak yang sangat ketat. “Kami dipaksa duduk diam dari fajar hingga tengah malam tanpa boleh bergerak. Jika ingin ke toilet, kami harus meminta izin dengan tangan tetap dibelenggu. Jika tidak diizinkan, kami terpaksa buang air kecil pada diri sendiri,” jelas Abukhater.

Selain itu, para tahanan juga dipaksa untuk mandi dengan air dingin setiap hari, terlepas dari kondisi musim dingin yang menggigil. “Jika mereka tahu ada yang tidak mandi, maka mereka akan segera menyiksa orang itu,” tambahnya.

Salah satu bentuk penyiksaan yang paling mengerikan adalah simulasi pemakaman hidup-hidup. “Mereka membungkus kami dalam kain kafan, menghubungkan kami ke kamera dan selang, lalu mengubur kami. Begitu kami hampir mati lemas, mereka membuka sedikit celah udara agar kami tetap hidup,” ungkap Abukhater.

Lebih jauh, para tahanan juga menyaksikan kematian menyedihkan Musaab Haniyeh, keponakan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Musaab mengalami penyiksaan brutal hingga luka-lukanya membusuk dan dipenuhi belatung. “Ia tiba dalam kondisi sehat, tetapi setelah berbulan-bulan disiksa, tubuhnya menyusut hingga setengah dari berat aslinya,” ujar Abukhater.

Selain penyiksaan fisik, para tahanan juga menghadapi pengabaian medis yang fatal. Al-Majdalawi menyebut bahwa seorang tahanan penderita diabetes diabaikan dalam kondisi kritis. “Mereka menunda-nunda perawatan medisnya. Bahkan setelah akhirnya dibawa ke tenaga medis, ia tetap menerima perlakuan kasar,” tuturnya.

Seorang mantan tahanan berusia 62 tahun, yang mengalami berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan masalah prostat, juga menghadapi perlakuan serupa. “Ketika saya pingsan karena kondisi kesehatan saya, mereka menyiramkan air dingin ke tubuh saya untuk membangunkan saya, lalu kembali menyiksa saya,” kenangnya.

Setelah dibebaskan, banyak tahanan mengalami trauma psikologis yang mendalam. Seorang anggota keluarga seorang tahanan yang baru bebas mengatakan bahwa saudaranya kini sangat sensitif terhadap suara dan mudah panik akibat luka batin yang ia alami selama di penjara.

Dalam salah satu kejadian menjelang pembebasan mereka, tentara Israel bahkan memaksa para tahanan mengenakan seragam khusus yang dihiasi Bintang Daud dan bertuliskan “Kami tidak akan pernah lupa, dan kami tidak akan pernah memaafkan.” Namun, setelah mereka dibebaskan, para tahanan membakar seragam tersebut sebagai bentuk perlawanan simbolis.

Kesaksian para mantan tahanan ini menjadi bukti nyata atas kekejaman yang mereka alami di balik tembok penjara Israel. Organisasi hak asasi manusia dan badan internasional terus menekan agar praktik penyiksaan ini diusut secara tuntas, menuntut keadilan bagi para korban yang mengalami penderitaan luar biasa selama berada dalam tahanan. [] N1l

Posting Komentar untuk "Kisah Kelam Tahanan Palestina: Pengalaman Menyedihkan di Penjara Israel"