Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengaktivasi Peran Gen Z dalam Perjuangan Menegakkan Islam Kafah



Oleh: Sherly Agustina, M.Ag (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS), hasil rilis dari Sensus Penduduk 2020 komposisi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur bahwa Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94% populasi. Pertanyaannya, akankah dominasi Generasi Z ini membawa harapan atau sebaliknya? Terutama perannya dalam memperjuangkan Islam kafah. 

Faktanya, Generasi Z saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan. Sebut saja seperti biaya UKT mahal, pengangguran tinggi, gangguan mental, kasus bunuh diri, dan lainnya. Dilansir dari Kompas.id, (24-10-2024), kasus bunuh diri seorang remaja di area parkir Metropolitan Mall Bekasi memberikan gambaran rapuhnya mental generasi muda. 

Selain itu, angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di negeri ini telah mencapai titik kritikal yaitu sebanyak 9,9 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 22,25 % dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil (radarjogjajawapos.com, 23-10-2024)

Kemudahan teknologi banyak memberikan dampak pada Generasi Z, di antaranya tekanan sosial dari media digital. Tak sedikit yang rapuh kesehatan mentalnya karena merasa tertinggal status sosialnya dengan orang lain. Muncul Fenomena fear of missing out (FOMO), di mana seseorang merasa tertinggal dari aktivitas sosial orang lain yang dipamerkan di media sosial, sering kali memicu kecemasan dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. 

Di Indonesia, laporan dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 6,1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Fakta lain menunjukkan bahwa lebih dari 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, khususnya terkait kecemasan dan depresi. (m.kumparan.com, 21-10-2024)

Generasi Z dalam Demokrasi Kapitalisme 

Mengapa semua ini terjadi? Berbagai persoalan di atas muncul sebagai konsekuensi diterapkannya sistem demokrasi kapitalisme yang banyak melahirkan aturan rusak. Gaya hidup materialistik yang lahir dari rahim kapitalisme memberikan dampak negatif pada generasi muda terutama Generasi Z, misalnya FOMO, konsumerisme, hedonisme, permisifisme, dan lainnya. Hal ini memalingkan potensi dan peran mereka yang seharusnya menjadi agent of change, tetapi menjadi follower gaya hidup rusak. 

Kapitalisme menjadikan materi sebagai sumber kesenangan dan kebahagiaan. Tak heran, banyak generasi muda mengejar materi dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan versi kapitalisme. Padahal, kebahagiaan yang ditawarkan dan dijanjikan oleh kapitalisme ialah kebahagiaan semu. Kebahagian yang hanya bersifat sementara dan fatamorgana. Jika mereka tak mendapatkan kebahagian versi kapitalisme, muncul fenomena kasus bunuh diri dan mental illnes.

Selain itu, gaya hidup bebas yang lahir dari rahim demokrasi pun banyak merusak Generasi Z. Fenomena unboxing, banyak gadis sudah tak perawan, free sex dan aborsi merajalela, tawuran di mana-mana, generasi mabuk dan pengguna drugs, pacaran dan zina sudah hal biasa, dan banyak lagi hal negatif lainnya. Generasi Z yang dekat dengan teknologi, namun jauh dari etika dan adab baik terhadap sesama maupun kepada yang lebih tua. Generasi Z pun mengalami krisis akidah, tidak memiliki pondasi yang kuat dalam mengarungi kehidupan.

Tentu hal ini harus segera diatasi, karena Generasi Z sangat potensial memiliki peran yang vital dan modal yang besar sebagai agen perubahan termasuk membangun sistem kehidupan yang sahih. Demokrasi nyata telah menjauhkan Generasi Z dari perubahan hakiki dengan Islam kafah, padahal hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat. Oleh karena itu, Generasi Z membutuhkan adanya partai yang akan membina mereka secara sahih yang mendorong terbentuknya Generasi Z berkepribadian Islam, yang akan membela Islam dan membangun peradaban islam. 

Mengaktivasi Peran Gen Z

Tak ada alasan untuk segera mencampakkan sistem demokrasi kapitalisme yang nyata telah merusak umat. Sebagai gantinya hanyalah sistem Islam yang mampu menyelamatkan umat dari kerusakan terutama Generasi Z. Islam akan mengaktivasi peran generasi muda termasuk Generasi Z yang sangat potensial agar mereka dibina oleh partai yang asasnya akidah Islam dan memiliki tujuan agar syariat diterapkan dalam sebuah negara. 

Karena perubahan hakiki dan dibangunnya peradaban Islam bermula dari sebuah partai politik Islam sebagaimana Rasul pernah mencontohkan. Partai yang aktivitasnya pembinaan agar terbentuk anggota yang memiliki kepribadian Islam, berinteraksi di tengah-tengah umat dengan dakwah, dan menerapkan syariat. Keberadaan partai ini akan memaksimalkan potensi generasi muda dalam kebaikan dan ketaatan. Waktu yang ada hanya untuk melaksanakan perintah Allah, dakwah, dan menebar maslahat untuk umat. 

Tak heran di masa Islam, lahir generasi pejuang, ulama sekaligus ilmuwan yang menebar manfaat untuk umat. Di masa peradaban Islam, lahir generasi yang rela syahid untuk meninggikan kalimat Allah, generasi yang kuat fisik, mental, keimanan, ilmu, dan adab. Generasi yang didamba umat dan dibanggakan oleh Allah dan rasul-Nya. Generasi penakluk seperti Muhammad Al Fatih, di usia muda mampu menaklukkan Konstantinopel. Bukan generasi hopless, rusak, mental illnes, FOMO, dan semisalnya. 

Wahai Generasi Z, segeralah sadar terbangun dari tidur yang terlelap, mimpi dan angan-angan yang panjang. Mari kembali pada Islam yang akan menyelamatkanmu agar mendapat kebaikan di dunia dan akhirat. Jadikan Islam sebagai nafasmu, yang membuatmu tak bisa hidup tanpa Islam. Potensi yang Allah beri jangan disia-siakan selagi nyawa masih menyatu dalam raga agar tak menyesal di akhir hayat. Generasi Z harus bangga berislam kafah dan menjadi pejuang syariat demi terwujudnya peradaban Islam yang cemerlang agar rahmat tersebar ke seluruh alam. Allahua'lam bishawab. 

Posting Komentar untuk "Mengaktivasi Peran Gen Z dalam Perjuangan Menegakkan Islam Kafah"

close