Negara-negara Nordik dan Baltik menegaskan kembali dukungan mereka yang berkelanjutan untuk Ukraina: Kementerian Pertahanan Denmark

Kerusakan setelah serangan Rusia di Konstantinówka, 19 November 2024. (Sumber: AA/ABACA)

Ankara, Visi Muslim - Negara-negara Nordik dan Baltik pada hari Rabu kembali menegaskan dukungan mereka yang berkelanjutan untuk Ukraina, menurut sebuah pernyataan resmi.

Menteri pertahanan dari negara-negara Nordik, negara-negara Baltik, Belanda, Polandia, Inggris, Jerman, dan Ukraina berkumpul di Denmark untuk pertemuan dua hari guna membahas perang di Ukraina.

Menteri pertahanan yang dijamu oleh rekan mereka dari Denmark, Troels Lund Poulsen, "menegaskan kembali dukungan teguh mereka untuk Ukraina dan komitmen mereka untuk melanjutkan dan mengembangkan bantuan militer Eropa Utara kepada Ukraina serta memperkuat kerja sama industri," menurut pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan Denmark yang dirilis setelahnya.

"Para Menteri sepakat untuk memperkuat dan memajukan dukungan militer untuk Ukraina, termasuk melalui keterlibatan industri pertahanan Eropa Utara dan Ukraina. Ini akan semakin memperkuat kapasitas industri dan teknologi Ukraina serta potensi industri pertahanan Eropa," kata pernyataan tersebut.

Para peserta juga menekankan bahwa "tidak ada pembicaraan damai tanpa Ukraina," dan juga "membahas ancaman dan tantangan terhadap keamanan perbatasan timur Aliansi."

Kelompok Utara dibentuk sebagai kelompok informal yang mencakup Inggris, Jerman, Belanda, Polandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Islandia, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Denmark.

Janji ini datang dua bulan sebelum Donald Trump kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden AS, yang mempertanyakan kelanjutan dukungan AS terhadap Ukraina. Trump telah mengkritik bantuan militer sebesar $64,1 miliar yang diberikan AS kepada Ukraina dan berjanji untuk mengakhiri perang dengan cepat, melalui cara yang tidak diketahui.

Kemungkinan penarikan dukungan AS telah mendorong banyak negara Eropa untuk menegaskan kembali dukungan mereka yang berkelanjutan, meskipun masih belum jelas apakah itu akan cukup untuk mendukung upaya perang Kyiv, yang sudah lebih dari 1.000 hari sejak dimulainya konflik oleh Rusia pada Februari 2022.

Berbagi :